Para eksekutif R20 terkesan dengan kemegahan Borobudur dan keramahan Indonesia - WisataHits
Yogyakarta

Para eksekutif R20 terkesan dengan kemegahan Borobudur dan keramahan Indonesia

Yogyakarta, NU online
Rombongan tokoh agama yang hadir dalam Forum Keagamaan G20 atau Forum R20 meninggalkan Yogyakarta menuju Magelang, Jawa Tengah, Minggu (11/6/2022). Dari Hotel Hyatt Regency di Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, rombongan mulai berjalan sekitar pukul 08:30 WIB.

Tiga destinasi yang dikunjungi di Magelang yaitu Vihara Mendut, Candi Borobudur dan Plataran. Sesampainya di Vihara Mendut, delegasi dari 32 negara melihat langsung tempat ibadah tersebut.

Delegasi naik ke Candi Borobudur. Mereka memandang kemegahan candi Buddha dengan penuh kekaguman. Tentu saja, Anda tidak boleh melewatkan momen di sana.

Borobudur dibangun pada abad ke-8 M pada masa Dinasti Syailendra. Ada relief yang mengatakan banyak. Borobudur ditemukan oleh pasukan Inggris pada abad ke-19, lebih tepatnya pada tahun 1814. Pada awalnya bangunan itu dianggap hanya sebuah bukit, karena ada bukit-bukit lainnya. Belakangan bangunan ini dilestarikan dan dapat dinikmati hingga saat ini.

Kembali ke mobil dari Borobudur, akademisi Universitas Emori James B. Hoosterey ada di sana berbicara dengan seorang pejabat. Keduanya saling bercanda dan tertawa bersama.

“Oh, jadi kamu di Jawa Barat. Di mana Anda sekarang, Tuan?”

“Sekarang sudah di Borobudur,” jawab James enteng yang langsung disambut tawa.

Petugas yang akrab disapa Jen itu tak mau kalah. Katanya ada paket wisata panjang, Prambanan-Borobudur-Bali. Namun, “Bali” tidak berarti Bali, sebuah provinsi, tetapi Bali, yang berarti kembali. Artinya “Prambanan-Borobudur” bolak-balik.

Tentu saja James yang paham bahasa Jawa itu langsung tertawa terbahak-bahak. Mereka berdua tertawa dan bercanda. James pernah meneliti NU Stripes Funny.

Dari Borobudur, peserta diajak makan siang di Plataran. Anda dapat melihat Borobudur dari ruang makan.

Terkesan
Ketua dan pendiri Mendut Vihara Bhante Sri Pannavaro Mahathera mengatakan bahwa para delegasi tampak terkesan dengan kedatangannya di tempat peribadatan umat Buddha dengan sambutan dan penyambutan yang terbuka dan ramah.

“Inilah keharmonisan nilai-nilai spiritual yang sangat kental di Indonesia,” kata Bhante.

Ia juga mengatakan bahwa R20 ini harus disertai dengan kata plus untuk menonjolkan partisipasi negara lain di luar anggota G20. Ia berharap forum R20 dapat memberikan kontribusi moral dan spiritual untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dunia.

“Kami ingin membawa moralitas yang bernilai spiritual ke dunia,” kata ulama Buddha itu.

Senada, Ketua Katib Aam Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Akhmad Said Asrori mengatakan, para pemuka agama sangat kagum dan kagum dengan keindahan Indonesia, baik dari segi alam maupun hubungan antarumat beragama.

“Saya sangat mengagumi keragaman Indonesia. Bisa duduk bersama dalam satu meja. lari bersama Makan bersama. Tidak ada superior atau inferior. Kami bersaudara, pria ini. Bumi diciptakan untuk manusia,” katanya.

Padahal antaragama harus membangun persaudaraan yang baik, bermanfaat, nyaman, damai, rukun dan damai.

Sebagai orang Magelang, Kiai Said Asrori juga menyambut dan menikmati kekayaan dan keindahan alam Magelang, Jawa Tengah.

Dari Magelang, para pemuka agama diperlihatkan keragaman Indonesia yang terdiri dari berbagai agama, bahasa dan budaya. “Kami menunjukkan kepada dunia melalui PBNU bahwa mayoritas umat Islam benar-benar dapat bekerja sama, bekerja sama, berkomunikasi, bersaudara dengan semua orang,” katanya.

“PBNU yang besar ini bisa memberikan rasa perlindungan bagi mereka. Ini ditunjukkan sebagai contoh. Bagaimana umat Hindu dilindungi, diajak berkolaborasi. R20 ini (juga) di Bali. Sangat harmonis,” lanjut Kiai Said Asrori.

Sehingga ia berharap dengan mayoritas Hindu, India dapat melindungi agama minoritas lainnya. Mayoritas Kristen di Amerika juga dapat melindungi minoritas di sana. Karena warisan itu harus dilestarikan.

“Kami menunjukkan rahmatan lil alamin dengan benar. Itulah pesan yang disampaikan kepada mereka,” kata pengurus pondok pesantren Raudlatut Thullab, Tempuran, Magelang, Jawa Tengah.

Kiai Said mengajak seluruh pemuka agama untuk bersinergi membangun kebersamaan dan kerukunan hidup dengan berpedoman pada kitab suci masing-masing.

“Mari kita ajak dialog bersama, gotong royong, acuan utama mereka adalah kebersamaan, persatuan, saling menghormati, saling peduli,” ujarnya.

Ia berharap kehadiran tokoh agama di Magelang juga dapat membawa kebaikan, manfaat dan manfaat bagi semua.

Reporter: Syakir NF
Penerbit: Mustofa Asrori

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button