Pemkot Tasikmalaya diminta meninjau proyek penataan trotoar - WisataHits
Yogyakarta

Pemkot Tasikmalaya diminta meninjau proyek penataan trotoar

Proyek penataan itu dikeluhkan sejumlah dealer yang berjualan di kawasan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA–Beberapa jalur di Jalan KH Z Mustofa dan Jalan Cihideung Kota Tasikmalaya ditutup sejak Senin (18/7/2022). Penutupan dilakukan karena saat ini sedang berlangsung proyek desain trotoar di kawasan yang menjadi jantung bisnis tersebut.

Namun, sejumlah dealer yang berjualan di kawasan itu mengeluhkan proyek penataan tersebut. Hal ini dikarenakan rencana tata ruang trotoar tidak sesuai dengan karakteristik kawasan di Jalan Cihideung. Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya berencana menjadikan Jalan Cihideung sepenuhnya untuk pejalan kaki.

“Penutupan jalan ini perlu diperhatikan,” kata Ferey Herman (52), salah satu pedagang dan warga Jalan Cihideung yang terkena proyek, Selasa (19/7.2022).

Ia mengaku mendukung rencana pemerintah untuk memperindah kawasan sekitar Jalan Cihideung. Namun, dampak ekonomi dan sosial dari pembangunan ini harus diperhitungkan. Hingga saat ini, upaya warga dan pedagang di Jalan Cihideung belum diperhitungkan oleh pemerintah setempat.

Ferey memperkirakan Jalan Cihideung akan ditata seperti Jalan Malioboro di Kota Yogyakarta dalam gambar desain tata ruang yang ditampilkan di samping proyek. Padahal, Jalan Cihideung Kota Tasikmalaya merupakan pusat komersial tempat pertokoan di kawasan tersebut menjual barang-barang berukuran besar.

Ketika Jalan Cihideung sudah sepenuhnya menjadi pedestrian, kebutuhan transportasi para pedagang dan konsumen akan menjadi perhatian. “Kalau ada orang yang ingin membeli kain dalam jumlah besar, transportasi apa yang mereka inginkan. Itu harus diperhitungkan,” kata Ferey.

Selain itu, banyak warga di Jalan Cihideung yang rumahnya tidak memiliki pintu belakang. Sementara itu, kendaraan tidak diperbolehkan melintasi jalan ini. Sedangkan kantong parkir konon dibuat di Jalan Pemuda yang sebenarnya cukup jauh dari Jalan Cihideung. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian dalam pelaksanaan proyek penataan perkerasan jalan. “Akses jalan tidak boleh ditutup total karena merupakan pusat ekonomi, bukan tujuan wisata,” katanya.

Penjaga toko lain di Jalan Cihideung, Andi, 55, juga menolak jika akses ke Jalan Cihideung ditutup untuk kendaraan dan khusus pejalan kaki. Dia tidak bisa membayangkan apakah akses kendaraan di jalan akan ditutup. “Bagaimana kalau ada yang sakit, ada kebakaran dan ada kejadian mendesak? Dari toko harus digendong dengan tandu ke Jalan HZ Mustofa,” kata pria yang juga warga sekitar.

Menurutnya, Jalan Cihideung bukanlah objek wisata melainkan pusat komersial. Jika tidak ada akses kendaraan di daerah itu, bisnis pasti akan mati. “Orang yang datang tidak mau jalan-jalan, mau belanja. Beda dengan Malioboro,” ujarnya.

Berdasarkan data yang dikumpulkan Republik, Pemerintah Kota Tasikmalaya telah mengerjakan proyek desain trotoar di Jalan KH Z Mustofa dan Jalan Cihideung sejak Senin lalu. Trotoar di Jalan KH Mustofa akan diperlebar menjadi sekitar 4,5 meter di sebelah kiri dan 5-5,5 meter di sebelah kanan. Sementara itu, Jalan Cihideung dimanfaatkan sepenuhnya sebagai jalan khusus pejalan kaki.

Berdasarkan laporan anggaran yang dipublikasikan di lokasi proyek, penataan paving di Jalan KH Z Mustofa dilakukan oleh CV Guna Bangun dengan nilai kontrak proyek sebesar Rp 4.477.629.000. Sedangkan penataan trotoar di Jalan Cihideung dilakukan oleh CV Cahaya Terang dengan nilai kontrak Rp 5.489.410.000. Kedua proyek tersebut dijadwalkan selesai dalam 110 hari kerja.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan mengatakan pihaknya masih mengizinkan akses ke Jalan Cihideung. Meski jalan digunakan sebagai zona pejalan kaki, bukan berarti kendaraan tidak bisa lewat. “Karena ada upaya dari warga sekitar. Tapi apa yang secara teknis belum matang. Yang penting pekerjaan tetap berjalan,” katanya.

Meski demikian, sisi Jalan Cihideung tidak lagi boleh digunakan sebagai lahan parkir kendaraan. Saat ini Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya sedang mengkaji kantong parkir tersebut. “Nanti kita cari tahu. Konstruksi mungkin berjalan sesuai rencana, tapi fungsi bisa disesuaikan,” katanya.

Mengenai pekerjaan yang mempengaruhi aktivitas pedagang dan warga, Ivan mengatakan pihaknya melakukan sosialisasi. Ini juga terus menawarkan akses ke penduduk dan pedagang aktif.” “Mohon dipahami, ini sementara,” katanya.

Source: www.republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button