Menggantung tembakau adalah tradisi - WisataHits
Yogyakarta

Menggantung tembakau adalah tradisi

Menggantung tembakau adalah tradisi

tanpa judul

Krjogja.com – TEMANGGUNG — Petani tembakau mengikuti tradisi tembakau Nganjang pada Festival Softan yang digelar di Lapangan Desa Bansari, Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung, Sabtu (29/10).

Mereka berusaha memecahkan rekor dengan menggantung tembakau lebih dari sembilan puluh meter, sesuai dengan tema utama “Nganjang Sembilan Puluh Meter”.

Bagi para petani, tembakau Nganjang merupakan tradisi, sehingga harus diturunkan dari generasi ke generasi. Nganjang menata tembakau potong basah yang diawetkan dengan penghantar atau tempat mengeringkan tembakau dari bambu

Gentle Festival 2022 ini akan diadakan untuk ketiga kalinya dan sebelumnya diadakan pada tahun 2018 dan 2019. Itu ditutup pada tahun 2020 dan 2021 karena pandemi Covid-19.

Ketua Panitia Softan Festival 2022 Agus Zamroni mengatakan Nganjang melibatkan 22 gadis yang sebelumnya telah menebang tembakau dengan 20 pemuda.

“Panjang daun tembakau yang disusun atau remaja putri berhasil merentang 90 meter tanpa putus,” katanya.

Dia mengatakan tembakau yang dicincang menggunakan sistem lunak yang menggunakan gobang bukan mesin.

Harapannya, tembakau yang diawetkan di bawah terik matahari akan mengering dalam 3 hari.

Ia mengatakan Soft Tobacco Festival diharapkan dapat menebarkan energi positif kepada masyarakat khususnya petani tembakau yaitu meningkatkan perekonomian petani tembakau.

Dikatakannya, tembakau yang diolah dengan lembut atau diolah dengan gobang memiliki pangsa pasar tersendiri.

Tembakau ini, jelasnya, dijual ke pasar tradisional atau pedagang tembakau untuk memproduksi rokok linting rumahan. “Tembakau lunak ini pun dipesan dan dijual ke luar kota dengan harga yang lebih mahal dari yang masuk ke pabrik rokok,” ujarnya.

Ada yang unik dari tembakau lembut ini, sehingga sekarang banyak yang memesan dan Temanggung sekarang dikenal sebagai tembakau lunak.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Temanggung Muh Amin mengatakan merokok tembakau merupakan tradisi turun temurun. Begitu juga di Ngrajang Alusan dengan gobang.

“Proses pengolahan tembakau secara tradisional ini dilestarikan dan dirayakan untuk memperkenalkannya kepada masyarakat luas,” ujarnya.

Menurutnya, festival ini menjadi daya tarik tersendiri dan bisa menjadi event wisata. DPRD mendukung pelestarian kearifan lokal agar tradisi ini tidak tergerus zaman. “Jangan sampai keterampilan menebang dan merajang tembakau bukan milik pemuda Temanggung,” ujarnya. (osi)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button