Menjadi wisata baru adalah serunya menjelajahi Ekowisata Mangrove Cirebon
Ekowisata Mangrove Pangenan. ©2020 YouTube Kang Muhdis/Merdeka.com
Merdeka.com – Ekowisata Mangrove Pengarengan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat adalah tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi. Di lokasi ini, wisatawan dapat menjelajahi perairan timur kota Udang dengan perahu nelayan sambil menikmati rimbunnya pohon bakau.
Ketua Gerakan Pengarengan Wisata (Pespa) Zaenudin, 27, mengatakan rata-rata umur pohon bakau di lokasi ini puluhan tahun.
“Pohon mangrove sudah berumur puluhan tahun, informasi dari warga sekitar. Bahkan, banyak warga dari luar desa dan sekitarnya yang biasa membawa bibit ke sini,” katanya, mengutip ANTARA, Senin (1/8).
2 dari 6 halaman
Lihat aktivitas nelayan
©2020 YouTube Kang Muhdis/Merdeka.com
Untuk menjelajahi kawasan hutan mangrove dari atas air, pengunjung bisa menyewa perahu nelayan yang ramah kantong.
Selain berkesempatan memanjakan mata di bawah rindangnya hutan bakau, pengunjung juga dapat melihat sekilas berbagai aktivitas penangkapan ikan dalam perjalanan, mulai dari menurunkan hasil tangkapan hingga memperbaiki jaring atau alat tangkap perahu, hingga bercengkrama dengan keluarga.
Perahu nelayan juga terlihat berjejer di dermaga di tepi laut.
3 dari 6 halaman
Upaya menjadi tempat wisata
Zay mengatakan jika rombongannya terus bekerja menuju sebuah destinasi di Desa Pengarengan, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, akan layak dinikmati oleh pengunjung.
Nantinya, salah satu lahan yang digunakan untuk pembibitan mangrove direncanakan sebagai lahan parkir kendaraan wisata.
“Tempat parkir kendaraan masih seperti ini, belum siap,” kata Zaenudin yang juga sudah terbiasa dipanggil Zai.
Kawasan hutan mangrove yang cukup luas saat ini hanya memiliki bentangan 100 meter. Itupun, diakuinya, belum cukup menikmati luasnya mangrove.
Rute tersebut dibuat oleh anak-anak muda yang ingin membentuk kawasan hutan mangrove Pengengan untuk dinikmati semua orang.
“Kami bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk membantu membangun jalur ini. Karena biayanya cukup tinggi,” kata Zay.
4 dari 6 halaman
Disukai oleh pengunjung
©2020 YouTube Kang Muhdis/Merdeka.com
Salah satu pengunjung, Siti Mariah, mengatakan kawasan hutan mangrove di Desa Pengarengan sangat berbeda dengan beberapa wisata mangrove yang pernah ia kunjungi.
Ia menjelaskan, perjalanan ekowisata mangrove sangat mengasyikkan, namun ia menyayangkan jarak yang masih terlalu pendek.
“Kalau semakin bagus dan lama, mungkin ini akan menjadi salah satu destinasi wisata mangrove yang wajib dikunjungi,” ujarnya.
5 dari 6 halaman
membutuhkan perhatian
Zay mengungkapkan, pihak desa sendiri belum terlibat dalam pengembangan ekowisata mangrove ini, meski prospeknya ke depan cukup menjanjikan.
Dengan destinasi ekowisata mangrove pangarengan ini, banyak wisatawan dari berbagai tempat yang diundang secara alami.
Hal ini kemudian dapat meningkatkan taraf ekonomi warga khususnya nelayan dengan menyewa perahu dari pengunjung untuk berkeliling di kawasan mangrove.
“Kami sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak, terutama dari desa dan dari dinas pariwisata. Karena dengan pariwisata, berita di sekitarnya akan baik-baik saja,” katanya.
6 dari 6 halaman
Menambah daftar destinasi di Kabupaten Cirebon
Sementara itu, Yayan Suratman, Kepala Bidang Destinasi dan Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Cirebon, mengatakan pihaknya tidak bisa terlalu ikut campur untuk mempercantik destinasi wisata.
Menurut Yayan, pihaknya tidak memiliki anggaran sebesar itu. Selain itu, regulasi atau aturannya belum ada, sehingga harus dibuat terlebih dahulu.
“Kita baru mengeluarkan peraturan dengan mendirikan 20 desa wisata agar saat kita masuk ke sana sudah ada basisnya,” jelas Yayan.
Khusus untuk wisata mangrove, Kabupaten Cirebon memiliki tiga potensi besar, yaitu Desa Pengarengan, Desa Mundu Pesisir dan Desa Ambulu.
Ketiga tempat itu, kata Yayan, sudah masuk dalam daftar 20 tempat yang ditetapkan sebagai desa wisata.
Nantinya, ketentuan ini diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih baik bagi pembangunan destinasi wisata.
Yayan tidak memungkiri bahwa Kabupaten Cirebon sangat minim destinasi wisata selain makanan dan hiburan. Sehingga jika destinasi tersebut sudah berjalan, diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan wisata unggulan di daerah tersebut.
“Jadi kami berharap 20 desa wisata ini nantinya benar-benar muncul dan menambah destinasi wisata di Kabupaten Cirebon,” ujarnya.
Sebelumnya, pariwisata termasuk industri yang anjlok selama pandemi Covid-19. Selain itu, sejak kasus sektor tersebut muncul kembali, banyak warga yang ingin berkunjung ke berbagai tempat setelah dikurung di rumah masing-masing selama dua tahun.
[nrd]
Source: www.merdeka.com