Percepatan Penyelesaian Proyek Bendungan Jlantah Karanganyar – Solopos.com
SOLOPOS.COM – Bendungan Jlantah berkapasitas 10,97 juta m3 yang berasal dari sungai Jlantah dan Puru. (Khusus/Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)
Solopos.com, KARANGANYAR — Pemerintah akan mempercepat proses pembangunan Bendungan Jlantah di Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar. Percepatan pembayaran dana kompensasi pembebasan lahan terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) juga akan dipercepat.
Proyek pembangunan Bendungan Jlantah semula dijadwalkan selesai pada Desember 2023. Namun dengan percepatan itu, bendungan seluas 50,45 hektar itu diharapkan selesai pada Oktober 2023, atau sekitar tiga bulan sebelumnya.
Promo Dukung BUMN Binaan UMKM Go Online, Tokopedia Registrasi 2.000 NIB
Mengutip informasi dari Pemkab Karanganyar, pembangunan Bendungan Jlantah menelan biaya hingga Rp965,05 miliar dengan masa pelaksanaan 2019-2023. Bendungan Jlantah memiliki luas dataran banjir bendungan seluas 50,45 hektar, dan progres pembangunan fisik bendungan saat ini mencapai 44,87 persen.
“Kalau dipercepat Oktober 2023. Insya Allah pembebasan lahan bisa dilanjutkan,” kata Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jarot Widyoko, Kamis (15/9/2022) seperti dikutip Solopos.com keluar karanyarkab.go.id.
Baca Juga: Pembangunan Waduk Jlantah, Lahan 100 Hektar Menunggu Pelepasan
Jarot mendampingi Bupati Karanganyar Juliyatmono menyambut kunjungan anggota Komite V DPR RI yang dipimpin Hamid Noor Yasin ke Bendungan Jlantah, Kamis pekan lalu. Mereka datang untuk membantu mempercepat pembangunan Bendungan Jlantah.
Hamid juga mendorong penyelesaian proses konstruksi dan pembayaran ganti rugi tanah milik masyarakat atau pemerintah desa. “Kami mendorong agar pembangunan ini berhasil tanpa ekses, artinya masyarakat pemilik lahan akan segera menyelesaikan ganti rugi dan keuntungannya,” ujarnya.
Setelah proyek selesai, diharapkan masyarakat segera merasakan manfaat dari keberadaan Bendungan Jlantah.
Jarot menjelaskan, Bendungan Jlantah tidak hanya akan digunakan untuk irigasi dan air baku, tetapi juga untuk pariwisata. Di bendungan ini akan ada spot selfie dan fasilitas umum di sekitar bendungan.
Baca Juga: Kapasitas 10,97 Juta M3, Ini Bentuk Proyek Bendungan Jlantah Karanganyar
Untuk mengantisipasi sedimentasi, lanjutnya, beberapa upaya telah dilakukan, mulai dari pembuatan perangkap sedimen dan penanaman tanaman di sekitar bendungan. Namun perlu dukungan dari pemerintah Kabupaten Karanganyar dan masyarakat sekitar.
“Biasanya tebing-tebing itu ditanami palawija atau padi. Harapannya, penanaman dilakukan secara bertingkat, bukan memanjang. Sehingga tidak bisa tertahan langsung di area genangan saat hujan. Kami juga menanam rumput yang mengurangi sedimen,” jelasnya.
Bupati Karanganyar Juliyatmono menambahkan, manfaat bendungan ini tentu sangat besar, baik untuk suplai air baku maupun untuk irigasi dan pariwisata.
“Untuk irigasi untuk penanaman sawah baru untuk menjaga ketahanan pangan, kita surplus beras. Obyek-obyek wisata pasti akan bekerja sama,” tambahnya.
Baca Juga: Bendungan Jlantah Selesai 2024 Untuk Penyediaan Aliran Air untuk 1.494 Ha Sawah di Karanganyar
Bendungan Jlantah akan digunakan untuk mengairi 1.494 hektare lahan. Selain itu, sebagai pemasok air baku di Kecamatan Jatiyoso, Jatipuro dan Jumapolo, mitigasi banjir, potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), konservasi air dan pariwisata.
Informasi dari Menteri PUPR
Siaran pers Kementerian PUPR Juli 2022 menyatakan bahwa Bendungan Jlantah dijadwalkan selesai pada 2024. Air dari bendungan ini akan mengalirkan 1.494 hektare sawah di Karanganyar.
Bendungan Jlantah memiliki kapasitas 10,97 juta m3 yang berasal dari sungai Jlantah dan Puru. Konstruksi bendungan dirancang dengan ketinggian 70 m (dari dasar sungai), panjang puncak 404 m, lebar puncak 12 m dan tinggi puncak bendungan +690 m.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Selain itu, keberadaan bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir dan pariwisata, yang akan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Baca juga: Terungkap! Pemilik Real Estate Mewah di Jatipuro: Billionaire Reservoir Jlantah
“Pembangunan bendungan akan diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasi. Dengan demikian, bendungan yang dibangun dapat segera digunakan karena air dijamin mengalir ke sawah petani,” kata Basuki dalam siaran pers yang diterima. Solopos.com pada Jumat (1/7/2022).
Bendungan tersebut dibangun oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak Rs 965 crore dengan batas waktu pelaksanaan 2019 dan dijadwalkan selesai pada 2024.
Source: www.solopos.com