Menjual potensi investasi melalui pameran nasional Sail Tidore 2022
Ternate (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Pemprov) memanfaatkan pameran nasional yang digelar dalam rangkaian acara Sail Tidore 2022 di Kota Tidore Kepulauan pada 24-29 November 2022 untuk mempromosikan potensi investasi daerah.
Pameran nasional yang dihadiri oleh ribuan tamu dan wisatawan termasuk investor ini akan memamerkan seluruh potensi investasi Maluku Utara, khususnya di sektor perikanan, perkebunan, pertanian, pertambangan dan pariwisata.
Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba mengatakan akan ada investor yang tertarik berinvestasi di daerah tersebut setelah melihat potensi investasi yang ditampilkan pada pameran nasional tersebut.
Baca juga: Keunggulan Ternate Sebagai Tempat Transit Sail Tidore 2022
Salah satu potensi investasi di Maluku Utara yang dapat diandalkan untuk menarik investor adalah sektor perikanan karena potensi perikanan di wilayah ini sangat melimpah, baik penangkaran maupun budidaya, dan belum dimanfaatkan secara optimal.
Potensi perikanan tangkap di Maluku Utara mencapai 1 juta ton per tahun dengan potensi lestari sekitar 15.000 ton per tahun dan baru dimanfaatkan sekitar 20 persen, sedangkan potensi budidaya mencapai lebih dari 100.000 hektar dan dimanfaatkan kurang dari 10 persen.
Untuk peluang investasi lain di Maluku Utara, prioritas pemerintah daerah yang dikelola investor adalah sektor pariwisata. Maluku Utara memiliki banyak objek wisata yang menarik, baik wisata bahari, sejarah maupun alam.
Pelibatan investor dalam pengelolaan properti wisata di Maluku Utara diharapkan dapat memberikan efek samping terhadap jumlah kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara sehingga memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu kawasan di Maluku Utara yang memiliki prospek bagus untuk menjadi lokasi investasi modal para investor adalah Pulau Morotai yang telah ditetapkan pemerintah pusat sebagai salah satu dari 10 besar destinasi wisata di Indonesia dan Kawasan Ekonomi Khusus Perikanan.
Pemprov Maluku Utara menjamin semua investor yang berminat berinvestasi di kawasan itu akan mendapatkan berbagai fasilitas seperti: B. Perizinan cepat dan gratis, keringanan pajak, dukungan politik dan jaminan keamanan investasi.
Pemprov Maluku Utara telah dan terus membangun berbagai infrastruktur untuk mendukung kegiatan investasi, seperti bandara yang dapat menampung pesawat kargo, pelabuhan peti kemas, jalan dan jembatan, serta jaringan telekomunikasi.
Baca Juga: Promosikan Aneka Produk UMKM di Sail Tidore 2022
Khusus tenaga listrik di Maluku Utara tidak ada masalah selama kapasitas tenaga listrik yang dimiliki PT PLN cukup untuk memenuhi kebutuhan industri, apalagi saat ini sedang dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) di Kabupaten Halmahera Barat. dengan Kapasitas 14 MW yang dapat memenuhi kebutuhan industri di Pulau Halmahera.
Industri pengolahan
Pemerintah Provinsi Maluku Utara berharap para investor yang berinvestasi di wilayah itu akan mengembangkan industri, khususnya industri pengolahan yang semua bahan bakunya bersumber dari lokal.
Selain menghasilkan produk yang bernilai tambah, industri manufaktur juga akan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi daerah dengan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan memicu munculnya berbagai kegiatan usaha masyarakat di sekitar industri manufaktur, seperti: B. Perusahaan jasa angkutan, perdagangan dan persewaan pensiun.
Pemprov Maluku Utara harus mengutamakan investor yang akan mengembangkan industri pengolahan produk kelapa dan rempah-rempah, karena kedua produk tersebut merupakan bahan baku utama bagi sebagian besar petani di pulau tersebut.
Produksi kelapa di Maluku Utara sangat melimpah dan berpotensi menjadi bahan baku industri minyak makan, industri tepung kelapa dan berbagai jenis industri lain yang menggunakan hasil samping kelapa seperti santan. B. industri briket tempurung kelapa.
Demikian pula produksi rempah-rempah di Maluku Utara khususnya cengkeh dan pala mencapai puluhan ribu ton dan berpotensi menjadi bahan baku berbagai industri pengolahan rempah-rempah seperti: B. Industri minyak cengkeh dan bubuk pala yang banyak diminati pasar ekspor khususnya di Eropa yang telah mengenal produksi rempah-rempah dari daerah ini sejak dahulu kala.
Jika ada industri pengolahan kelapa dan rempah-rempah di Maluku Utara, berbagai keuntungan akan diperoleh, di antaranya petani di daerah itu tidak lagi kesulitan memasarkan bahan baku dan pada akhirnya harga bahan baku akan stabil.
Baca Juga: TNI AL Kerahkan 12 KRI dan Ribuan Personel Dukung Sail Tidore 2022
Petani kelapa dan rempah-rempah di Maluku Utara kerap kesulitan memasarkan dagangannya karena hanya mengandalkan pedagang pengumpul yang selalu menjaga harga serendah mungkin bagi petani, terutama saat panen raya.
Misalnya, harga kopra, komoditas yang sebelumnya diproduksi oleh petani kelapa di Maluku Utara, seringkali hanya mencapai Rp 4.000 per kg, sedangkan petani baru bisa menikmati keuntungan saat harganya minimal Rp 8.000 per kg. Oleh karena itu, sulit bagi petani kelapa di daerah ini untuk mencapai taraf hidup yang sejahtera.
Untuk itu, sangat penting bagi Pemerintah Provinsi Maluku Utara untuk mendorong partisipasi usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah untuk menggarap berbagai peluang investasi yang ada dengan memberikan modal usaha dan dukungan fasilitas manufaktur.
Di berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa, banyak pelaku UKM yang menggarap berbagai potensi investasi di daerah setempat dan cukup sukses, bahkan produk manufakturnya mampu menembus pasar mancanegara.
Kolaborasi antara investor dari luar Maluku Utara dengan UKM lokal dalam mengelola potensi investasi di daerah harus terus berlanjut, memanfaatkan momentum event ‘Sail Tidore 2022’ di kota Tidore Kepulauan.
Baca Juga: Kontraktor Hotel Jamin Pelayanan Tamu Sail Tidore
Source: news.google.com
