Prevalensi HIV/AIDS tertinggi kedua di Banyuwangi Jawa Timur, tembus 500 kasus

Liputan6.com, Banyuwangi – Banyuwangi menempati urutan kedua di Jawa Timur untuk kasus HIV/AIDS. Data Dinas Kesehatan Banyuwangi menunjukkan lebih dari 500 kasus ditemukan pada tahun 2021.

“Jumlah parsial kami sangat tinggi. Tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Surabaya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat, Kamis (9/8/2022).

Dari 25 kecamatan di Banyuwangi, kasus HIV/AIDS terbanyak terjadi di kecamatan Banyuwangi dan Muncar. Menurut Amir, penduduk termuda di Banyuwangi termasuk pengidap HIV/AIDS termuda.

“Hampir semua kelompok berada di usia produktif. Kamilah yang khawatir. Apalagi anak muda yang banyak kasusnya,” kata Amir.

Amir menjelaskan, seks bebas menyumbang sekitar 30-50 persen penularan HIV/AIDS.

“Sekarang penggunaan jarum suntik karena penggunaan narkoba menjadi penyebab utama sebesar 70 hingga 80 persen,” jelasnya.

Narkoba dan sebagainya relatif rentan karena digunakan bersama-sama. Misalnya, jika ada kasus, maka grup akan positif.

Selain itu, tingginya angka HIV/AIDS di Banyuwangi juga disebabkan oleh beberapa kelompok lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).

“Memang ada peningkatan, khususnya penemuan kasus, yang terus kami dorong di setiap komunitas dengan dukungan dari berbagai kalangan,” kata Amir.

Tingginya kasus HIV-AIDS tentu mengkhawatirkan dan membutuhkan perhatian bersama yang serius. Selain itu, Banyuwangi adalah daerah wisata.

“Lokasinya sangat strategis dekat dengan Bali, sehingga potensi penyebaran HIV/AIDS saat ini cukup tinggi,” ujarnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengklaim solusi untuk mencegah HIV/AIDS meningkat di Jawa Barat adalah pernikahan dan poligami. Selain pernikahan, Uu juga menyebutkan poligami untuk menghindari perzinahan.

Source: surabaya.liputan6.com