Penerima Anugerah Pariwisata Muhadi 2022, Pembangunan Candi Joglo Dikhawatirkan - WisataHits
Jawa Tengah

Penerima Anugerah Pariwisata Muhadi 2022, Pembangunan Candi Joglo Dikhawatirkan

KASAR punya kuil? Mungkin banyak yang tidak percaya. Padahal, Grobogan bukanlah daerah seperti Karanganyar yang memiliki candi Sukuh dan Cetho. Juga Klaten atau Yogyakarta tidak memiliki Prambanan, Ratu Boko, Kalasan.

Grobogan juga bukan Magelang yang punya Borobudur, Pawon, Mendut. Tentu bukan Dieng atau Gedongsongo di Banjarnegara dan Kabupaten Semarang juga.

Candi Grobogan terletak di Jalan Pemuda Sukoharjo, Sukoharjo, Krangganharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan. Sangat dekat dengan kota Purvodadi.

Sekali lagi, Candi Joglo di Grobogan bukanlah candi seperti Borobudur, Prambanan, Sukuh, Dieng atau Gedongsongo. Ini adalah bangunan buatan yang digagas oleh seorang pemuda bernama Muhadi.

kosongMuhadi, penggagas dan pengelola Candi Joglo di Krangganharjo, Toroh, Grobogan. Foto: Dok Muhadi

Muhadi memiliki lompatan awal yang nyata. Darimana? Grobogan tidak pernah terdaftar secara khusus sebagai daerah tujuan wisata. Meski ada destinasi lama seperti Bledug Kuwu, namun tentunya jauh dibandingkan dengan daerah lain.

dedikasiFokusnya pada tema budaya dan seni mendorongnya untuk menciptakan sesuatu yang bermakna dan membuat Grobogan semakin populer. Dan sekarang ide itu setidaknya membuahkan hasil.

Candi Jogla adalah tujuan wisata utama di Grobogan dan dikenal luas di kalangan masyarakat dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan daerah lainnya.

Bangga juga keberadaan Candi Joglo dilirik Muhadi oleh penyelenggara Jateng Tourism Award 2022 yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi Jawa Tengah.

Muhadi menerima penghargaan sebagai pengelola desa wisata seni budaya terbaik, dan penghargaan tersebut diserahkan di destinasi wisata Ketep Pass, kawasan Merapi-Merbabu, Kabupaten Magelang September lalu.

Karena khawatir

Muhadi mengatakan pertama kali Candi Joglo diresmikan karena keprihatinan yang dekat di hatinya. “Perkembangan seni budaya di era kemajuan ini mulai tergerus oleh kondisi sosial yang ada di masyarakat. Kami secara bertahap kehilangan minat untuk melestarikan seni dan budaya,” kata Muhadi.

Menjawab tantangan kondisi yang mengenaskan tersebut, Muhadi terbersit untuk menciptakan ruang atau tempat yang bisa menampung seluruh seniman di Grobogan dan daerah lain untuk menjadi pendidikan bagi masyarakat.

Solusinya adalah dengan membuat Yayasan Candi Joglo di Semarang. Diakuinya, keberadaan Candi Joglo merupakan daya tarik yang menawarkan peluang bagi warga untuk meningkatkan perekonomian. Anda dapat bekerja di pemesanan, dan bidang industri kreatif lainnya. Misalnya dimasukkannya pemandu wisata dan fotografer sebagai bagian dari paket wisata mengunjungi Candi Joglo.

Pertunjukan budaya seperti Ketoprak, Wayang Orang dan berbagai kesenian lainnya. “Kami juga menyelenggarakan seminar budaya untuk mahasiswa dan sarjana. Juga kegiatan tidak ada yang hebat Membawa budaya pada anak-anak PUD, TK dan SD,” kata penerima Anugerah Pariwisata PWI Jateng 2022 itu.

Muhadi juga membangun gedung Candi Rasa Sasana berkapasitas 500 orang. Ini adalah gedung serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan.

“Gedung ini bisa digunakan untuk seminar, pentas seni, pameran bahkan pernikahan. Dari sini, Candi Joglo menjadi daya tarik dengan akulturasi budaya Bali dan Jawa,” tambah Muhadi.

Source: suarabaru.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button