Pemuda Melikan Klaten Paket Wisata Edukasi Tembikar Harga Terjangkau - Solopos.com - WisataHits
Yogyakarta

Pemuda Melikan Klaten Paket Wisata Edukasi Tembikar Harga Terjangkau – Solopos.com

SOLOPOS.COM — Sejumlah siswa belajar membuat gerabah di Dusun Pagerjurang, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Senin (5/12/2022). (Khusus/Dokumentasi oleh Waris Sartono)

Solopos.com, Klaten — Pemuda Sentra Kerajinan Gerabah di Dusun Pagerjurang, Desa Melikan, Kecamatan Wedi menyusun paket wisata edukasi. Paket wisata ini dikelola oleh pemuda dan perajin setempat yang tergabung dalam Longevity Creative Life Association dengan mengajarkan proses pembuatan gerabah.

Berbagai paket wisata ditawarkan. Ada sebuah paket Datang dan lihat, yakni menawarkan wisata edukasi dengan mengajak pengunjung melihat proses pembuatan gerabah. Paket selanjutnya adalah melihat proses produksi dan merasakan sendiri proses pembuatan gerabah.

Promosi Angkringan Omah Semar Solo: Tempat nongkrong unik punya menu Wedang Jokowi

Ada paket produksi gerabah mulai dari sistem cetakan hingga proses pembuatan gerabah yang melibatkan pelintiran vertikal dan miring serta pengecatan gerabah. Selain produksi, para peserta diajari praktik Diploma termasuk lukisan tembikar. Selain paket wisata edukasi gerabah, ada juga paket wisata pembuatan kain batik.

Pengunjung paket wisata Datang dan lihat Akan dikenakan biaya Rp 10.000 per orang. Sedangkan paket latihan gerabah dan membawa pulang hasil karya masing-masing orang dikenakan tarif Rp 20.000 per orang.

Sedangkan paket wisata edukasi untuk berlatih membatik dikenakan biaya Rp 35.000 per orang. Durasi kegiatan sekitar dua jam.

Baca juga: Bukit Sidoguro Klaten, Taman Indah dengan Pemandangan Rawa Jombor yang Menarik

Salah satu anggota Perkumpulan Umur Panjang Kreatif, Waris Sartono menjelaskan, wisata edukasi ini juga memperkenalkan peserta pada proses pembuatan gerabah yang telah diikuti warga Melkan secara turun temurun. Kegiatan wisata edukasi ini telah dilakukan oleh paguyuban sejak tahun 2017.

“Dulu, tim Unesco mengurus pemuda Pagerjurang. Kemudian kami memulai kelompok pemuda kreatif. Setelah bantuan Unesco selesai, kami kemudian mendirikan komunitas dan melakukan perjalanan pendidikan. Kami memberikan edukasi kepada masyarakat umum tentang pengetahuan atau pembelajaran terkait gerabah dan batik,” kata Waris saat ditemui salah satu sekolah, Senin sore (12/5/2022) usai berkeliling wisata edukasi.

Waris mengatakan hingga saat ini masih ada gerabah dari Melikan. Ada 200-300 keluarga yang membuat produk gerabah. Keistimewaan produk keramik Melikan adalah teknik pembuatannya yang dilakukan dengan pembubutan miring.

Teknik pembuatan gerabah dengan putaran miring menggunakan meja atau meja putar miring. Mereka duduk di kursi dan mencondongkan tubuh ke depan. Kakinya menendang bambu untuk memutar pantatnya.

Baca Juga: Sunan Pandanaran Berperan di Balik Tradisi Tembikar di Melikan Klaten

Bilah bambu dan sepatu bot dihubungkan dengan tali. Saat tembikar berputar, pengrajin mulai membuat bentuk tembikar yang diinginkan.

Teknik tersebut masih dipertahankan oleh warga, khususnya pengrajin perempuan. Selain memudahkan perempuan, teknik gerabah puntir serong ini mengandung filosofi bahwa perempuan bisa membuat gerabah dengan tetap menjaga kesopanan.

Teknik unik ini juga telah diakui oleh dunia internasional. Warga dari berbagai negara datang ke Melkan karena penasaran dengan teknik ini.

Produk keramik yang dibuat dengan teknik putar miring sebagian besar berupa benda-benda kecil seperti lesung, mangkok, wadah sayur dan lain-lain. Jenis gerabah besar kini kebanyakan dibuat dengan teknik putar tegak.

Baca juga: Keren! Keempat budaya asli Klaten ini ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda nasional

Mengacu pada ragam produk keramik Melkan, Waris mengatakan produknya mulai dari furnitur dapur hingga ornamen. Pemasaran gerabah dari desa ke berbagai daerah. Tak hanya di Indonesia, produk keramik dari Melikan sudah melanglang buana hingga ke Amerika Serikat.

Salah satu sekolah yang menjalankan kegiatan tersebut kelas ekskursi dengan belajar gerabah yaitu SDN 3 Jomboran Kabupaten Klaten Tengah. Sebanyak 18 siswa kelas 5 belajar membuat dan mengolah gerabah Diploma.

“Kami mengadakan kegiatan di sini karena sangat dekat dengan sekolah kami. Di sini juga terdapat pusat industri kreatif yang bertaraf nasional,” kata Kepala SDN 3 Jomboran Cahyo Baktiarso.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button