Menteri Penanaman Modal Dorong Percepatan Pengembangan 5 Destinasi Pariwisata Prioritas - WisataHits
Jawa Tengah

Menteri Penanaman Modal Dorong Percepatan Pengembangan 5 Destinasi Pariwisata Prioritas

Pemerintah berupaya untuk lebih mempercepat perluasan infrastruktur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Melalui Forum Investasi 5 Destinasi Wisata Super Prioritas (5 DPSP) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kementerian Penanaman Modal/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menawarkan peluang investasi dalam pengembangan pariwisata. sektor pariwisata di Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara, Borobudur, Provinsi Jawa Tengah, Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mandalika, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Likupang, Provinsi Sulawesi Utara.

Forum investasi ini diselenggarakan secara hybrid dan dihadiri oleh lebih dari 200 peserta domestik dan internasional, termasuk pemangku kepentingan bisnis dan pemimpin wilayah. Menteri Bahlil Lahadalia, hadir secara online, mengatakan industri pariwisata merupakan sektor yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19. Sektor ini sekarang memberikan kontribusi penting dalam penciptaan lapangan kerja bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan pertumbuhan ekonomi daerah.

Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk lebih mendorong percepatan pembangunan infrastruktur terkait pengembangan 5 DPSP tersebut. “Saya tidak ragu untuk meyakinkan bahwa ada banyak tempat wisata di Indonesia yang bisa dikunjungi dan memiliki alam yang indah. Kami ingin tidak hanya Bali tetapi juga daerah lain. Saya yakinkan investor bahwa Indonesia adalah tujuan pariwisata dunia,” katanya dalam konferensi pers yang diterima, Minggu (9/11/2022).

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dalam rekaman pidatonya bahwa pembangunan 5 DPSP merupakan salah satu program strategis nasional untuk menciptakan berbagai destinasi pariwisata baru. “Kita perlu mengoptimalkan pembangunan di sektor pariwisata, terutama dari segi aksesibilitas, fasilitas dan atraksi. Sumber dananya tidak hanya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN/APBD), tetapi juga investasi dalam dan luar negeri,” ujarnya.

Senada dengan itu, Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Sandiaga Uno dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengembangan 5 DPSP ini merupakan program pemerintah untuk menciptakan destinasi baru kelas dunia bersama Bali. Hal ini dilakukan untuk menciptakan keadilan ekonomi dan memaksimalkan sumber daya pariwisata Indonesia.

“Saya yakin forum ini dapat mempercepat pengembangan destinasi wisata prioritas, terutama melalui pengelolaan kawasan ekonomi dan organisasi pelaksana otoritas. Investor tidak perlu ragu untuk berinvestasi di destinasi pariwisata Indonesia,” kata Sandiaga.

Oleh karena itu, kerjasama antara Kementerian Penanaman Modal dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif diperlukan untuk menarik investor baik domestik maupun asing untuk pengembangan sektor pariwisata di Indonesia, khususnya di 5 DPSP. Salah satu peserta Forum Investasi DPSP ke-5 hari ini, Paquita Widjaja, Direktur Pengembangan PT Minahasa Permai Resort di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang, Sulawesi Utara, mengungkapkan antusiasmenya terhadap rencana pembangunan 5 DPSP yang direncanakan pemerintah Indonesia.

Paquita juga menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan pemerintah, khususnya di Kawasan Ekonomi Khusus Likupang. “Saya kira ini adalah pilihan yang tepat untuk memperkenalkan investor ke daerah-daerah di Indonesia yang memiliki diferensiasi masing-masing untuk menawarkan keragaman, terutama dalam investasi sektor pariwisata. Ke depan, kami tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada kegiatan yang berkaitan dengan konservasi,” ujarnya.

Sejumlah investor dalam dan luar negeri juga telah menyampaikan komitmen atau rencana investasinya di 5 DPSP yang terkait tidak hanya sektor pariwisata tetapi juga sektor pendukung lainnya seperti energi, teknologi informasi dan telekomunikasi, serta real estate. Total nilai proyek eksisting adalah Rp 172,2 miliar atau US$ 11,67 juta, nilai komitmen yang sedang berjalan sebesar Rp 1,552 triliun (US$ 106,24 juta) dan nilai penyertaan modal sebesar Rp 1,186 triliun (US$ 81,19 juta).-Dolar). Dolar Amerika).

Daftar perusahaan yang telah membuat komitmen ini antara lain PT Tobanta Nauli Indah di Danau Toba, PT Luxor Graha Propertindo di Borobudur, Solar Dex Indonesia di Labuan Bajo, Ciputra Residence di Mandalika dan PT Dayamitra Telekomunikasi di Likupang. Data Kementerian Penanaman Modal/BKPM menunjukkan realisasi investasi sektor pariwisata di Indonesia sejak 2017 hingga triwulan II 2022 mencapai US$51,8 miliar, dengan kontribusi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 49 persen dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 51 persen. .

Sementara total realisasi investasi sektor pariwisata saja di 5 DPSP mencapai US$487,3 juta dengan komposisi PMA 53 persen dan 47 persen. Realisasi investasi di masing-masing lokasi adalah sebagai berikut: Danau Toba tercatat US$46,6 juta, Borobudur US$12 juta, Mandalika US$184,8 juta, Labuan Bajo US$172,4 juta dan Likupang US$71,5 juta.

Source: www.republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button