Permata tersembunyi "Sasirangan" dilirik oleh Menteri Sandiaga Uno dan Sarinah - WisataHits
Jawa Timur

Permata tersembunyi “Sasirangan” dilirik oleh Menteri Sandiaga Uno dan Sarinah

JAKARTA (ANTARA) — Muhammad Arifin menerima video call di ponselnya dari nomor tak dikenal. Entah siapa, tapi video call itu tetap dijawab dan yang menelepon bukan sembarang orang.

“Halo Arifin. Lihat, saya selama ini menggunakan produk creative dan smart home,” kata Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Sandiaga Uno kepada Arifin melalui video call.

Sandiaga menggunakan eksterior atau eksterior seperti kimono ala Jepang berwarna biru yang kental dengan nuansa Kalimantan Selatan. Soalnya terbuat dari kain sasirangan yang diwarnai dengan pewarna alam dengan kombinasi tenun lurik. Elegan dan modern.

“Nanti saya ke bengkel, ya?” kata Sandiaga kepada Arifin beberapa bulan lalu, sebelum mengunjungi pusat bengkel kerajinan tangan Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar di Banjarmasin.

Rumah Kreatif dan Pintar adalah yayasan yang didirikan oleh Muhammad Arifin, mantan guru SMK yang memunggungi warga berpenghasilan rendah agar bisa berdaya dan menghasilkan produk kerajinan yang berkualitas.

Dengan hasil dari mengamen di cosplay hantu di berbagai tempat umum di Kota Banjarmasin, Arifin dan rekan-rekannya berani membuat sebuah karya yang bisa dijual. Awalnya, produk Rumah Kreatif dan Pintar adalah tas daur ulang dari sampah plastik. Seiring berjalannya waktu, produk yang diproduksi pun beragam, mulai dari kaos, tas wanita, pouch, jilbab, gelang, kimono bagian atas hingga sepatu. Semuanya sarat dengan kearifan lokal budaya Kalimantan Selatan yaitu Sasirangan.

Sasirangan adalah kain tradisional khas Kalimantan Selatan. Sasirangan berasal dari bahasa Banjar yaitu sirang yang artinya “menebarkan”. Oleh karena itu, sangat masuk akal jika motif kain sasirangan banyak menggunakan jahitan atau garis vertikal yang memanjang dari atas ke bawah.

Arifin mengatakan Rumah Kreatif dan Pintar pertama kali didirikan pada tahun 2015. Misinya adalah membantu masyarakat berpenghasilan rendah dan orang-orang yang terpinggirkan menemukan peluang untuk bekerja dan menghasilkan uang.

Perjalanannya tidak mudah. Tidak ada lagi modal untuk produksi, penggusuran dari rumah produksi, relokasi 7 kali hanya untuk bisa tinggal dan menghasilkan karya. Arifin mengatakan bahwa Rumah Kreatif dan Pintar belum bisa benar-benar bekerja dan berproduksi secara berkelanjutan hingga tahun 2016.

Sejauh ini, lebih dari 2.000 orang di Provinsi Kalimantan Selatan telah didukung dan dilatih oleh Rumah Kreatif dan Pintar agar mampu menghasilkan produk dengan nilai jual yang tinggi.

Latar belakang mereka juga berbeda-beda, ada anak yang bermasalah dengan hukum, orang tua tunggal, orang cacat, anak di panti asuhan dan sebagainya. Terlatih dari zero skill menjadi seseorang yang bisa membuat produk outer kimono yang dikenakan Sandiaga Uno.

Meski pembuatan produk kreatif dan smart home awalnya dilakukan oleh orang-orang yang belum profesional, namun produk yang dihasilkan bisa memiliki nilai jual yang tinggi bahkan layak untuk diekspor.

“Kami melakukan riset terlebih dahulu sebelum membuat produk. Ke Yogyakarta, ke Malang, ke Surabaya. Untuk melihat minat pasar, apa yang bagus di sana dan apa kekurangan dari produk kami,” kata Arifin.

Arifin dan timnya mengunjungi beberapa sentra kerajinan di kota-kota wisata seperti Yogyakarta untuk melihat produk-produk yang berpotensi dibawa pulang ke Kalimantan dan direproduksi dengan menanamkan kearifan lokal. Selain itu, Arifin juga meneliti tren fashion di Internet yang sedang populer di masyarakat.

Pada Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Kalimantan Selatan yang digelar di Taman Siring KM 0 Kota Banjarmasin, gerai Rumah Kreatif dan Pintar tampil beda dengan menghadirkan produk sasirangan dengan warna yang lembut dan tidak mencolok.

“Produk kami kurang disukai warga karena warnanya butik. Tapi populer banget di luar Kalimantan,” kata Arifin sambil tersenyum membagikan cerita.
Produk Sasirangan dan kain eco-print menggunakan pewarna alami dari produk Rumah Kreatif dan Smart pada Gernas BBI Kalsel di Banjarmasin, Jumat (22/7/2022). (ANTARA/Aditya Ramadhan)

Ternyata, produk Rumah Kreatif dan Pintar menarik minat General Manager Sarinah Fetty Kwartati yang langsung datang ke Banjarmasin untuk membawa berbagai produk Sasirangan untuk dijual di Sarinah.

“Dan penjualan di Sarinah juga sangat bagus, dengan harga eceran yang bisa empat dan lima kali lipat,” kata Arifin.

Salah satu anggota sponsor Smart Creative House, Anan, menjelaskan beberapa keunggulan produk Sasirangan. Produk Rumah Kreatif dan Pintar Sasirangan terutama menggunakan pewarna alami seperti kunyit, kulit rambutan, daun nila, kayu ulin hingga getah daunnya.

Alasan menggunakan pewarna alami tentu saja ramah lingkungan. “Jika menggunakan pewarna alami, limbah tinta warna ini dapat dibuang dengan aman di mana saja,” kata Anan. Ini adalah nilai tambah untuk produk yang berdiri untuk keberlanjutan dalam arti kampanye Ekonomi Hijau.

Rumah Kreatif dan Pintar juga memproduksi kain dengan motif eco-printing, yaitu motif daun yang dicetak pada kain menggunakan getah. Selain itu, ada juga produk tas anyaman yang terbuat dari tanaman asli Purun Tikus.

BBI Gernas

Pemerintah berkomitmen pada gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia sebagai ajang untuk mempromosikan dan meningkatkan akses pasar bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di seluruh Indonesia.

Kampanye Gernas BBI yang sudah berjalan sejak tahun 2021 diadakan di berbagai kota setiap bulannya dengan tujuan untuk menghidupkan kembali perekonomian domestik pasca krisis Covid-19.

Gernas BBI merupakan kerjasama pemerintah Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif, Bank Indonesia dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas UMKM lokal. UMKM mendapatkan dukungan ini tidak hanya melalui pameran untuk memasarkan produk, tetapi juga melalui berbagai pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan kualitas dan volume usaha.

Anan merupakan salah satu penerima bantuan pelatihan yang diberikan oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Ia dikirim ke Sidoarjo untuk belajar membuat sepatu. Sekembalinya ke Banjarmasin, Anan langsung mulai membuat sepatu motif sasirangan, yang dijual sebagai produk kreatif dan smart home.

“Pelatihan ini sangat membantu. Karena saya tidak pernah tahu cara membuat sepatu, saya bisa membuat sepatu,” kata Anan.

Anan adalah pemuda 24 tahun yang menemani Arifin Rumah Kreatif dan Pintar sejak awal berdiri. Anan adalah siswa Arifin di SMK, kini dipercaya sebagai manajer operasional untuk rumah kreatif dan pintar.

Pemuda yang tinggal di panti asuhan sejak SMP karena keterbatasan ekonomi orang tuanya, kini bisa menggunakan hasil karyanya untuk membantu perekonomian keluarga. Anan bekerja di Rumah Kreatif dan Pintar sambil belajar teknik di malam hari. Proyek tesisnya sekarang digunakan di bengkel Rumah Kreatif dan Pintar untuk membuat produk Sasirangan.

Anan berharap produk karyanya dan para penghuni Rumah Kreatif dan Pintar akan terus dikenal dan memiliki akses pasar yang lebih luas. Permata tersembunyi Sasirangan kini memancarkan pesonanya yang kuat untuk menaklukkan pasar lokal dan global.

Source: sumut.antaranews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button