Sejarah Perkembangan Trem Dari Masa Hindia Belanda Hingga Sekarang Hal - WisataHits
Jawa Timur

Sejarah Perkembangan Trem Dari Masa Hindia Belanda Hingga Sekarang Hal

KOMPAS.com – Trem merupakan moda transportasi yang populer pada masa kolonial. Trem mulai beroperasi di Batavia pada tahun 1869 dan di Surabaya pada tahun 1889.

Setelah beroperasi, jalur trem mulai berkembang dari jalur trem bertenaga kuda menjadi jalur trem uap dan jalur trem listrik.

Kehadiran trem saat itu membawa banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia, bahkan banyak serikat pekerja yang bergantung pada moda transportasi ini.

Namun pada akhirnya, trem dihapuskan di Indonesia. Trem dihapuskan di Jakarta pada tahun 1962 dan tidak digunakan lagi di Surabaya sejak tahun 1970-an.

Lantas bagaimana sejarah dan perkembangan trem pada masa Hindia Belanda hingga saat ini?

Baca Juga: Sejarah Trem di Jakarta

Waktu Hindia Belanda

jakarta

Trem pertama kali beroperasi pada zaman Hindia Belanda, tepatnya pada tahun 1869 di Jakarta.

Awalnya, trem ini digerakkan oleh tenaga kuda yang mampu mengangkut sekitar 40 penumpang.

Ada dua jalur yang dilalui trem ini, yakni Tanah Abang menuju Jatinegara.

Namun usia trem kuda ini tidak terlalu tinggi, yakni 12 tahun. Karena jauhnya jarak yang harus ditempuh membuat banyak kuda yang menarik tram.

Selain itu, kuda-kuda ini sering buang air besar dan buang air kecil sembarangan sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap.

Harga pakan kuda pun naik, sehingga pada tahun 1880-an pemerintah memutuskan untuk mengganti trem kuda dengan trem uap.

Trem uap mulai beroperasi di Jakarta pada tanggal 18 September 1811.

Trem uap bekerja cukup lama yaitu 20 tahun, sebelum digantikan oleh trem listrik karena trem uap dianggap sebagai pencemar udara.

Ide penggunaan trem listrik sebenarnya sudah dikemukakan oleh seorang ahli listrik Belanda bernama Van Zwieten sejak tahun 1886.

Namun, ide ini tidak dapat direalisasikan hingga 10 April 1899.

Namun, setelah lebih dari 50 tahun beroperasi, trem listrik di Jakarta akhirnya dihapus sekitar tahun 1960-an.

Pasalnya, trem listrik dinilai tidak sesuai dengan kondisi kota Jakarta yang saat itu sudah padat.

Keberadaan trem listrik tergantikan oleh bus karena kondisi jalan raya di Jakarta jauh lebih baik dengan aspal.

Baca juga: Kenapa Trem Dianggap Simbol Kolonialisme bagi Orang yang Berpindah?

Surabaya

Selain Jakarta, trem juga populer di Surabaya, Jawa Timur.

Trem di Surabaya mulai beroperasi sekitar abad ke-19 di kota yang diliput oleh Ooster Java Stoomtram Maatschappij (OJS), perusahaan manajemen trem.

Pada tahun 1889, trem di Surabaya mulai melewati tiga jalur yaitu Ujung Sepanjang, Mojokerto-Ngoro dan Gemekan-Dinoyo.

Selain itu, antara tahun 1913 dan 1916, jalur di sisi barat pusat kota dibuka.

Trem terus mengalami pengembangan seiring dengan moda transportasi lainnya, termasuk bus.

Pada zaman Hindia Belanda, jalur trem cukup menguntungkan bagi masyarakat.

Pada tanggal 3 Oktober 1947, sebuah trem listrik melintasi Stasiun PleinArsip Nasional Republik Indonesia Trem listrik melintasi stasiun Plein pada 3 Oktober 1947

Diketahui pada tahun 1927 sekitar 11,4 juta orang menggunakan trem listrik dan 5,2 juta orang lainnya menggunakan trem uap.

Sayangnya, dengan munculnya moda transportasi lain seperti bus, mobil, dan taksi, keberadaan trem mulai menghilang.

Padahal, dulu pembagian kelas dilakukan sesuai harga tiket agar bisa naik tram.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengambil alih trem dan kereta api.

Otoritas perkeretaapian kemudian membagi penumpang menjadi dua kategori, yakni kelas I seharga 15 sen dan kelas II seharga 10 sen.

Ironisnya, situasi ini semakin memperburuk trem.

Trem akhirnya berhenti beroperasi di Surabaya pada tahun 1970.

Baca Juga: Mengapa Trem Menghilang di Indonesia?

Hadiah

Saat ini trem sudah tidak digunakan lagi karena transportasinya sudah jauh lebih modern.

Trem telah digantikan oleh bus, mobil, sepeda motor, pesawat, kereta api, dan moda transportasi lain yang lebih sesuai.

Meski trem banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia pada masa Hindia Belanda, kendaraan ini pada akhirnya harus disingkirkan.

Keputusan penghapusan trem di Indonesia juga didasari oleh buruknya pengelolaan trem saat itu.

Selain itu, sering terjadi masalah pada catu daya, sehingga trem sering berhenti mendadak.

Presiden Soekarno akhirnya memutuskan untuk meniadakan trem karena menurutnya sudah tidak sesuai lagi dengan citra Jakarta yang semakin modern saat itu.

Trem juga dihapuskan pada masa Orde Lama, yaitu di Jakarta pada tahun 1962 dan di Surabaya pada tahun 1970.

Meski demikian, istilah trem kembali terdengar akhir-akhir ini.

Pasalnya, ditemukan rel trem tua peninggalan kolonial Belanda di Kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, yang menghebohkan masyarakat Indonesia.

Sehubungan dengan penemuan ini, beberapa peminat juga berharap agar rel trem lama dapat dilestarikan dan digunakan kembali.

Harapannya, jalur trem lama bisa direlokasi ke hub wisata Kota Tua, Jakarta.

Namun, rel trem yang berusia sekitar dua abad itu harus disimpan lebih lama.

Pengamatan dan penilaian awal dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip arkeologi yang baik.

Hubungan:

  • Arsip Nasional RI. (2015). Sumber Naskah Arsip Perkeretaapian di Indonesia. Arsip Nasional RI.
  • Saputra, Muhammad Hadian. (2022). Perkembangan trem Batavia 1869-1930. Studi Sejarah Mosaik. Volume 13, Nomor 1, 2022.

dapatkan pembaruan pesan yang dipilih dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Yuk gabung di grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu gabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel Anda.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button