Pre-Event Jambu Biji, Warga Pranan Sukoharjo Berparade Hias Bronjong - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Pre-Event Jambu Biji, Warga Pranan Sukoharjo Berparade Hias Bronjong – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Arak-arakan bronjong hias memeriahkan pre-event Festival Jambu Biji di Desa Pranan, Sukoharjo, Minggu (28.8.2022). (Solopos/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sebanyak 200 bronjong hias ikut serta dalam pawai pada Minggu (28/822) untuk memeriahkan jalan-jalan Kabupaten Sukoharjo. Acara yang juga dihadiri oleh sekitar 20 unit mobil jeep dan mobil pikap ini merupakan pre-event menyambut Festival Jambu Biji di Desa Pranan, Polokarto, Sukoharjo.

Kepala Desa Pranan Polokarto Sukoharjo Sarjanto mengatakan, pemilihan bronjong erat kaitannya dengan potensi desa setempat. “Di desa kami, kebanyakan menjual buah segar, terutama jambu biji. Pada tahun 2006 dilarang membawa buah dengan bronjong. Tapi setelah berbicara dengan Satlantas tentang hal itu, akhirnya diizinkan,” katanya.

AksiJos! Petani dan peternak Klaten bisa menjadi pendukung kedaulatan pangan

Menurutnya, larangan bronjong akan sulit ditegakkan di desanya. Karena tidak semua jalan yang digunakan oleh penjual buah bisa digunakan oleh truk pickup. Sementara itu, penjual buah harus melewati beberapa jalan sempit untuk menawarkan dagangannya.

Ia mengatakan pawai atau festival hias bronjong di Prana, Sukoharjo, juga merupakan ungkapan rasa syukur karena warga masih diperbolehkan membawa buah dengan bronjong. Gabion di desa memiliki kualitasnya sendiri.

“Gabion kami berbeda dari tempat lain. Ketika kami mengatakan ini adalah bronjong yang ekstrim. Karena bisa membawa 1-2,5 ratus berat buah,” jelasnya.

Baca Juga: Sentul RS Orthopaedi Sentul Surakarta Diikuti 1.808 Peserta Pecahkan Rekor Muri

Sementara itu, Guava Festival akan digelar di Desa Pranan pada 4-6 September 2022. Desa Pranan memiliki banyak potensi jambu mete sejauh ini.

Desa wisata

Dengan adanya kegiatan ini, Sarjanto berharap warga tidak perlu berkeliaran menjual jambu biji ke daerah lain. Justru dengan kegiatan inilah masyarakat luar daerah bisa melihat potensi Desa Pranan. Parade hias bronjong di Desa Pranan ini berjalan 20 kilometer melewati SPBU Telukan Grogol menuju terminal Sukoharjo hingga merambah desa Ngombana.

Setelah itu, peserta pawai kembali ke lokasi semula di SDN 02 Pranan. “Kami berharap masyarakat dari luar daerah bisa datang ke Desa Pranan. Jadi ini yang menjadi cita-cita kami menjadi desa wisata agar masyarakat paling tidak mengenal Desa Pranan dengan potensinya,” ujarnya.

Baca juga: Semangat! Bupati dan penonton Parade Pembangunan Sukoharjo Joget Ojo dibandingkan dengan

Sementara itu, warga Dukuh Menggah RT 004/RW 004, Pranan, Polokarto, Sukoharjo, Paimin mengaku puas dengan kegiatan tersebut. Menurutnya, pawai tersebut baru pertama kali digelar.

Pria itu bahkan mengenakan daster dengan topi dan kacamata untuk memeriahkan parade hiasan bronjong di Pranan. Sukoharjo. Tak ketinggalan, bronjong yang menemaninya saat berjualan buah juga dihias.

“Saya sudah berjualan buah selama 15 tahun. Ini [pawai bronjong] Ini pertama kalinya aku bahagia. Dua tahun lalu tidak ada pawai di mana pun,” jelas Paimin.

Baca juga: Semangat! Mantan Bupati Wardoyo Wijaya ambil bagian dalam Parade Pembangunan Sukoharjo

Paimin mengatakan penjualan buah tidak pernah sepi meski ada pandemi. Dalam sehari ia bisa meraup Rp 200.000 hingga Rp 500.000 dari menjual buah dari pohonnya. Selain menjual jambu biji, Paimin juga menjual mangga hasil kebunnya.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button