Situs Watu Gilang memiliki banyak ukiran binatang - WisataHits
Yogyakarta

Situs Watu Gilang memiliki banyak ukiran binatang

Situs Watu Gilang memiliki banyak ukiran binatang

tanpa judul

Krjogja.com – YOGYA – Yogyakarta memiliki banyak peninggalan sejarah seperti candi, prasasti, stupa dan lain-lain. Salah satu situs sejarah yang belum banyak diketahui masyarakat adalah situs Watu Gilang yang terletak di Desa Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Bantul.

Dosen Teknik Sipil Universitas Janabadra Yogyakarta Herlina Susilawati ST MEng mengatakan, nama Watu berarti batu sedangkan Gilang berarti terang atau berkilau. Gilang juga bisa diartikan melintang, miring, atau melintang di tengah.

“Karena di tengahnya terdapat sebuah batu, dan di atas batu tersebut terdapat berbagai ukiran gambar prasasti dengan berbagai bentuk, dan setiap ukiran prasasti tersebut memiliki arti tersendiri dengan bentuk yang sangat indah, sangat menawan, sehingga dinamakan Watu Gilang,” Herlina ujar Kryogya.com, Kamis (26/1/2023).

Menurut Herlina, Watu Gilang letaknya persis di seberang, namun roboh/jatuh/runtuh di tengah perkampungan padat penduduk, menurut warga sekitar.
nama Gil.

Sekilas, situs ini mungkin ada kaitannya dengan sejarah kerajaan Mataram Islam di Kotagede. Meski namanya sama, situs ini tidak ada hubungannya dengan situs Watu Gilang di Kotagede, yang erat kaitannya dengan sejarah raja Mataram pertama, Panembahan Senopati.

Menurut informasi situs, Watu Gilang merupakan situs purbakala berupa monolit tufa berukuran besar. Situs Watu Gilang berbentuk kotak dengan ukuran sisi sekitar 260 cm dan tinggi 100 cm. Ukuran permukaan Watu Gilang sedikit lebih kecil, sekitar 240 x 230 cm, dan terdapat lubang di tengahnya dengan diameter 18 cm dan kedalaman 15 cm.

Salah satu yang menarik dari situs Watu Gilang adalah pahatan relief yang terdapat di keempat sisi batunya. Di setiap sisinya tampak dipenuhi ukiran rumit berupa garis bergelombang, ornamen, bunga dan sepasang binatang di lapangan persegi.

Terdapat ukiran binatang berupa ikan dan musang di dinding utara Watu Gilang. Di sisi timur terdapat ukiran berupa sapi dan kambing. Di sisi selatan terdapat ukiran berbentuk burung dan kuda. Di sebelah barat terdapat pahatan berbentuk gajah dan kuda terbang dengan sayap terbentang.

Penduduk setempat mengatakan dari berbagai sumber bahwa gambar hewan pada panel ukiran adalah simbol karakter wayang. Namun, sampai saat ini para ahli belum bisa memahami fungsi dan makna ukiran relief tersebut.

Seorang warga yang bertugas menjaga dan memelihara kompleks Watu Gilang menuturkan, Watu Gilang merupakan peninggalan tokoh wayang terkenal, yakni Parikesit, putra Abimanyu atau cucu Arjuna, berdasarkan cerita yang beredar.

Para ahli memperkirakan ukiran Watu Gilang ini berasal dari bahasa Sansekerta kuno dan diyakini dibuat pada masa Mataram Hindu. Meski tidak ada pagar atau atap, kondisi situs Watu Gilang bersih, terawat, dan tertata rapi.

Herlina mengajak semua pihak untuk menjaga situs Watu Gilang dan memperkenalkannya kepada masyarakat luas agar warga sekitar dapat merasakan manfaatnya untuk meningkatkan perekonomian sebagai tempat tujuan wisata. “Banyak juga penemuan lainnya di dekat situs Watu Gilang, Candi Mantub, Candi Gampingan, mata air, mata air dan kolam,” pungkasnya. (Pengembang)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button