Pemkot Batu menggalang warga untuk aktif menjaga indeks kualitas air yang semakin memburuk - WisataHits
Jawa Timur

Pemkot Batu menggalang warga untuk aktif menjaga indeks kualitas air yang semakin memburuk

Upaya pelestarian dan peningkatan kualitas air terus dilakukan Pemkot Batu bersama para penggiat lingkungan dan masyarakat dengan menanam pohon dan membersihkan sungai.

Kota Batu, Bhirawa.

Status sebagai kota wisata, Batu memiliki pemandangan alam yang indah dengan indeks kualitas udara dan tanah yang cukup baik. Namun, indeks kualitas air di kota ini ditemukan buruk atau cenderung memburuk. Hal ini memaksa Pemkot Batu bersama OPD terkait menggerakan masyarakat untuk terlibat dalam peningkatan kualitas air.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu Aris Setiawan mengatakan pencemaran air di Kota Batu telah menurunkan indeks kualitas air kota. Saat ini, indeks kualitas air di Kota Batu sudah turun menjadi 53 persen. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan karena air memegang peranan penting dalam kebutuhan hidup sehari-hari.

“Selain itu, Kota Batu merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Air dari Kota Batu banyak digunakan untuk air minum, irigasi pertanian dan perikanan bagi masyarakat Jawa Timur,” kata Aris, Senin (19/9).

Ia menjelaskan, hasil indeks kualitas air diperoleh setiap enam bulan sekali di 18 titik pengukuran melalui uji laboratorium. “Dan dalam hasil uji lab ditemukan logam berat dan mikroplastik,” jelas Aris

Buruknya indeks kualitas air ini disebabkan masyarakat membuang sampah dan sampah rumah tangga langsung ke sungai. Limbah pupuk kimia pertanian juga berkontribusi terhadap pencemaran air. Selain itu, kebocoran telah diidentifikasi karena fasilitas pengolahan limbah hotel yang buruk mencemari lingkungan.

“Keberadaan hotel di Kota Batu juga berkontribusi terhadap buruknya indeks kualitas air dan tanah,” tambah Aris. Saat memantau perhotelan IPAL, katanya petugas menemukan 18 pengelola hotel yang melanggar aturan. Diantaranya, mereka kedapatan membuang sampahnya langsung ke sungai.

“18 hotel kedapatan membuang sampah di sungai. Ada kebocoran di instalasi pengolahan limbah, jadi kami terkena sanksi administratif. Kalau ngotot, kita bawa ke penegak hukum. Kami akan diberi sanksi dan diberi waktu 3 bulan untuk memperbaiki pemasangannya,” kata Aris.

Saat ini ukuran indeks kualitas udara Kota Batu sebesar 83,33 persen, dan indeks kualitas tanah 75 persen. Kemudian total indeks kualitas lingkungan udara, tanah dan air mencapai 70,23 persen. Secara keseluruhan, kualitas lingkungan dinilai baik.

Selama ini Pemkot Batu terus menghimbau kepada Pemkot dan pihak terkait untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Caranya dengan menanam pohon dan mengelola sampah dari hulu hingga hilir. Selain itu, pemerintah kota juga mendorong pembentukan desa pro-iklim seperti Desa Dadaprejo. Bahkan saat ini, Dadaprejo akan menjadi desa percontohan pro-iklim nasional.

“Di desa pro-iklim ini, warga diajak untuk menyediakan ruang terbuka hijau, menanami rumah masing-masing warga, mengintegrasikan pengelolaan sampah, dan terlibat dalam kesiapsiagaan bencana,” kata Aris.(nas.gat)

Source: www.harianbhirawa.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button