Mitos Situ Sanghyang Tasikmalaya, di balik keindahan alamnya terdapat legenda Mataram Kuno - WisataHits
Jawa Barat

Mitos Situ Sanghyang Tasikmalaya, di balik keindahan alamnya terdapat legenda Mataram Kuno

BERITA TASIKMALAYA, ruber.id – Tempat Wisata Situ Sanghyang yang terletak di Jalan Raya Cibalanarik-Cilolohan, Cibalanarik, Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Hingga saat ini danau atau Situ Sanghyang masih ramai dikunjungi, ada juga yang sekedar refreshing untuk melepas penat.

Danau ini sering dipenuhi orang memancing karena pemerintah setempat menanam ikan untuk dimakan penduduk setempat.

Tiket masuknya juga cukup murah, hanya sekitar Rp 5000. Warga lokal dari luar daerah sering datang untuk piknik bersama keluarga.

Dengan lingkungan yang penuh dengan pepohonan kiara yang rindang, tempat ini begitu asri dan sejuk.

Situ Sanghyang juga dilengkapi dengan pendopo, mushola, taman bermain anak dan persewaan perahu pedal.

Mitos atau Legenda Situ Sanghyang

Telaga ini juga tidak luput dari mitos bahwa jika kita melihat pohon Kiara di tengah telaga maju dengan sendirinya, maka akan terjadi sesuatu yang buruk.

Awal cerita dikisahkan, runtuhnya desa atau desa Saung Gatang pada zaman Mataram Kuno.

Dimulai dengan seorang pangeran yang terpesona dengan kecantikan seorang wanita.

Dia kemudian memerintahkan pengawalnya untuk menjemput wanita itu.

Karena berniat menikahi primadona desa, setelah gadis itu sukses melahirkan, pesta besar diadakan selama hampir 7 hari 7 malam.

Gadis itu tidak berdaya, yang bisa dia lakukan hanyalah menangis dan meratapi nasibnya, berharap suaminya akan membawanya pulang.

Tak lama kemudian, Resi Galunggung, suami perempuan penculikan itu, pulang.

Ketika dia menemukan istrinya tidak di rumah dan menerima kabar bahwa istrinya dibawa untuk menikahi putra raja.

Mendengar hal itu, Resi Galunggung sangat marah, dengan marah ia datang ke kerajaan, namun ditolak oleh para pengawal dan diusir.

Dengan kekuatan gaibnya, dia berubah menjadi anak kecil berkulit hitam atau budak kelinci.

Dia memanggil anjing yang ada di dekatnya untuk mengganggu pesta.

Tidak lama kemudian, orang-orang kerajaan tersebar.

Sebelum pergi, dia menancapkan tongkat di depan kerajaan dan banyak penjaga mencoba mencabut tongkat itu dan mengeluarkan semburan air.

Hingga air yang terus keluar hingga menenggelamkan desa Saung Gatang dan berubah menjadi sebuah telaga bernama Situ Sanghyang.

Selama ini warga sering mendengar lolongan anjing di malam hari, yang diyakini berasal dari desa yang tenggelam.

Inilah mitos tempat wisata Situ Sanghyang, ada yang percaya dan ada juga yang menganggap bercanda.

Bagi Anda yang penasaran dengan keindahan danau yang satu ini, Anda bisa mengunjunginya bersama keluarga untuk beristirahat dan melepas lelah.

Source: ruber.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button