Gagal Ginjal Akut Makan 133 Korban, Ini Jawaban Jokowi - WisataHits
Yogyakarta

Gagal Ginjal Akut Makan 133 Korban, Ini Jawaban Jokowi

Harianjogja.comJAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan pengetatan pengawasan narkoba dalam menanggapi peningkatan kasus cedera ginjal akut progresif (AKI) atipikal di Indonesia.

“Yang terpenting pengawasan terhadap industri narkoba harus diperketat lagi, itu tugas semua orang,” kata Presiden Jokowi usai menghadiri acara puncak peringatan HUT Partai Golkar ke-58 di Jakarta, Jumat malam (21 Oktober 2022). ). .

Saat ini terdapat kematian pasien penyakit ginjal akut yang menimpa 133 orang dari total 241 pasien yang dirawat di 22 provinsi.

DIDUKUNG:

Pada pembukaan IKM di Umbulharjo, Dinas Perinkopukm Jogja berharap IKM naik peringkat

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyebab penyakit ginjal akut itu karena patogen yang mencemari obat sirup bernama etilen glikol, dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol butil eter (EGBE).

Pemerintah telah menemukan obat bernama fomepizole (suntik) yang belum diimpor dari pabriknya di Singapura.

BPOM telah mengumumkan lima obat sirup di Indonesia yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) melebihi ambang batas aman: sirup Termorex (obat penurun panas), diproduksi oleh PT Konimex; Flurine DMP Syrup (Obat Batuk dan Flu), diproduksi oleh PT Yarindo Farmatama; Sirup obat batuk Unibebi (obat batuk dan flu) yang diproduksi oleh Universal Pharmaceutical Industries; Unibebi Fever Syrup (obat demam) yang diproduksi oleh Universal Pharmaceutical Industries; dan Unibebi Fever Drops (obat penurun panas) yang diproduksi oleh Universal Pharmaceutical Industries.

BACA JUGA: DIY Tawarkan Potensi Investasi untuk Jerman, Ada Pariwisata untuk Pengolahan Sampah

BPOM melakukan uji acak terhadap 39 batch 26 sirup obat yang diduga mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang diduga digunakan oleh pasien gagal ginjal akut sebelum dan selama rawat inap.

Selain penggunaan obat-obatan, ada beberapa faktor risiko penyebab gagal ginjal akut, seperti infeksi virus, bakteri Leptospira dan “multisystem inflammatory syndrome pada anak” (MIS-C) atau post-Covid-19 multisystem inflammatory syndrome.

BPOM kemudian menginstruksikan industri farmasi yang memiliki izin edar untuk menarik sirup obat dari peredaran di seluruh Indonesia dan memusnahkan semua bets produk.

Penarikan tersebut mempengaruhi semua “tempat penjualan”, termasuk pedagang besar farmasi, fasilitas apotek negara, apotek, fasilitas apotek rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, dan praktik tenaga kesehatan mandiri.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Sumber: Antara

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button