PSKL LHK melakukan dialog nasional tentang kearifan lokal untuk hutan lestari - WisataHits
Yogyakarta

PSKL LHK melakukan dialog nasional tentang kearifan lokal untuk hutan lestari

MANADOPOST.ID— Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar dialog nasional kemarin (29/10) di The Alana Hotel Yogyakarta.

Dialog Nasional membahas “Model Pengelolaan Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan” dan Rapat Koordinasi Pengelolaan PSKL digelar hingga 1 Desember lusa.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Agenda KLHK bertemakan “Capaian Karya Lingkungan Hidup dalam Semangat Religi”.

Di bawah arahan Sekretaris Ditjen PSKL, Dr. Ir Mahfudz MP, dialog kebangsaan ini menghadirkan narasumber dari Dirjen PSKL, Dr. Ir Bambang Suproyanto MSc, Ketua PBNU, Prof. Dr. KH Mohammad Mukri Mag, Walikota Madiun, Jawa Timur Prof. Dr. KH Maidi MM MPd dan Sudarmi, Ketua Kelompok Tani Sedya Rukun Gunung Kidul, Yogyakarta.

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Sekitar 400 peserta mengikuti dialog yang berlangsung secara offline dan online. Mengintegrasikan materi dari agama, moral, budaya, kearifan lokal, peraturan, kebijakan, operasi dan pengalaman dunia nyata yang telah terbukti efektif di bidang ini.

dr Ir Bambang Suproyanto MSc mengatakan kebijakan PSKL merupakan salah satu upaya KLHK untuk menerapkan tata kelola LHK dengan menggunakan kearifan lokal yang berlandaskan moral yang kuat sebagai modal sosial untuk mengelola dan melestarikan hutan dan lingkungan.

Perhutanan sosial, kata Bambang, merupakan sarana untuk mewujudkan pemerataan tanah, pengentasan kemiskinan, pengurangan konflik rakyat dengan korporasi yang menguasai lahan luas, dan pengurangan arus urbanisasi.

“Perhutanan sosial merupakan sarana redistribusi akses pengelolaan lahan dengan pengelolaan sinergi ekonomi-lingkungan dan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan manusia,” kata Bambang.

Asisten diperlukan untuk mengimplementasikan program ini. “Misi bantuan termasuk mengubah kearifan lokal menjadi pemanfaatan perhutanan sosial untuk kebaikan bersama dan hutan lestari,” katanya.

Produk perhutanan sosial meliputi kayu, non-kayu dan jasa kehutanan. Bahan baku yang dikembangkan ditujukan untuk mencapai skala industri yang dikelola oleh kelompok tani atau koperasi pertanian. Untuk itu diperlukan modal dengan melibatkan pihak swasta untuk mengembangkan bahan baku dan mengambil alih produksi kelompok tani atau koperasi.

“Keterpaduan antara kelompok tani, koperasi dan dunia usaha diperlukan agar bahan baku dan produk yang dikembangkan memiliki nilai tambah yang tinggi,” kata Bambang.

Walikota Madiun, Jawa Timur, Drs H. Maidi MM MPd, berbagi pengalaman dan hasil nyata pengarusutamaan lingkungan hijau di perkotaan yang telah membawa kemajuan kota dan kesejahteraan warganya. Kota hijau, bersih, bebas banjir dan warga sejahtera telah tercapai oleh Madium. Laju pertumbuhan ekonomi Madium tertinggi di Jawa Timur, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menduduki peringkat ke-3 di Jawa Timur setelah Surabaya dan kota Malang.

“Kami menanam pohon besar di semua persimpangan, menyediakan ruang hijau di berbagai sudut kota dan lahan pertanian yang bisa digarap bersama,” ujarnya. Semua pekarangan rumah ditanami berbagai macam bunga, yang menjadi ‘lahan subur’ untuk peternakan lebah. “Kota Madium menjadi hijau dan asri dan menjadi penghasil madu,” ujarnya.

Ketua PBNU, Prof. Dr. KH Mohammad Mukri MAg, menyampaikan banyak anjuran dalam ajaran Islam untuk hidup bersih, menjaga lingkungan dan menjaga kelangsungan hidup. “Pada masa Nabi Muhammad SAW, ditemukan adanya Hima dimana terdapat padang rumput yang tidak bisa dijadikan lahan penggembalaan ternak,” kata KH Mukri.

Sudarmi, Ketua Kelompok Tani Sedya di Rukun Gunung Kidul, Yogyakarta, menjadi salah satu bintang dalam dialog nasional ini. Sudarni dengan gamblang menjelaskan perjalanan Kelompok Tani Sedya Rukun yang telah bergerak di bidang perhutanan sosial selama lebih dari 10 tahun. Kelompok tani telah memanen jati, mengembangkan berbagai hasil pertanian, obat-obatan dan berbagai hasil olahan telah masuk pasar. “Kami juga mengembangkan jasa wisata di kawasan hutan sosial yang kami kelola,” kata Sudarmi.(edo)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button