Naiknya harga bahan bakar adalah salah satu alasan untuk menjual mobil listrik, kata Gaikindo

TEMPO.CO, jakarta – Kenaikan harga Pertalit, Pertamax dan solar dievaluasi, sedangkan pihak bisa meningkatkan penjualan kendaraan listrik, termasuk mobil listrik, yang omong-omong tidak membutuhkan bahan bakar. Namun Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) membantah pendapat tersebut.

Menurut Gaikindo, kenaikan harga BBM tidak serta merta meningkatkan penjualan mobil listrik, karena harga di Indonesia masih sangat tinggi.

“Daya beli masyarakat Indonesia terhadap kendaraan bermotor masih 300 juta rupiah ke bawah. Karena itu, kebanyakan dari mereka masih belum bisa membeli BEV seharga Rp 700-800 juta,” kata Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto saat dihubungi. tempoSenin 5 September 2022.

Harga mobil listrik di Indonesia masih dari Rp 700 juta hingga di atas Rp 1 miliar, namun belakangan muncul mobil listrik seharga Rp 200-300 juta.

Menurut Kementerian Perindustrian, mahalnya harga mobil listrik di Indonesia disebabkan oleh tingginya harga baterai karena tidak diproduksi di dalam negeri. Baterai merupakan komponen utama kendaraan listrik.

“Asia adalah produsen baterai listrik terbesar, 80 persen di antaranya ada di China,” kata Dodiet Prasetyo, Kepala Subdirektorat Industri Alat Transportasi IMATAP Kementerian Perindustrian, seperti dikutip Diantara.

Kementerian Perindustrian memprediksi harga aki mobil listrik bisa lebih murah mulai 2030, saat mobil listrik sudah banyak beredar di seluruh dunia. Dodiet juga berharap harga mobil listrik kecil di Indonesia bisa mencapai Rp 400 juta.

Membaca: Ini adalah mobil listrik kecil Metropod buatan MAB

Apakah Anda ingin mendiskusikan artikel di atas dengan editor? Ayo gabung di grup Telegram GoOto.

Source: otomotif.tempo.co