Sistem Manajemen Pasar Utama tidak jelas - WisataHits
Jawa Timur

Sistem Manajemen Pasar Utama tidak jelas

Pemerintah kota sedang menunggu instruksi dari Direktorat Jenderal Cipta Karya

KOTA BATU – Konstruksi terus melaju di pasar induk Tani. Diharapkan akan diresmikan pada Desember 2022. Namun, masih belum jelas bagaimana sistem pengelolaan pasar akan dirancang sebagai pasar. Jika konsep pengelolaannya tidak jelas, tidak menutup kemungkinan niat untuk mengubah pasar induk menjadi pasar pariwisata bisa gagal.

Sejauh ini, Pemprov DKI masih bingung dengan model pengelolaan pasar ke depan. Buktinya, setiap wartawan di surat kabar ini menegaskan bahwa tidak pernah ada jawaban yang pasti. hal
tidak ada kaitannya dengan kemajuan pembangunan. Karena semakin lama semakin cepat. Padahal pekerjaan konstruksi sudah berlangsung selama enam bulan.
Misalnya, ketika dia bertanya kepada kepala dinas koperasi, mikro, perindustrian dan perdagangan, Eko Suhartono, dia menjawab
masih berenang. Pihaknya mengaku masih mempertimbangkan pilihan antara dikelola Badan Umum Daerah (BLUD), Unit Pelaksana Teknis (UPT) atau Perusahaan Daerah (Perumda).

“Yang jelas kami diperingatkan oleh walikota untuk segera mencari pengelola toko yang tepat. Karena dari segi bangunan dan pengoperasiannya jelas berbeda. Jadi pemimpinnya juga harus beda,” kata Eko. Namun, dia tidak bisa menjelaskan sistem mana yang dipilih dan sistem mana yang layak.

Ia mengatakan saat ini sedang berkonsentrasi pada hal-hal yang ada di pasaran terlebih dahulu. Bagaimana Pengelolaan Sampah Menjadi Listrik. Limbah dari pasar induk dikelola bersama dengan dinas lingkungan. “Gunakan token untuk daya nanti. Makanya masih kita kaji dan pikirkan dulu,” serunya.

Eko juga mengatakan jika ingin pasar sudah siap pada Desember. Sesuai dengan harapan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko. Bukan hanya kepemimpinan pasar yang masih belum jelas. Begitu pula dengan manajemen gedung. Menurut Yulianto, Kepala Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kota Batu Bangun, pihaknya masih menunggu arahan dari pemerintah pusat. Karena anggaran yang digunakan menggunakan APBN.

“Namun kami terus berkomunikasi dengan Dinas Prasarana Perumahan Jawa Timur, Ditjen PUPR PUPR di Surabaya. Kami selalu mengadakan pertemuan penilaian mingguan. Dari situ kita tahu perkembangannya setiap minggu,” kata Bangun. Hal itu dilakukan sebagai semacam arahan pengelolaan gedung dari Direktorat Jenderal Hak Cipta. (lima/penutup)

Pemerintah kota sedang menunggu instruksi dari Direktorat Jenderal Cipta Karya

KOTA BATU – Konstruksi terus melaju di pasar induk Tani. Diharapkan akan diresmikan pada Desember 2022. Namun, masih belum jelas bagaimana sistem pengelolaan pasar akan dirancang sebagai pasar. Jika konsep pengelolaannya tidak jelas, tidak menutup kemungkinan niat untuk mengubah pasar induk menjadi pasar pariwisata bisa gagal.

Sejauh ini, Pemprov DKI masih bingung dengan model pengelolaan pasar ke depan. Buktinya, setiap wartawan di surat kabar ini menegaskan bahwa tidak pernah ada jawaban yang pasti. hal
tidak ada kaitannya dengan kemajuan pembangunan. Karena semakin lama semakin cepat. Padahal pekerjaan konstruksi sudah berlangsung selama enam bulan.
Misalnya, ketika dia bertanya kepada kepala dinas koperasi, mikro, perindustrian dan perdagangan, Eko Suhartono, dia menjawab
masih berenang. Pihaknya mengaku masih mempertimbangkan pilihan antara dikelola Badan Umum Daerah (BLUD), Unit Pelaksana Teknis (UPT) atau Perusahaan Daerah (Perumda).

“Yang jelas kami diperingatkan oleh walikota untuk segera mencari pengelola toko yang tepat. Karena dari segi bangunan dan pengoperasiannya jelas berbeda. Jadi pemimpinnya juga harus beda,” kata Eko. Namun, dia tidak bisa menjelaskan sistem mana yang dipilih dan sistem mana yang layak.

Ia mengatakan saat ini sedang berkonsentrasi pada hal-hal yang ada di pasaran terlebih dahulu. Bagaimana Pengelolaan Sampah Menjadi Listrik. Limbah dari pasar induk dikelola bersama dengan dinas lingkungan. “Gunakan token untuk daya nanti. Makanya masih kita kaji dan pikirkan dulu,” serunya.

Eko juga mengatakan jika ingin pasar sudah siap pada Desember. Sesuai dengan harapan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko. Bukan hanya kepemimpinan pasar yang masih belum jelas. Begitu pula dengan manajemen gedung. Menurut Yulianto, Kepala Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kota Batu Bangun, pihaknya masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat. Karena anggaran yang digunakan menggunakan APBN.

“Namun kami terus berkomunikasi dengan Dinas Prasarana Perumahan Jawa Timur, Ditjen PUPR PUPR di Surabaya. Kami selalu mengadakan pertemuan penilaian mingguan. Dari situ kita tahu perkembangannya setiap minggu,” kata Bangun. Hal itu dilakukan sebagai bentuk arahan pengelolaan gedung dari Direktorat Jenderal Hak Cipta. (lima/penutup)

Source: radarmalang.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button