Ternyata Ini Rahasia Sukses Teknik Mina Padi, Panennya Berlipat Ganda! - WisataHits
Yogyakarta

Ternyata Ini Rahasia Sukses Teknik Mina Padi, Panennya Berlipat Ganda!

Ternyata Ini Rahasia Sukses Teknik Mina Padi, Panennya Berlipat Ganda!

Apa perbedaan konsep bertani Mina Padi dengan bercocok tanam pada umumnya? Simak ulasannya.

Mimpi – Mina Padi merupakan salah satu jenis pertanian yang menjanjikan. Karena dalam satu pekerjaan petani bisa memanen baik padi maupun ikan dalam satu lahan.

“Konsep Mina Padi adalah menanam padi dan ikan. Jadi mina itu ikan, nasi itu nasi,” SPV Ekonomi Dompet Dhuafa, Nuryanto Harimurti, di persawahan Mina Padi di Polaman, Argorejo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta, Kamis 29 Juni 2022.

Dompet Dhuafa melihat peluang ini dengan bekerja sama dengan Frans Hero Making, konsultan Mina Padi dari Samberembe, Sleman. Sebanyak 34 petani di Sedayu yang membentuk konsep “Pertanian Sehat Indonesia (Mina Padi)” juga sudah merasakan manfaatnya.

Lalu apa perbedaan konsep bertani Mina Padi dengan bercocok tanam pada umumnya? Berikut adalah peringkatnya.

1 dari 5 halaman

Pasti ada aliran air

Pertama, kondisi produksi pertanian Mina Padi adalah lahan dengan air mengalir dan tersedia.

“Ini merupakan syarat pemanfaatan Mina Padi,” kata fasilitator program Dompet Dhuafa Nining Safitri.

mina sedayu© (Foto: Dream.co.id/Okti Nur Alifia)

Jika dilihat, penampakan Mina Padi berisi air sehingga memungkinkan ikan berenang. Nuryanto mengatakan, aliran air di Mina Padi Sedayu berasal dari Sungai Mataram.

“Tersambung ke saluran air Mataram yang tidak putus bertahun-tahun,” kata Nuryanto.

2 dari 5 halaman

Penggunaan jaring yang tidak hanya untuk presentasi

Ada juga perbedaan untuk menggunakan jerat. Jaring padi digunakan di Mina untuk mencegah serangan hama dan burung pada padi.

“Tikus tidak bisa masuk. Tidak mau berenang. Terlindung dari hama karena ada jaring pengaman yang dipasang 15 cm di bawahnya. Hama tidak bisa masuk, mereka hanya bermain-main,” kata Nuryanto.

mina sedayu© (Foto: Dream.co.id/Okti Nur Alifia)

Nuryanto menunjukkan jaring yang dipasang di atas penutup sawah untuk menghindari burung pemakan nasi. Saat burung ingin makan nasi, tubuhnya bisa tersangkut jaring.

3 dari 5 halaman

Sistem tanam Legowo Jajar

Nuryanto mengatakan ada sistem Tajarwo (Tanam Jajar Legowo) yang digunakan untuk mengatur jarak tanam antar tanaman.

Ini adalah pola menjahit yang bergantian antara dua atau lebih hingga 4 baris beras dan satu baris kosong.

mina sedayu© (Foto: Dream.co.id/Okti Nur Alifia)

“Tujuannya untuk mendapatkan sirkulasi dan sinar matahari yang cukup agar bisa kempes. Tajarwo memastikan sirkulasi sinar matahari yang cukup, baik di tengah maupun di sekitar tepinya,” lanjut Nuryanto.

4 dari 5 halaman

Panen ikan dan nasi secara bersamaan

Di akhir musim tanam, petani akan menghasilkan dua tanaman sekaligus, yaitu beras dan ikan yang bisa dijual, serta lauk pauk bagi petani.

“Kelebihannya jelas. Kemarin kami kesulitan dengan lauk pauk, ternyata lauk pauknya tidak perlu dipikirkan,” kata petani Mina Padi di Sedayu, Wagiran.

mina sedayu© (Foto: Dream.co.id/Okti Nur Alifia)

Wagiran pun mengaku penjualannya meningkat hingga 80%, dan mengapresiasi keberadaan Jajar Legowo.

“Apalagi dengan teknologi Jajar Legowo, Top-Cer sebenarnya digunakan untuk 20% lahan untuk tambang,” jelas Wagiran.

5 dari 5 halaman

Simbiosis mutualisme nasi dan ikan

Mina Padi juga menghilangkan aktivitas mati atau penyiangan dapat menghemat energi setiap hari.

“Aktivitas di sawah jadi lebih hemat. Biasanya dia duduk bersih-bersih. Semakin sering pupuk, dia (petani) mulai meninggalkannya,” kata Nuryanto.

Ada juga simbiosis mutualisme antara nasi dan ikan. Kotoran ikan dapat digunakan sebagai pupuk untuk padi. Dan nasi bisa menghasilkan plankton yang bisa dimakan ikan. Hal ini juga menghemat biaya produksi untuk membeli pupuk.

mina sedayu© (Foto: Dream.co.id/Okti Nur Alifia)

“Pupuk jelas berkurang karena kotoran ikan merupakan pupuk terbaik untuk padi. ​​Ini sudah keempat kalinya kami mencobanya. Ternyata hasilnya memuaskan, biasanya petani menggantinya bila tidak sesuai”, kata Nuryanto.

Fasilitator program Dompet Dhuafa Nining Safitri mengatakan teknik Mina Padi bisa menjadi perjalanan edukasi melalui penerapan Jajar Legowo.

Source: www.dream.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button