Penyegaran tubuh di Air Terjun Karawa, Pesona Indah di Kabupaten Pinrang
TEMPO.CO, jakarta – Salah satu destinasi wisata terpopuler di Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan adalah air terjun karawa. Kami melakukan perjalanan ke sana pada pertengahan Mei 2022 dengan empat sepeda motor.
Perjalanan melalui Jalan Poros Polman – Pinrang ditandai dengan hujan yang sangat deras, yang memaksa kami untuk berteduh di salah satu masjid di kawasan Lepanggang. Berikut kisah perjalanan kami merasakan kesegaran air terjun Karawan yang masih dikelola secara tradisional oleh masyarakat setempat.
Harga yang relatif murah dikenakan untuk masuk ke objek wisata ini. Harga tiket untuk anak-anak dan dewasa sama. Tidak ada perbedaan harga untuk weekdays dan weekend yaitu Rp 5.000 per orang. Hasil dari HTM dikelola oleh masyarakat setempat untuk membersihkan sampah yang ditinggalkan pengunjung dan untuk menutupi biaya pemeliharaan kawasan.
Rute menuju air terjun Karawa
Berdasarkan informasi dari Google Maps, Air Terjun Karawa terletak di Desa Betteng, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang. Dibutuhkan sekitar satu jam perjalanan dari Kota Pinrang. Perjalanan melewati Jalan Poros Polman-Pinrang yang dipadati kendaraan 4×4.
Lokasi air terjun Karawa cukup strategis. Sebelah selatan berbatasan dengan Kota Pare-Pare, di sebelah utara dengan Tana Toraja, di sebelah timur dengan Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) dan Enrekang, dan di sebelah barat dengan Kabupaten Polmas.
Untuk menuju lokasi Air Terjun Karawa, pengunjung melewati lokasi PLTU Bakaru sebagai pintu masuk kawasan wisata. Begitu berbelok ke jalan menuju Air Terjun Karawa, kami dibuat takjub dengan pemandangan pegunungan hijau yang diselimuti kabut. Rumah-rumah warga terlihat cantik, hewan peliharaan mereka berlarian di halaman.
Area menuju air terjun Karawa. Foto: TelusuRI | Fatimah Majid.
Setelah perjalanan panjang, kami berhenti di salah satu rumah penduduk setempat untuk memarkir kendaraan. Kondisi jalan masih becek akibat hujan, sehingga tidak memungkinkan kendaraan melintas. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan kaki satu kilometer. Dalam perjalanan kami melewati beberapa rumah penduduk setempat, serta beberapa warung kecil. Biaya parkir di rumah warga akan dikenakan biaya Rp 3.000 per kendaraan.
Karena kita harus berjalan, kita bisa menikmati perjalanan. Kondisi jalan yang masih berlumpur dan berbatu serta menanjak tidak membuat kami menyerah. Desa Susana seindah yang kita kira. Tak jarang kita berinteraksi dengan masyarakat sekitar yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
Keindahan air terjun Karawa
Setelah berjalan sekitar satu kilometer, kami tiba di air terjun Karawa. Air terjun ini memiliki ketinggian hingga 50 meter dan terletak di puncak Gunung Karawa. Airnya mengalir deras, bertingkat-tingkat, penuh bebatuan dan dikelilingi rerimbunan pohon tinggi yang benar-benar menebus lelah perjalanan kami. Di ketinggian ini kita bisa mendengar suara air di kejauhan. Suasananya sangat sejuk, suara kicau burung yang merdu menggema.
Beberapa fasilitas tersedia di sini, seperti toilet, paviliun, tempat duduk, ruang ganti, dan warung makan. Hanya saja warung makannya tidak buka setiap hari. Selain itu, fasilitas tersebut belum dikelola secara maksimal oleh masyarakat sekitar.
Pukul 14.20 WITA kami meninggalkan air terjun Karawa. Perjalanan pulang kami adalah satu kilometer berjalan kaki. Karena jalannya cukup kering dan menurun, perjalanan kami lebih cepat.
Artikel ini dipublikasikan di CariRI
FATIMAH MAJID | MENEMUKAN
Baca juga: Ada batu yang membanjiri wisatawan, Air Terjun Tirtosari Magetan tutup sementara
Selalu update informasi terbaru. Lihat berita Tempo.co terbaru dan berita unggulan di saluran Tempo.co Update Telegram. Klik Pembaruan Tempo.co untuk bergabung. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram.
Source: travel.tempo.co
