Ratusan pesepeda berkerikil mencoba jalur ekstrem sepanjang 110 kilometer: Merapi ke Sungai Progo - WisataHits
Yogyakarta

Ratusan pesepeda berkerikil mencoba jalur ekstrem sepanjang 110 kilometer: Merapi ke Sungai Progo

Harianjogja.com, JOGJA—Sedikitnya 250 pehobi sepeda kerikil akan mengikuti Blusukan pada Sabtu (8 Juni 2022) dengan rute ekstrem lebih dari 110 kilometer. Rute ini berangkat dari kawasan Merapi menuju sungai Progo. Ajang gravel fondo pertama bertajuk Avelio Dolan Kebon akan menjadi pengungkit perekonomian di sektor pariwisata karena akan diikuti oleh berbagai kota di Indonesia.

Ketua Panitia Kegiatan Avelio Dolan Kebon Septyadi Pityanta menjelaskan, kegiatan ini diikuti oleh ratusan pecinta sepeda kerikil dari berbagai kota di Indonesia. Peserta terjauh dari Pontianak. Pengendara sepeda mulai dan berakhir sekitar Gelanggang RemajaSleman kemudian menempuh jarak 110 kilometer dalam waktu sekitar sembilan jam. Menariknya, dari 110 km tersebut, hanya 30% yang berupa jalan aspal atau jalan aspal, sisanya 70% merupakan trek Blusukan ekstrim.

“Salah satu jalur yang paling menantang ada di 28 km dan 60 km, ini era lereng Gunung Merapi Sungai Gendol dimana jalur ini cukup menantang dan berbahaya,” katanya dalam keterangan di kantor pusat bank BPD DIY. Kamis (8/4/2022).

Ia mengklaim jalur yang akan ditempuh sebagian besar belum terjamah oleh komunitas bersepeda dan menawarkan pemandangan yang sangat menarik bagi wisatawan. Konsep acaranya non-kompetitif, sehingga para peserta tidak hanya berlatih, tetapi juga berwisata, mengunjungi sejumlah tempat menarik.

BACA JUGA: UPT PPA Jogja Estimasi Penolakan Tersangka Pra Persidangan Kasus Pemerkosaan Umbulharjo

“Banyak tempat menarik yang akan dilalui, seperti lereng Merapi, bekas tambang pasir di Cangkringan, hingga lokasi budidaya tanaman Mendong di kawasan Sungai Progo, tepat di Lendah Kulonprogo,” ujarnya.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, panitia membentuk tim kesehatan dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk mempermudah akses. “Kami bersiaga di rute berbahaya,” katanya.

Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Karena di beberapa tempat pemberhentian melibatkan penduduk setempat untuk sajian kulinernya. Selain itu, diharapkan keberadaan jalur-jalur yang menarik dapat dieksplorasi ke depannya, sehingga banyak yang memanfaatkannya dan berdampak ekonomi bagi warga sekitar.

“Ternyata Jogja punya banyak jalur kerikil yang sangat menarik, ini perlu dieksplorasi dan diperkenalkan lebih jauh. Harapan besar kami adalah untuk mempromosikan bersepeda dan berpartisipasi dalam promosi pariwisata DIY. Sekarang mulai naik setelah pandemi,” kata Direktur Avelio Feri Febrianto.

BACA JUGA: Akhiri Kasus Hijab di SMAN 1 Banguntapan. Ini 5 Langkah Pemda DIY

Kepala Departemen Trisuri Bank BPD DIY, Didit Respati Setiadi menjelaskan, BPD DIY mendukung cycle tourism dan mempromosikan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Peserta dapat membayar cashless di Jogja.

Selain itu, pemulihan ekonomi masyarakat juga didukung. Karena kehadiran sekitar 250 peserta dari berbagai kota di Indonesia tentunya akan berpengaruh efek pengganda untuk ekonomi DIY, mereka bisa tinggal lebih lama untuk berlibur dan menghabiskan uang mereka di Jogja.

“Karena konsep pariwisatanya peserta tidak datang ke Jogja sendiri, mungkin ada yang membawa keluarga, dampaknya bisa okupansi hotel dan lain-lain,” ujarnya.

Source: wisata.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button