Nasib bandara yang seperti kuburan, apakah benar-benar tidak ada permintaan?

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Presiden Joko Widodo ingin membangun infrastruktur, termasuk bandara. Namun, beberapa bandara ini sepi seperti kuburan. Aktivitas penerbangan menurun dan maskapai menarik rencana penerbangan mereka.

Pengamat penerbangan Djoko Setijowarno sempat memprediksi nasib bandara ini. Sebab, kebutuhan pengembangan bandara dianggap tidak perlu.

“Sebenarnya tidak layak, tapi masih dibangun. Jika tidak ada mendukung secara finansial apa yang diinginkan pengusaha,” ujarnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (31/8/22).

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Salah satu pertimbangan kelayakan pembangunan bandara adalah permintaan ditambah daya beli masyarakat yang akan menggunakannya. Jika kemampuannya terletak pada sarana transportasi lain, pesawat terbang dan bandara yang dibangun bisa ditinggalkan.

“Sekarang selisihnya 1 juta rupiah sampai Jakarta masih jauh dari target. Dari pada naik pesawat mahal, masyarakat lebih memilih naik kereta api,” kata Djoko.

Sejumlah bandara terbengkalai dan bahkan tidak ada operasi penerbangan. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di berbagai platform penjualan tiket pesawat, tidak ada jadwal penerbangan untuk rute wilayah Jakarta menuju Majalengka, Blora, Tasikmalaya, dan Purbalingga.

Baru-baru ini, misalnya, Bandara Ngloram yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Desember lalu, tidak memiliki jadwal penerbangan menuju bandara yang terletak di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah itu. Sedangkan bandara ini dulunya dilayani oleh maskapai Citilink dan Wings Air.

artikel berikutnya

Usulan DPR: Pemerintah Bangun Bandara di Tabalong, Kalsel

(hsy/hsy)

Source: www.cnbcindonesia.com