Pasar tradisional tertua di Surabaya, tak lekang oleh waktu - WisataHits
Jawa Timur

Pasar tradisional tertua di Surabaya, tak lekang oleh waktu

Apa yang terlintas di benak Anda saat berada di Surabaya? Deretan gedung pencakar langit dan pusat perbelanjaan bertebaran dimana-mana? Belum lagi sejumlah gudang dan perusahaan industri ternama.

Seiring dengan menjamurnya mall dan supermarket, pasar tradisional masih banyak diminati. Anda dapat membeli barang dan bahan makanan dengan harga terjangkau.

Namun, tahukah Anda bahwa pasar tradisional di Surabaya juga memiliki nilai sejarah tersendiri? Berikut lima pasar tradisional tertua di Surabaya yang masih eksis hingga saat ini. Ayo, lihat!

1. Pasar pabean

5 pasar tradisional tertua di Surabaya, tak lekang oleh waktuPasar Pabean (instagram.com/ahmadrezatriya)

Pasar Pabean merupakan salah satu pasar tradisional legendaris di Surabaya. Artinya sudah ada sejak tahun 1849 dan bertempat di sebuah bangunan tua di Jalan Songoyudan (dulu kawasan Pecinan). Berbatasan dengan Jalan KH Mas Mansyur yang lebih dikenal dengan kawasan Arab.

Lokasinya berada di dekat Pelabuhan Rakyat Kalimas (Pelra) di kawasan Tanjung Perak. Sehingga menjadi tempat berlabuh kapal dan barang yang dikirim ke Belanda.

Tak heran jika pasar ini terkenal sebagai pasar ikan dan rempah bahkan menjadi ikon sebagai pasar ikan terbesar di Jawa Timur. Uniknya, disebut “bea cukai” karena di sinilah biaya pajak atau bea masuk dipungut.

Nama itu masih digunakan sampai sekarang, begitu pula dengan fungsinya. Di tengah menjamurnya pusat perbelanjaan modern, Pasar Pabean tetap eksis.

2. Pasar Bunga Kayoon

5 pasar tradisional tertua di Surabaya, tak lekang oleh waktuPasar Bunga Kayoon (instagram.com/evahardjosoekarto)

Selain Kota Batu dan Malang, Surabaya juga memiliki pasar bunga bernama Pasar Bunga Kayoon. Seperti namanya, pasar ini terletak di Jalan Kayoon, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng dan merupakan pasar bunga terbesar di Surabaya.

Bagi Anda yang belum tahu, kawasan Jalan Kayoon dulunya merupakan taman yang indah dan tertata rapi di pinggiran Kalimas. Di dekatnya ada perumahan elit yang menghadap ke sungai selama masa penjajahan Belanda.

Saat ini pasar yang sudah ada sejak tahun 1957 ini dianggap sebagai salah satu tujuan wisata Surabaya. Meski sudah ada sejak lama, namun baru belakangan ini dikunjungi, menjadi tujuan wisata sekitar tahun 1980-an.

Bunga biasanya dikirim dari Batu, Malang dan Pasuruan. Selain bunga, Anda juga akan menjumpai kios-kios bunga buatan dan karangan bunga, serta kartu ucapan.

3.Pasar Keputran

5 pasar tradisional tertua di Surabaya, tak lekang oleh waktuPasar Keputran Utara (instagram.com/ghalihdp080591)

Lanjutkan membaca artikel berikut

Favorit Editor

Pasar Keputran berbeda dengan dua pasar sebelumnya, lebih dikenal sebagai pusat jual beli sayuran. Ada Pasar Keputran Selatan atau Pasar Keputran Lama yang melayani berbagai kebutuhan pokok.

Sedangkan Pasar Keputran Utara atau Pasar Keputran Baru yang dulunya merupakan pasar umum dan pasar kain perca yang menjual pakaian dan perlengkapan dapur.

Pasar Keputran Utara sudah ada sejak tahun 1955. Sedangkan pada tahun 1960, pedagang sayur mulai berdatangan dari luar Surabaya sehingga menyebabkan pedagang berbondong-bondong ke jalan raya sekitarnya. Bahkan Anda bisa melihat betapa sibuknya pasar sejauh ini.

Baca juga: [QUIZ] Jangan ngaku orang Surabaya kalau belum tahu wisata ini!

4. Pasar Blauran

5 pasar tradisional tertua di Surabaya, tak lekang oleh waktuBlauran Pasad Baru (instagram.com/localguidessurabaya)

Bagi Anda yang menyukai kuliner, Anda bisa mencoba berbagai jajanan dengan harga terjangkau di Pasar Blauran. Ya, pasar ini terkenal dengan berbagai jajanan pasarnya, namun Anda juga bisa menemukan pedagang yang menjual baju, sepatu bahkan emas. Pasar tradisional ini terletak di Jalan Kranggan, Bubutan, Kecamatan Sawahan.

Ternyata pasar tradisional ini sudah ada sejak tahun 1934 dan merupakan salah satu pasar besar di Surabaya. Bangunannya masih berarsitektur Belanda dan memisahkan desa Bawakti dan Blauran.

Namun, kebakaran terjadi di pasar ini beberapa kali setelah Indonesia merdeka. Kebakaran besar pada tahun 1966 memaksa pasar ini direnovasi total. Namanya diubah menjadi Pasar Blauran Baru.

5. Pasar Ubin

5 pasar tradisional tertua di Surabaya, tak lekang oleh waktuPasar Genteng Baru Surabaya (dokumentasi pribadi/Fatma Roisatin)

Didirikan pada tahun 1872, Pasar Genteng dianggap sebagai pasar tertua di Surabaya. Namun sebelumnya, pasar pabean sudah ada sejak tahun 1849.

Pasar ini terletak di Jalan Genteng Besar, Desa Genteng, Kecamatan Genteng. Sebelum menjadi seperti sekarang ini, Pasar Genteng adalah sebuah pasar krampyeng.

Pasar dengan jam operasional relatif singkat dibanding pasar pada umumnya, yaitu pukul 06.00-09.00 WIB. Namun, setelah mengalami perkembangan dan perkembangan zaman, pasar ini beroperasi hingga malam hari.

Dulunya merupakan pasar ikan untuk jajanan pasar, Pasar Genteng kini menjadi pusat oleh-oleh dan elektronik. Di sini Anda akan menemukan sejumlah toko yang menjual oleh-oleh dan penjual kuliner ala Surabaya. Di lantai dua dan tiga Anda akan menemukan kios khusus untuk toko elektronik konsumen.

Ternyata, pasar tradisional masih eksis dan laris di balik menjamurnya mall-mall modern di Surabaya. Anda tetap bisa mencari kuliner legendaris dan berbelanja kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.

Wow, itu bisa merangkap sebagai belanja Nostalgia, di sini!

Baca Juga: 10 Wisata Dekat Stasiun Gubeng-Surabaya, Banyak yang Gratis!

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button