Sampah berserakan di ruas Jalan Dusun Dampit Magelang, menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu pengendara - WisataHits
Yogyakarta

Sampah berserakan di ruas Jalan Dusun Dampit Magelang, menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu pengendara

Sampah berserakan di ruas Jalan Dusun Dampit Magelang, menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu pengendara

Laporan reporter Jogja Tribune Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Kondisi ruas jalan di Dusun Dampit, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang tampak penuh sampah.

Sebuah spanduk dipasang di situs oleh pengawasan di tempat yang berbunyi, “Jangan membuang sampah di sini, tidak ada tempat pembuangan sampah umum.”

Kata warga setempat Prastiyo tempat ini dulunya adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPS).

Namun sekitar dua bulan TPS ditutup dan dipasang spanduk agar tidak lagi membuang sampah di sana.

Baca Juga:Pengolahan Sampah Organik di Candi Borobudur Jadi Alternatif Tempat Wisata Edukasi

“Setahu saya, operator TPS adalah salah satu rumah di sini. Namun, dia mengatakan ingin memindahkan lokasi TPS agar ditutup. Tidak boleh lagi membuang sampah di sana. Makanya ada peringatan besar soal pagar itu,” jelasnya dalam rapat, Minggu (22/1/2023) di rumahnya.

Menurut dia, tumpukan sampah di jalan itu sangat mengganggu.

Bahkan, warga lainnya juga mengeluhkan hal yang sama, terutama bau yang berasal dari sampah.

“Warga sangat mengeluhkan, terus terang juga mengganggu jalan dan ada larangan kok masih kurang percaya diri. Harusnya mereka percaya diri, tidak boleh lagi membuang sampah di sana, kok masih ada yang membuangnya,” ujarnya.

Tak hanya itu, kata dia, sampah yang berserakan di jalan juga mengganggu kendaraan yang melintas.

Apalagi saat hujan, membuat jalan semakin licin.

“Ya, itu juga berbahaya bagi pengemudi saat hujan. Sampah-sampah itu bisa membuat jalanan menjadi licin, apalagi saat kondisi jalan turun ke sana. Ini sangat berbahaya,” jelasnya.

Sementara itu, saat dihubungi secara terpisah, Eko Sungkono, Kepala Desa Mertoyudan mengatakan, TPS tersebut dikelola oleh pengembang.

“Itu yang membuang sampah warga yang tidak bertanggung jawab. Kalau desa tidak berhasil,” jelasnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button