Sebelum Nataru, produksi keripik buah dan tempe di Kota Batu sudah kebanjiran permintaan - WisataHits
Jawa Timur

Sebelum Nataru, produksi keripik buah dan tempe di Kota Batu sudah kebanjiran permintaan

Menjelang hari raya di Nataru, para pengusaha keripik buah dan tempe kebanjiran order dan menerima banyak permintaan delivery keripik. [anas bahtiar/bhirawa]

Steinstadt, Bhirawa

Mendekati liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) merupakan momen bagi pelaku pariwisata di Kota Batu untuk mendapatkan tambahan penghasilan dari peningkatan kunjungan wisatawan. Tidak terkecuali para pelaku usaha yang memproduksi keripik buah dan keripik tempe yang tersebar luas di kota ini. Mereka kebanjiran pesanan, dengan banyaknya permintaan pengiriman keripik khas Kota Batu.

Salah satu pengusaha keripik buah di Desa Tulungrejo, Kota Batu, Khamim Tohari mengatakan, peningkatan permintaan pasokan keripik sudah dirasakan sejak awal Desember 2022. Berbagai jenis keripik yang dipesan antara lain keripik apel, pisang, nangka, mangga, nanas dan rujak.

“Kenaikannya mencapai 60 persen. Sebagian besar kami kirim ke toko-toko souvenir di Malang Raya. Selain itu permintaan pengiriman keripik dari Bandung, Jakarta, hingga Lampung juga datang,” ujar Khamim, Minggu (11/12).

Untuk menutupi permintaan yang meningkat, pihaknya membutuhkan bahan baku sebanyak 1,5 hingga 2 ton per hari. Padahal dulu hanya dibutuhkan 1 ton bahan baku untuk memproduksi keripik buah.

Namun, produksi keripik buah kali ini berjalan beriringan dengan kenaikan harga. Hak ini disebabkan beberapa faktor antara lain kenaikan harga BBM dan kebutuhan pokok lainnya.

Khamim menjelaskan, dibandingkan harga keripik buah sebelumnya, ada selisih sekitar Rp 5.000. Dia mencontohkan keripik apel saat ini harganya Rp 95.000 per kg, keripik nangka Rp 120.000 per kg. “Sekarang keripik mangga Rp 95.000 per kilo, keripik nanas Rp 100.000 per kilo, keripik salak Rp 85.000 per kilo dan keripik pisang Rp 80.000 per kilo,” jelas Khamim.

Pria yang juga Ketua Komisi C DPRD Kota Batu itu menjelaskan, usaha keripiknya memberdayakan 50 orang warga sekitar jelang musim Nataru. Dan sebagai bahan baku apel digunakan spesies Manalagi yang berkualitas baik. Kebetulan bahan baku tersebut tersedia setiap hari di wilayah Desa Tulungrejo.

“Kalau nangka memang musiman, bulan ini banyak, tapi nanti di bulan kedua 2023 komoditasnya berkurang,” imbuhnya.

Di sisi lain, Pemkot Batu terus memberikan dorongan dan dukungan agar produk UMKM memiliki pangsa pasar yang lebih besar melalui jalur ekspor. Dan dorongan ini terealisasi pada 5 November 2022. Saat itu, Wali Kota Batu Hj Dewanti Rumpoko memberangkatkan satu truk berisi 20.000 paket keripik tempe produksi UMKM untuk diekspor ke luar negeri.

Keberangkatan itu langsung di lokasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) penghasil keripik tempe, yakni PT Arjuna Citra Indonesia, Kota Batu. Lebih dari 1 ton produk UMKM dari tempat ini siap diekspor ke Malaysia, Singapura, Hongkong dan Brunei Darussalam.

“Alhamdulillah saya tidak hanya bangga tapi terharu. Mudah-mudahan ekspor pertama ini disusul ekspor kedua, ketiga dan seterusnya,” kata Hj Dewanti Rumpoko, Wali Kota Batu, sambil melepas truk kontainer yang mengangkut hasil ekspor tersebut. (nas.bb)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button