Sunan Hotel meluncurkan film pendek tentang keindahan kota Solo - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Sunan Hotel meluncurkan film pendek tentang keindahan kota Solo – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Retno Wulandari (kanan), General Manager Sunan Hotel Solo, berbincang dengan sutradara film pendek Sunan berjudul “2nd Encounter” Fanny Chotimah di Musro The Sunan Hotel Solo, Jumat (30/12/2022). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO — Sunan Hotel Solo punya sesuatu yang spesial di penghujung tahun 2022 dan menyambut tahun 2023 dengan dirilisnya film pendek Sunan berjudul pertemuan ke-2.

Film berdurasi 3 menit ini menampilkan keindahan kota Solo dari berbagai penjuru kota yang penuh cerita dan Hotel Sunan Solo yang merupakan bagian dari kota Solo.

Promosi Hyperlocal Tokopedia Meroket Penjualan Online Sebesar 147%

Film pendek tersebut disutradarai oleh pemenang Penghargaan Citra 2020 untuk Film Dokumenter Terbaik Tahun Ini, Fanny Chotimah. Meski hanya berdurasi tiga menit, Fanny mencoba mengabadikan sudut-sudut kota Solo yang penuh cerita dan kenangan. Mulai dari tempat wisata, pasar, keraton dan sebagainya.

“Film ini hanya beberapa menit, tanpa dialog. Ini untuk membebaskan interpretasi penonton terhadap gambar yang ditampilkan,” ujarnya saat memberikan keterangan terkait film pendek yang sedang dikerjakannya di Musro The Sunan Hotel, Jumat (30/12/2022).

Baca juga: Unik! Hadiah pohon natal dari kue jagung 10 kg di Sunan Hotel Solo

film ke-2 untuk menghadapi atau apa arti pertemuan kedua yang berlangsung di Hotel Sunan Solo dan di beberapa sudut Kota Solo. “Seperti slogan Solo Ya Sunan, bagaimana cara merekam sudut kota Solo dalam film, ada keraton, marka jalan Solo, dan bagaimana posisi Hotel Sunan Solo yang merupakan bagian dari kota Solo Solo dari waktu ke waktu. ke waktu mengikuti denyut nadi perubahan kota Solo,” lanjut Fanny.

Film ini lebih tentang kenangan. Bagi sebagian orang, Solo adalah rumah. Termasuk dirinya yang selalu menganggap Solo sebagai rumahnya. Hal ini juga berlaku bagi Sunan Hotel Solo yang bagi sebagian orang terutama yang pernah menginap di hotel tersebut akan menganggapnya sebagai rumah sendiri.

“Orang yang pernah menginap di Sunan pasti akan kembali ke Sunan. Seperti itulah karakter dalam film ini. Sebagai seorang anak karakter ini sebelumnya [menginap] di Sunan kemudian bertemu dengan seorang anak laki-laki. Ternyata mereka dipertemukan di Sunan setelah belasan tahun,” ujarnya.

Baca Juga: Apresiasi Wanita Veteran dan Penjaga Kebaya di Hari Ibu

Fanny Chotimah lahir di Bandung pada tanggal 18 November 1983 dan saat ini berdomisili di Solo. Film dokumenter panjang fitur yang menjadi debut penyutradaraannya yang pertama, Kamu dan aku (2020) memenangkan Piala Citra dan Piala Maya untuk Film Dokumenter Panjang Terbaik.

Ia juga memenangkan Asian Perspective Award di DMZ International Film Festival Korea dan Next:Wave Award di CPH:DOX Kopenhagen, Denmark. Fanny saat ini tergabung dalam Komunitas Film Kembang Gula dan telah memproduksi beberapa film pendek, antara lain Saya dan Bineka (2020) dan rasa (2021).

Sementara itu, General Manager Sunan Hotel Solo Retno Wulandari mengatakan film pendek tersebut dapat menggugah semangat penonton untuk kembali pulang ke Kota Solo. “Kami sengaja memilih Fanny Chotimah untuk membantu kami mewujudkan film pendek The Sunan Hotel Solo. Kami juga ingin memberinya penghargaan, prestasinya luar biasa,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, manajemen The Sunan Hotel Solo memberikan penghargaan kepada Fanny Chotimah atas dedikasi, prestasi dan inspirasinya, serta atas karya-karyanya yang mewarnai kota Solo.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button