Pemkab Bantul cabut kenaikan retribusi wisata pantai selatan - ANTARA News Yogyakarta - WisataHits
Yogyakarta

Pemkab Bantul cabut kenaikan retribusi wisata pantai selatan – ANTARA News Yogyakarta

Bantul (ANTARA) — Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membatalkan rencana kenaikan retribusi masuk wisata pantai selatan guna mencegah penurunan kunjungan wisatawan ke destinasi utama meski harga BBM naik.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan Selasa di Bantul bahwa pemerintah Kabupaten Bantul telah meluncurkan rencana untuk menaikkan retribusi di pantai selatan dari Rp 10.000 menjadi Rp 15.000 per orang sebelum pemerintah mengambil keputusan untuk menaikkan harga bahan bakar.

“Kenapa batal, asumsinya ditunda, kami berencana menaikkan pungutan dengan asumsi kondisi makro ekonomi tetap, tapi begitu harga BBM naik, maka akan menyebabkan inflasi dan kenaikan harga ini juga akan mempengaruhi perekonomian. Transportasi berdampak pada biaya,” katanya .

Dikatakannya, tentunya jika harga transportasi naik maka biaya perjalanan wisatawan juga akan meningkat, sehingga jika tiket masuk wisatawan naik maka biayanya akan semakin tinggi sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap minat wisatawan berkunjung ke objek wisata tersebut. pantai selatan Bantul.

“Dan itu berdampak pada penurunan wisatawan. Kalau wisatawan turun, masyarakat yang bekerja di objek wisata akan terkena dampak penurunan ini, jadi kita rem saja agar daya beli tidak terlalu rendah,” ujarnya.

Bupati mengatakan, jika daya beli masyarakat terlalu rendah, efek atraksi wisata di Bantul akan gagal.

“Jika objek wisata itu sepi dari orang-orang yang akan terkena dampak, maka dengan pertimbangan itu, kami akan menunda kenaikan retribusi tersebut,” katanya.

Ia berharap minat wisatawan yang berkunjung ke Bantul tetap seperti sebelum kenaikan harga BBM. Namun, jika ada pengurangan yang berdampak pada perolehan pendapatan asli daerah (PAD), pemerintah negara bagian tidak terlalu mempermasalahkannya.

“Kita lebih peduli pada masyarakat, PAD nomor dua, tapi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) itu yang selalu kita perlu tingkatkan karena PDRB merupakan tolak ukur kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Source: jogja.antaranews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button