Tahapan penelitian GLOW Edutourism di Kebun Raya Bogor berlanjut - WisataHits
Jawa Barat

Tahapan penelitian GLOW Edutourism di Kebun Raya Bogor berlanjut

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Dengan mengacu pada surat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) nomor B-2406/III.5/DI.03.01/7/2022 tentang Informasi Hasil Analisis ALAN (Artificial Light at Night) dengan pencahayaan buatan dalam program GLOW Kebun Raya Bogor (KRB) dilakukan selama enam bulan atau fase T0 dan T1. Jadi tahap penelitian selanjutnya adalah tahap T2, agar hasil penelitian lebih komprehensif, diperlukan unsur manusia yang ada di dalamnya.

GM Corporate Communication and Security PT Mitra Natura Raya (MNR) Zaenal Arifin menjelaskan, pada tahap penelitian T2 ini, KRB mengundang pengunjung terbatas untuk melengkapi hasil kajian yang komprehensif. Dia juga tidak memastikan apakah ada penjualan tiket saat itu.

“Jadi tidak benar ada penjualan tiket saat ini. Informasi yang beredar setelah kami konfirmasi tiket, ternyata bukan tiket, tapi struk pembayaran stand makanan di kebun raya dan gelang registrasi,” kata Zae, Kamis (18/8).

Zae mengatakan bahwa sebagai bagian dari penelitian lanjutan, GLOW akan melanjutkan dengan mengundang pengunjung terbatas dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa, keluarga, mahasiswa dan dari akademisi hingga individu dari berbagai profesi. Jumlahnya dibatasi maksimal 500 orang per malam.

Oleh karena itu, kegiatan KRB malam untuk tujuan penelitian dilakukan setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Zae mengatakan durasinya hanya tiga jam, dimulai pukul 7 malam WIB dan berakhir pukul 10 malam WIB. Dan luas GLOW di dalam KRB hanya 3 persen dari total luas Kebun Raya Bogor seluas 87 hektar.

“Selama investigasi tahap T2, pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk karena ini merupakan bagian dari program CSR PT MNR sebagai mitra kebun raya bagi masyarakat umum dan warga Bogor pada khususnya. Mohon warga Bogor yang ingin mengetahui tentang program pendidikan KRB pada malam hari dapat berpartisipasi langsung mulai Jumat hingga Minggu,” ujarnya.

Kepala Pusat Penelitian Perlindungan Tanaman, Kebun Raya, dan Kehutanan BRIN Andes Hamuraby Rozak mengatakan terkait hasil penelitian T0 dan T1, tidak ada efek berbahaya bagi tanaman di KRB. Namun fase T2 perlu dilakukan melalui penyajian unsur manusia di dalamnya agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih komprehensif dari para peneliti BRIN.

Selain itu, lanjut Andes, BRIN menyerahkan hasil penelitian tahap T0 dan T1 langsung kepada Wali Kota Bogor. Bahwa hasil penelitian hingga tahap T1 tidak berdampak signifikan terhadap pohon yang terpapar cahaya buatan.

“Munculnya polemik dari sekelompok orang yang mengatasnamakan Kulturis sangat tidak masuk akal, maraknya narasi menyimpang dari kelompok Aliansi Budaya yang menyatakan bahwa GLOW adalah tempat clubbing, mengundang maksiat dan tentu saja minuman beralkohol beredar, tidak itu,” katanya.

Andes menekankan bahwa GLOW merupakan wisata pendidikan pengetahuan kehidupan. Kisah KRB dibalut dengan teknologi yang mengusung pesan kuat melestarikan pelestarian tumbuhan, sejarah dan budaya sunda yang dipadukan dengan komunikasi visual digital, sehingga menarik bagi generasi muda masa kini tanpa mengorbankan nilai-nilai luhur kearifan lokal. budaya Tatar.

Narasi GLOW tidak lepas dari lima pilar kebun raya yaitu konservasi, pendidikan, wisata alam, jasa lingkungan dan penelitian sesuai misi dan fungsi kebun raya itu sendiri.

“Bahkan di dalamnya muncul simbol-simbol kearifan lokal yang sangat kental, seperti suara suling Kacapi, gambar senjata Kujang Maung Boda, bahkan di Taman Astrid, memperlihatkan asal-usul sejarah taman kerajaan Pajajaran Sri Baduga Maharaja alias Prabu Siliwangi, ” katanya.

Source: republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button