Tantangan profesional di industri pariwisata semakin kompleks, SV IPB University siapkan SDM yang beretika

menciak

Ketua Program Studi Ekowisata SV IPB University, Kania Sofiantina Rahayu SIKom, MPar, MTHM mengatakan kuliah umum yang ditujukan kepada mahasiswa semester lima ini merupakan transfer ilmu dan praktik yang berlaku sebelum menempuh Kampus Belajar Merdeka (MBKM). ) program.

“Materi yang disampaikan langsung dari praktisi dapat memberikan wawasan yang aplikatif bagi mahasiswa karena berdasarkan pengalaman pembicara. Hal ini diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan kepada mahasiswa terkait dengan etika di lokasi magang dan tantangan pariwisata yang semakin kompleks ke depan,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini, Bimo sebagai contact person menyampaikan pentingnya pelanggan/pengunjung dalam bisnis pariwisata. Pengunjung merupakan tujuan kerja di bidang pariwisata yang harus dipenuhi dan menjadi sumber kehidupan dalam usaha pariwisata.

“Hal ini menunjukkan bahwa prinsip etika harus diterapkan dengan benar dengan bekerja keras, kreatif-inovatif, kooperatif, proaktif, disiplin, apresiatif dan bersyukur. Siapapun yang berkecimpung di bidang pariwisata harus berusaha menjadi pribadi yang mau dan mampu membuat perubahan positif,” ujar pria asli Bandung ini.

Di sektor pariwisata, lanjut Bimo, etika pelayanan menjadi elemen penting yang harus ada. Di bawah etika pelayanan menjaga hubungan baik dengan pengunjung, bekerja sama dan mampu mengubah sikap orang lain sehingga mereka senang dan menghargai saran yang disampaikan.

Menurutnya, pekerjaan di industri pariwisata juga memiliki tantangan besar. Dilihat dari potensi sumber daya alam Indonesia yang beragam dalam skala global, diharapkan ke depan Indonesia dapat menjadi negara besar yang sejajar dengan negara-negara lain di dunia.

“Secara geografis, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi hub industri dan komersial global. Keanekaragaman merupakan aset flora dan fauna, populasi, suku dan budaya yang perlu dikelola dengan bijak,” ujarnya.

Selain itu, Bimo menyoroti keberadaan destinasi wisata dengan aspek legal moral professional yang harus diterapkan. Secara moral, destinasi wisata tidak hanya menawarkan hiburan yang terjangkau dan layak bagi masyarakat, tetapi juga tempat rekreasi yang sehat dan mendidik. “Pengunjung dari berbagai lapisan masyarakat harus bisa mendapatkan pengalaman baru dan melepaskan ketegangan serta peran fungsi lain yang bermanfaat,” ujarnya. [] Hari

Source: bogor-kita.com