Pengembang real estat penuh sesak dan menahan penjualan rumah bersubsidi - WisataHits
Yogyakarta

Pengembang real estat penuh sesak dan menahan penjualan rumah bersubsidi

Harianjogja.com, JAKARTA– Asosiasi Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) menyebut hampir 50 persen pengembang enggan mengembangkan proyek baru dan menjual rumah bersubsidi. Alasan untuk ini adalah kenaikan harga bahan dan biaya produksi.

Vice Chairman REI Hari Gani berbagi pengalamannya mengunjungi beberapa daerah dan menemukan sejumlah developer yang semakin kesulitan membangun rumah baru.

BACA JUGA: BBM Naik, Payback Pariwisata Pansela Tak Naik. Untuk itu, pemerintah daerah…

Hari berkata di antara biaya produksi atau biaya produksi tidak lagi sebanding dengan harga jual rumah subsidi saat ini. Pengembang juga enggan menjual karena margin keuntungan terlalu rendah.

“Setiap minggu saya keliling kawasan, pengembang perumahan bersubsidi di kawasan itu berteriak-teriak tidak mau menjual rumahnya karena biaya produksiitu lebih mahal,” kata Hari saat dihubungi JIBISenin (9/5/2022).

Dia mengungkapkan, ada beberapa faktor yang membuat pengembang menahan penjualan dan pengembangan proyek perumahan bersubsidi. Beberapa faktor yang dimaksud adalah kenaikan harga bahan sebesar 15-20 persen pada tahun ini, kenaikan harga BBM, dan belum adanya penyesuaian harga rumah bersubsidi.

Di sisi lain, kerugian tidak hanya akan dirasakan oleh pengembang tetapi juga oleh calon pembeli rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

“Ketika ya, ada yang salah, bukan hanya pengembang yang tidak mengerti arus kas dan tidak bisa menjual karena marginnya terlalu rendah atau bahkan tidak ada marginnya,” ujarnya.

Hari melihat pembeli rumah subsidi yang membutuhkan rumah akan kesulitan mencari rumah layak huni. Jika dilihat rata-rata pembeli rumah bersubsidi pengguna akhir Sasaran MBR.

“Mereka berdua akan kehilangan uang, yang satu tidak bisa menjual rumah dan yang lain tidak bisa membeli rumah sekarang,” kata Hari.

Selain itu, Hari membandingkan dengan bangunan komersial yang dikembangkan oleh pengembang properti besar. Kesulitan yang sama juga terlihat dalam keputusan menaikkan harga.

BACA JUGA: Viral Arthur Irawan Ajak Fans Persik Berduel

“Naik harga kayak seperti ini Ya dia [pengembang rumah komersial] Lihatlah pasar, pasar pulih dan harga sudah naik. Ini juga sulit, setidaknya lebih efisien atau lebih rendah margin keuntungan,” dia berkata.

Namun, rumah tangga komersial memiliki keuntungan tidak hanya menargetkan konsumen Konsumen, tetapi juga investor real estat. “Para investor ini sekarang melihat real estate sebagai cara untuk menyimpan dana yang tepat karena real estate dipandang memiliki nilai yang stabil,” katanya.

Source: news.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button