Sumber kekecewaan Jenon, Boonspring Rises
Objek Wisata Desa Tidak semua ramai pada hari libur di Nataru
KABUPATEN – Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) belum tentu berdampak baik bagi objek wisata desa di Kabupaten Malang. Contohnya Wisata Kolam Renang Sumber Jenon, Desa Gunungronggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Obyek wisata ini belum merasakan efek liburan Nataru. Meski liburan Natal sudah berakhir, hanya antara 50 hingga 60 orang yang mengunjungi properti setiap hari. Sedangkan jumlah pengunjung sekitar 80 orang di hari biasa dan mencapai 150 orang di akhir pekan. Sebaliknya, pada liburan Natal lalu, tidak ada peningkatan yang signifikan.
Hal ini membuat manajemen perusahaan desa Gunungrejo (BUMDes) bingung. “Uang yang kita setorkan ke BUMDes itu 20 persen dari pengunjung. Kalau sepi pengunjung, lalu bagaimana?” kata Achmad Sholeh, pengelola unit usaha BUMDes Lumbung Argo Tirto, Desa Gunungronggo, Kecamatan Tajinan, Selasa (27/12).
Menurut dia, kolam renang biasanya menyumbang Rp 9-11 juta setiap tahun. Namun, sejak merebaknya pandemi Covid-19, pendapatan dari kolam renang merosot tajam.
Berbeda dengan tahun 2019 lalu, pendapatan yang ia peroleh dari penjualan tiket mencapai Rp 89 juta. Pada tahun 2020 meningkat menjadi Rp 193 juta. “Tapi untuk waktu yang lama tidak ada batasan. Dan dampak kolam renang ini pada 2021 akan turun menjadi hanya Rp 70 juta per tahun,” ujarnya.
Itu sebabnya dia khawatir pada tahun 2022. Namun, ia mulai merambah dengan meningkatkan media sosial sebagai tautan penghubung bagi pengunjung. Misalnya rajin posting foto, promosi dan sebagainya.
Ia melanjutkan, jumlah pengunjung akan meningkat pada liburan Natal yang direncanakan Achmad pada 24-25 Desember ini. Namun, patokan itu mati. Bahkan, jumlah pengunjung masih sama dengan hari biasa, meski pembatasan pengunjung sudah tidak diberlakukan seperti tahun lalu. “Cuaca mungkin menjadi alasannya. Karena akhir-akhir ini sering turun hujan. Orang malas keluar,” katanya.
Berbeda dengan Sumber Jenon, Eco Tourism Boonpring Andeman dan Sanankerto Village, Turen telah pulih dari dampak ekonomi pandemi. Bahkan ditargetkan peningkatan pengunjung bisa mencapai 4-5 kali lipat hingga akhir tahun 2022.
“Kami perkirakan hingga 5.000 pengunjung pada hari libur di akhir tahun. Kalau hari biasa masih dikunjungi 1.000 hingga 1.500 orang sehari di masa pandemi,” kata Samsul Arifin, Direktur BUMDes Kerto Raharjo, Desa Sanankerto kemarin. Menurut Samsul, tekanan pandemi terhadap pariwisata belum sepenuhnya mereda.
Bahkan, perekonomian secara umum membaik. Namun, rutinitas kunjungan wisatawan tidak 100 persen seperti sebelum pandemi. Samsul membandingkan, di era Covid-19 ini, jumlah kunjungan liburan akhir tahun tersendat. Saat itu, di puncak popularitas Boonspring, pengunjung yang berjumlah puluhan ribu adalah pemandangan biasa.
“Rekor tertinggi ada di akhir tahun 2019. Kita bisa sampai 12.000 tamu per hari. Sekarang bisa 5.000, baguslah,” kata Samsul. Dari pengawasan, kawasan Boonspring masih bekerja dengan sistem aslinya. Pengunjung membayar tiket Rp 10.000 untuk hadir.
Danau dan perahu kayuh menjadi daya tarik utama. Perahu dayung berbentuk angsa yang bisa mengangkut dua orang. Ratusan jenis tanaman bambu juga masih dimanfaatkan untuk menarik wisatawan. Termasuk fitur air dan kolam di area bermain Boonspring.
Samsul optimistis bisa menjadi katalis kinerja Boonpring 2023 hingga akhir tahun ini. Sekaligus akan mendorong peningkatan wisatawan dari luar daerah. (nif/sirip/tutup)
Source: news.google.com