Taman Edukasi Bencana di Klaten menjadikan Kali Poitan sebagai magnet perjalanan kelas - WisataHits
Yogyakarta

Taman Edukasi Bencana di Klaten menjadikan Kali Poitan sebagai magnet perjalanan kelas

clats – Aliran sungai dan bantaran Kali Poitan, Desa Jagalan dan Kecamatan Karangnongko berpotensi menjadi destinasi wisata minat khusus. Setelah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Klaten (BPBD) membuat taman pendidikan kebencanaan di daerah tersebut. Ini mengubah area itu menjadi daratan kelas tamasya menarik bagi siswa.

Kali Poitan kini menjadi magnet bagi mahasiswa. Karena didukung oleh sejumlah lembaga pendidikan pengurangan risiko bencana. Terutama ditujukan untuk siswa pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK).

“Kami mendorong tempat ini menjadi salah satu destinasi wisata istimewa. Ini pendidikan kebencanaan untuk anak usia dini,” jelas Kepala BPBD Klaten Sri Winoto, Jumat (7 Oktober).

DIJAMIN KEAMANAN: Anak-anak bermain di aliran air Kali Poitan di Desa Jagalan, Karangnongko, Klaten pada Jumat (7 Oktober). Kawasan ini dikembangkan untuk destinasi minat khusus. (ANGGA PURENDA/RADAR SOLO)

Sri Winoto mengatakan pengembangan destinasi wisata minat khusus dinilai cukup menjanjikan. Melihat kembali taman pendidikan di sebelah kantor BPBD di Klaten. Itu dapat mengunjungi hingga 6.000 siswa setiap tahun. Tidak hanya Kota Cemerlang, tapi juga dari Kabupaten Sukoharjo hingga Gunungkidul.

Nah, letak geografis Sungai Poitan sangat membantu mengedukasi tentang pengurangan risiko bencana. Pihaknya juga bekerja sama dengan pemerintah desa (Pemdes) setempat.

“Tidak ada anggaran khusus untuk memamerkan wahana ini. Kami baru pindah dari Education Park ke Kali Poitan. Sedangkan infrastruktur pendukungnya berasal dari pemerintah desa,” imbuhnya.

Padahal, penetapan kawasan Kali Poitan sudah berlangsung sejak 2014. Warga sekitar yang tergabung dalam beberapa kelompok relawan rutin melakukan pembersihan sungai. Sejumlah pendapa dan paviliun berjajar di tepi sungai. Kawasan ini juga dilengkapi dengan jembatan gantung.

Wahana lainnya yaitu kolam renang, keluar, rubah terbangserta tangga kayu dan tali yang melewati pepohonan.

“Daerah Kali Poitan dulunya penuh dengan pohon bambu dan sampah. Kemudian kita bersihkan bersama warga. Sejauh ini tidak apa-apa. Kemudian akan dikembangkan menjadi potensi wisata,” kata relawan desa Jagalan Agus, 60 tahun.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Jagalan S. Beti Kristanti mengakui kawasan Kali Poitan sedang dikembangkan sebagai objek wisata. keluar sejak 2020. Sempat terhenti selama dua tahun karena pandemi Covid-19.

“Arahnya akan meningkatkan potensi desa Jagalan sebagai destinasi wisata. Daya tariknya adalah wahana dari BPBD Klaten,” jelasnya. (ren/fer/bendungan)

Source: radarsolo.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button