Sejarah Museum Ambarawa, Halaman Stasiun Tua 1,5 Abad Semua - WisataHits
Jawa Tengah

Sejarah Museum Ambarawa, Halaman Stasiun Tua 1,5 Abad Semua

Sejarah Museum Ambarawa, Halaman Stasiun Tua 1,5 Abad Semua

KOMPAS.com – Museum Kereta Api Ambarawa atau dikenal juga dengan Museum Kereta Api Indonesia menampilkan koleksi perkeretaapian dari zaman Hindia Belanda hingga masa pra kemerdekaan Republik Indonesia, mulai dari sarana, prasarana dan kelengkapan administrasi.

Menurut publikasi resmi PT Kereta Api Wisata (KA Wisata), the Kompas.com Terima kasih, museum yang terletak di Jalan Stasiun Panjang Kidul Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang ini awalnya merupakan stasiun bernama Stasiun Willem I.

Baca juga:

Stasiun Willem I dibangun oleh perusahaan kereta api swasta bernama Nedherlandsch Indian Spoorweg Maatschappij (NISM) dan diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873 sebagai terminal jaringan kereta api yang dibangun oleh NISM.

Diduga kuat pembubuhan nama Willem I merujuk pada Benteng Willem I yang letaknya tak jauh dari stasiun.

Pembangunan jalur kereta api di Ambarawa

Jalur kereta api di Ambarawa dibangun oleh NISM pada tahun 1873, bertepatan dengan peresmian Stasiun Willem I (Stasiun Ambarawa).

Pembangunan ini merupakan syarat yang harus dipenuhi NISM untuk mendapatkan izin konsesi pembangunan jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) pertama.

Kereta wisata di Museum Kereta Api Ambarawa.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Kereta wisata di Museum Kereta Api Ambarawa.

NISM juga harus membangun jalur kereta api sepanjang 37 kilometer antara Kedungjati dan Ambrawa untuk keperluan militer hingga akhirnya jalur ini berhasil dibuka oleh NISM pada tahun 1907.

Dua tahun sebelumnya, pada 1 Februari 1905, pembangunan jalur kereta api menuju Secang-Magelang yang memiliki jalur kereta api khusus dengan rel berpaku dilanjutkan.

Renovasi Stasiun Ambarawa

Renovasi bangunan stasiun Ambarawa dilakukan dua tahun setelah pembangunan jalur KA khusus Secang-Magelang. Renovasi stasiun dilakukan dengan mengganti bahan asli kayu dan bambu dengan batu bata.

Pada awal pengoperasiannya, Stasiun Ambarawa digunakan sebagai sarana angkutan barang ekspor dan angkutan militer di Jawa Tengah.

Stasiun Ambarawa sekitar tahun 1905.Dermaga. Stasiun PT KAI Ambarawa sekitar tahun 1905.

Setelah penutupan jalur kereta api Ambarawa pada tahun 1976, stasiun Ambarawa ditetapkan sebagai museum kereta api oleh Gubernur Jawa Tengah saat itu, Supardjo Rustam.

Rencana ini bertujuan untuk menyelamatkan sisa-sisa lokomotif uap sekaligus sebagai salah satu tempat wisata di Jawa Tengah.

Stasiun Ambarawa dipilih karena Ambarawa memiliki latar belakang sejarah yang kental dengan perjuangan kemerdekaan yaitu Pertempuran Ambarawa.

Baca Juga: PPKM Dicabut, Kunjungan Wisata Kabupaten Semarang Optimis Meningkat

Selain itu, Stasiun Ambarawa saat itu juga memiliki teknologi lama yang masih bisa dioperasikan.

Beberapa koleksi aset kereta api bersejarah antara lain 24 lokomotif uap, lima lokomotif diesel, enam kereta kayu dan gerbong dari berbagai daerah.

“Museum ini bukan hanya tempat wisata sejarah, tapi juga bisa disewa untuk pameran, ruang pertemuan, pemotretan, syuting, pernikahan, festival, bazaar, workshop, dll,” kata Ilud Siregar, Humas PT Kereta Api Wisata dalam siaran pers. Kompas.com menerima.

dapatkan pembaruan pesan yang dipilih dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Yuk gabung di grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu gabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel Anda.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button