Meningkatkan kapasitas bakat dan minat penyandang tunanetra di DIY - WisataHits
Yogyakarta

Meningkatkan kapasitas bakat dan minat penyandang tunanetra di DIY

Harianjogja.com, SLEMAN—Untuk Menggalakkan Peningkatan Kapasitas Penyandang Disabilitas di Bidang Perbaikan Rumah, PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko mengadakan pelatihan intensif untuk meningkatkan keterampilan pijat, bermain musik dan menyelenggarakan acara untuk penyandang cacat.

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi penyandang disabilitas. Hal ini juga membantu mendukung proses pemulihan ekonomi di era pascapandemi. Dua hari berturut-turut mereka dilatih secara intensif berupa materi pelatihan yang bermanfaat untuk mengembangkan talenta dan mengasah talentanya sebagai prasyarat untuk berdaya dan mandiri,” kata Group Secretary PT TWC AY Suhartanto, Rabu (31/8/2022). ).

Dijelaskannya, jumlah peserta yang terlibat adalah 17 orang dari komunitas Jaya Musik Malioboro dan sembilan siswa dari MAN II Sleman dan ini terwujud berkat kerjasama antara PT TWC dan Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Muhammadiyah DIY. Kegiatan ini sudah menjadi kewajiban untuk menjunjung tinggi dan menerapkan nilai-nilai moral dalam perusahaan.

Sebagai perusahaan milik negara, PT. TWC berpartisipasi dalam mengembangkan keterampilan penyandang disabilitas dan membangun ekosistem ekonomi yang inklusif. “Untuk mencapainya diperlukan komitmen bersama. Perlu adanya sinergi aktif antara instansi pemerintah, BUMN dan swasta untuk mempercepat terwujudnya ekonomi inklusif bagi penyandang disabilitas agar mandiri di sektor ekonomi. “jelasnya.

BACA JUGA: Dalam Perjalanan ke Pengadilan Negeri Sleman, Gugatan Pemilik RM Pak Parto atas Sengketa Tanahnya Dikabulkan

Sekretaris Dinas Sosial DIY Suyarno menyatakan bahwa Indonesia ikut serta dalam ratifikasi Konvensi PBB tentang Hak Penyandang Disabilitas. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak keterbatasan dan tantangan yang perlu disikapi bersama guna meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas tersebut.

“Pemerintah tidak bisa sendiri. Sektor swasta dan kelompok masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan harkat dan martabat para penyandang disabilitas ini. Pelatihan ini merupakan bentuk sinergi yang menginisiasi langkah menuju dukungan masa depan bagi penyandang disabilitas,” jelasnya.

Ketua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Muhammadiyah DIY Ridwan Furqoni menjelaskan, program ini akan ditindaklanjuti dengan rencana tindak lanjut (RTL) untuk menyelaraskan tujuan dalam pengembangan potensi dan kemampuan penyandang disabilitas ke depan. “RTL ini dapat menjadi panduan untuk membantu menentukan langkah selanjutnya dalam hal dukungan yang dapat meningkatkan kapasitas Sahabat Disabilitas untuk pengiriman selanjutnya di masa mendatang,” ujarnya.

Salah satu peserta pelatihan, Nur Eko Prasetyo, 16 tahun, mengatakan teknik pijat yang diajarkan instruktur selama pelatihan cukup komprehensif. Mahasiswa pijat yang baru pertama kali ini mengaku tertarik untuk mendalami teknik pijat sebagai langkah antisipasi ke depannya.

BACA JUGA: Ratusan UMKM di Slemam Revitalisasi Porda, Omzet Minimal Rp 500 Juta

“Pelatihannya sangat bagus, bisa menambah pengetahuan saya. Karena kalau saya pribadi kurang begitu paham dengan pelatihan pijat, saya baru pertama kali ikut, mungkin ini sesuatu yang baru. Manfaatnya juga sangat banyak,” ujar siswa Kelas XII MAN II Sleman ini.

Salah satu anggota Jaya Music Malioboro, Dedy Sufiyandi, 40, mengaku mendapat keahlian baru dalam bermusik dalam sebuah grup. Dedy yang berprofesi sebagai pemain bass di band Askara Blind ini berharap mendapat kesempatan untuk menghibur wisatawan di destinasi wisata, khususnya yang dikelola PT TWC.

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button