Persentase Kasus Covid-19 Meningkat, Ini Status PPKM Yogya Jelang Libur Akhir Tahun - WisataHits
Yogyakarta

Persentase Kasus Covid-19 Meningkat, Ini Status PPKM Yogya Jelang Libur Akhir Tahun

TEMPO.CO, Yogyakarta – Kementerian Kesehatan dan sejumlah pimpinan daerah menggelar rapat koordinasi (rapat koordinasi) kebijakan penegakan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Hadapi Covid-19 Jawa-Bali, Jumat 4 November 2022. Rapat pemerintah pusat dan daerah menyoroti peningkatan persentase kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa hari terakhir, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Satu hal yang muncul dari pertemuan tersebut adalah tren peningkatan kasus seiring dengan penyebaran subvarians Omicron XBB diperkirakan akan berlanjut hingga akhir 2022-awal 2023. “Sesuai prediksi pemerintah, kasus Covid-19 akan memuncak dalam 40 hari dan akan kembali lagi,” kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DI Yogyakarta Biwara Yuswantana usai rapat koordinasi yang diketuai Koordinator PPKM Jawa Bali, Luhut. Binsar Panjaitan.

Status PPKM Daerah Istimewa Yogyakarta

Biwara juga menyebutkan status PPKM DIY dalam situasi ini. Menurutnya, Daerah Istimewa Yogyakarta masih menerapkan kebijakan PPKM Tingkat 1. “Jadi, tetap pakai masker di dalam ruangan dan saat di luar, lihat situasinya,” kata Biwara. Dalam kebijakan PPKM Level 1, destinasi wisata diperbolehkan tetap beroperasi secara normal.

Menurut Biwara, meski ada peningkatan kasus, keadaan penularan Covid-19 di DI Yogyakarta masih relatif terkendali. Hal ini juga tercermin dari persentase tingkat hunian tempat tidur rawat inap di rumah sakit rujukan yang juga tidak meningkat secara signifikan.

Biwara mengatakan, hasil penyelidikan Gugus Tugas Covid-19 Yogyakarta menyebutkan, peningkatan kasus tersebut karena sebagian besar penyintas hanya mengalami gejala ringan atau tanpa gejala. “Memang ada peningkatan kasus, tapi mayoritas asimtomatik, artinya efeknya tidak parah,” tambahnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY Setyarini Hestu Lestari belum bisa memastikan keberadaan subvarian Omicron XBB menjadi penyebab meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di kalangan peminat DIY. “Saat ini, kami masih memeriksa sampel menggunakan metode whole genome sequencing (WGS) untuk mendeteksi penyebaran virus subvarian baru di wilayah DI Yogyakarta,” kata Setyarini.

Menurutnya, untuk melihat subvarian virus perlu dipilah. “Dalam seminggu paling cepat. Karena untuk WGS kita perlu mengumpulkan beberapa sampel,” katanya.

Penerapan tes PCR di Bali

Sementara itu, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pihaknya sedang mengkaji implementasi kebijakan PPKM di Indonesia, khususnya di Provinsi Bali, menjelang agenda G-20 pada pertengahan November 2022. Dia menengahi kemungkinan penerapan kembali tes PCR pada siapa saja yang masuk ke Provinsi Bali, termasuk delegasi yang akan menghadiri G-20.

Ini akan diberlakukan setidaknya 10 hari sebelum dan selama pelaksanaan G-20 di Bali. Program ini dipandang perlu untuk menjaga protokol kesehatan dalam agenda internasional, yang akan dihadiri oleh sedikitnya 18 kepala negara.

“Kasus Covid-19 meningkat hampir 5.000/hari di Indonesia. Jumlah kematian juga meningkat, meski tidak setajam pada pertengahan tahun,” katanya. Melihat situasi yang ada, ia meminta agar tingkat PPKM tetap diterapkan dan diberlakukan kembali selama 2 minggu.

Untuk menopang pemulihan ekonomi selama 2 minggu ke depan, Luhut meminta semua kabupaten dan kota untuk tetap berada di level 1.

WICKSONO PRIBADI

Baca Juga: Yogyakarta Masuk PPKM Level 1, Fashion Event Bakal Marathon Hingga Oktober 2022

Selalu update informasi terbaru. Lihat berita Tempo.co terbaru dan berita unggulan di saluran Tempo.co Update Telegram. Klik Pembaruan Tempo.co untuk bergabung. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button