Money Management Kembali Disorot di Air Terjun Telaga Madirda & Jumog Karanganyar - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Money Management Kembali Disorot di Air Terjun Telaga Madirda & Jumog Karanganyar – Solopos.com

Money Management Kembali Disorot di Air Terjun Telaga Madirda & Jumog Karanganyar – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Perwakilan Ketua RT dan RW Desa Berjo, Ngargoyoso, saat menyampaikan surat kepada Inspektorat Karanganyar Selasa (24/1/2023) meminta pemeriksaan BUMDes setempat. (Khusus/Warga Berjo)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pengelolaan dana objek wisata Telaga Madirda dan Air Terjun Jumog di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Prefektur Karanganyar kembali disorot. Kondisi itu terjadi di tengah sidang kasus dugaan korupsi di Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bejos yang belum mendapat palu dari Hakim Tipikor (Tipikor) Semarang.

Dana miliaran rupiah yang terkumpul dari pengelolaan dua properti wisata populer di lereng Gunung Lawu itu diyakini belum jelas penggunaannya pada 2021-2022. Permohonan audit keuangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo ditandatangani oleh 62 ketua RT/RW setempat.

PromosiMayoritas konsumen memilih Tokopedia sebagai e-commerce yang paling aman, terpercaya dan memuaskan

Surat itu diberikan kepada Inspektorat Daerah (Inspekda) Karanganyar, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dispermades) Karanganyar dan Bupati Karanganyar Juliyatmono.

Agil Sugiman, Koordinator Berjo RT/RW, mengatakan pengelolaan keuangan dana BUMDes pengelola objek wisata Telaga Madirda dan Air Terjun Jumog tidak jelas dari 2021 hingga 2022. Tidak ada laporan pembukuan (LPj).

Pos tunggal EMagz

“Kami menuntut transparansi keuangan BUMDes. Tidak akan ada LPj dari 2021 sampai 2022,” ujarnya Solopos.comRabu (25/01/2023).

Permohonan transparansi keuangan BUMDE telah diajukan kepada Plt. Walikota (Kades). Selain itu, permintaan ini juga disampaikan kepada Direksi BUMDes Berjo, Dewan Pengawas dan BPD.

Semua ketua RT dan RW yang berjumlah 65 orang berusaha mengadakan musyawarah tentang topik ini. Mereka mengundang pihak-pihak terkait, antara lain pengurus BUMDes, direksi, desa dan BPD.

Namun, tidak ada pihak terkait yang hadir dalam pertemuan yang berlangsung sekitar November tahun lalu itu.

“Dari sini akhirnya kami sepakat agar BUMDes Berjo mengaudit keuangannya,” ujarnya.

Dari total 65 RT dan RW di Desa Berjo, hanya 62 orang yang menandatangani permohonan audit keuangan BUMDes. Dua RT dan satu RW tidak dilibatkan karena berbagai alasan.

Solopos interaktif

Surat Permohonan Audit tersebut disampaikan kepada Badan Pengatur, Dispermades dan Bupati Karanganyar pada Selasa (24/01/2023). Hasil audit ini diperlukan untuk mengetahui seperti apa pengelolaan keuangan BUMDes Berjo. Warga setempat tak ingin kasus korupsi BUMDes Berjo terulang kembali.

Saat ini diketahui Kepala Desa Berjo, Suyatno, dan mantan Direktur BUMDes Berjo, Eko Kamsono, ditangkap dalam kasus korupsi pengelolaan dana BUMDes. Sidang kasus dugaan korupsi yang merugikan kas negara Rp 1,1 miliar itu kini sedang berjalan di Pengadilan Tipikor Semarang (Tipikor).

“Jangan sampai ada lagi penyimpangan dana BUMDes Berjo,” pintanya.

Menurutnya, nilai pengelolaan objek wisata Telaga Madirda dan Air Terjun Jumog sangat besar. Hanya Rp 35 juta yang terkumpul dalam biaya parkir setiap bulan.

Kemudian biaya toilet mencapai Rp 8 juta per bulan. Dana tersebut hanya 30-50 persen dari total pendapatan BUMDes Berjo.

“Ini menunjukkan berapa pendapatan yang didapat dari tiket. Kami mempertanyakan pengelolaan keuangan ini,” ujarnya.

Ketua RT 004 RW 009 mengatakan, dana dari pengelolaan sarana wisata itu akan masuk ke Pendapatan Asli Desa (PADes). Dana tersebut kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur.

iklan

Setiap RT juga menerima uang hasil Rp 5 juta per tahun. Namun terhenti selama dua tahun terakhir.

Senada dengan itu, Ketua RW 003 Berjo, Sunarto mempertanyakan pengelolaan keuangan dana BUMDes 2021-2022. Dia menyerukan transparansi dalam pengelolaan keuangan. Namun, selama ini warga sekitar terkesan terpengaruh dengan ketidakjelasan pengelolaan dana BUMDes.

“Kami hanya ingin transparansi pengelolaan keuangan BUMDes,” ujarnya.

Dikatakannya, objek wisata Telaga Madirda dan Air Terjun Jumog tidak pernah sepi pengunjung. Jumlah pengunjung mencapai ribuan orang setiap harinya.

Jumlah pengunjung juga meningkat pada akhir pekan libur nasional. Pendapatan dari pengelolaan fasilitas wisata ini dipertanyakan oleh pemerintah kota.

FYI: Berjo merupakan desa terkaya di Kabupaten Karanganyar. Pendapatan awal desa dari unit usaha BUMDes Berjo mencapai Rp 5 miliar pada tahun 2020.

Pendapatan sebesar ini dianggap tertinggi di Kabupaten Karanganyar. Sebagai bentuk kontribusi kepada masyarakat, sebagian keuntungan di tahun 2020 akan dibagikan secara merata kepada 50 RT di wilayah tersebut.

Beriklan dengan kami

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button