Mengetahui sejarah perkeretaapian, yuk datang dan kunjungi 4 museum perkeretaapian Indonesia berikut ini! - WisataHits
wisatahits

Mengetahui sejarah perkeretaapian, yuk datang dan kunjungi 4 museum perkeretaapian Indonesia berikut ini!

Mengetahui sejarah perkeretaapian, yuk datang dan kunjungi 4 museum perkeretaapian Indonesia berikut ini!

Piknikdong.com – Apakah Anda sering menggunakan kereta api atau baru pertama kali merasakan sensasi berwisata dengan kereta api? Bepergian dengan kereta api selalu menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Selain nyaman, tidak ada salahnya untuk mengetahui sejarah kereta api di Indonesia.

Ingat jejak sejarah kereta api di Museum Kereta ApiMengenang jejak sejarah perkeretaapian di Museum Kereta Api, foto: KAI.id

“Di berbagai kota di Indonesia terdapat museum yang mengungkap asal-usul dan perkembangan perkeretaapian.

Museum-museum ini merupakan tempat yang tepat untuk mempelajari lebih jauh tentang peninggalan kereta api, berbagai koleksi unik dan informasi menarik lainnya.”

kata Wakil Presiden Humas KAI Joni Martinus

Mengunjungi museum pasti akan menjadi pengalaman yang menarik bagi Anda, terutama saat liburan.

Penasaran ingin mengunjungi museum kereta api yang dikelola langsung oleh KAI?

Berikut beberapa museum kereta api yang bisa Anda kunjungi untuk menutup liburan sekolah kali ini.

4 museum kereta api di Indonesia

1.Museum Ambarawa

Museum Ambarawa awalnya merupakan sebuah stasiun bernama Stasiun Willem I. Nama Willem I terkait dengan letak stasiun yang dekat dengan Benteng Willem I.

Stasiun ini dibangun oleh Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873 bersamaan dengan pembukaan jalan Kedungjati-Ambarawa.

Pada awal 1900-an, bangunan stasiun direnovasi menjadi bentuknya yang sekarang.

Pada awal pengoperasiannya, stasiun Willem I digunakan sebagai sarana pengangkutan produk ekspor dan angkutan militer keliling Jawa Tengah.

Setelah dinonaktifkan pada tahun 1976, Stasiun Kereta Api Ambarawa diresmikan sebagai Museum Kereta Api oleh Gubernur Jawa Tengah saat itu, Supardjo Rustam bersama Ir. Soeharso, Chief Operating Officer Biro Perkeretaapian (sekarang Kai).

Stasiun Ambarawa dipilih karena Ambarawa memiliki latar belakang sejarah yang kuat pada masa perjuangan kemerdekaan, memiliki teknologi lama yang masih dapat dioperasikan dengan baik, serta memiliki wilayah yang luas.

Saat ini, Museum Ambarawa menampilkan koleksi perkeretaapian dari masa Hindia Belanda hingga masa pra kemerdekaan RI, yang meliputi sarana, prasarana, dan perlengkapan administrasi.

Beberapa koleksi instalasi kereta api heritage seperti 26 lokomotif uap, 4 lokomotif diesel, 5 kereta api dan 6 gerbong dari berbagai daerah.

Anda juga dapat menikmati perjalanan wisata dengan menaiki kereta wisata Ambarawa-Tuntang (PP) dengan lokomotif uap dan kereta diesel antik.

Selain itu, ada jalur KA wisata Ambarawa-Jambu-Bedono (PP) yang menggunakan lokomotif uap cogwheel untuk melintasi rel bergerigi. Rel bergerigi adalah satu-satunya yang masih aktif di Indonesia.

Selain sebagai tempat wisata sejarah, museum ini bisa disewa untuk pameran, ruang pertemuan, pemotretan, pemotretan, pernikahan, festival, bazaar, pentas seni, workshop, dll.

2. Museum Kereta Api Sawah Lunto

Museum Kereta Api Sawahlunto adalah sebuah museum yang terletak di kota Sawahlunto, Sumatera Barat.

Museum ini memamerkan sejarah dan warisan rel kereta api yang berkaitan dengan penambangan batubara di wilayah tersebut.

Alasan utama awal dibangunnya rel kereta api di Sumatera Barat adalah sebagai sarana pengangkutan batu bara menuju Ombilin, Sawahlunto.

Sebelumnya, pada tahun 1867, penelitian dilakukan oleh ahli geologi WH dari Greeve, dan setahun kemudian ditemukan endapan batubara di Ombilin.

Sejarah museum ini diawali dengan pembangunan jalur kereta api oleh perusahaan kereta api nasional Sumatera Staatspoorwegen (SSS).

Pembangunan dimulai dari Teluk Bayur-Padang Panjang-Bukit Tinggi dan Padang Panjang-Sawahlunto.

Hingga tahun 1892, jalur kereta api telah mencapai Muara Kalaban.

Untuk mencapai lokasi penambangan batu bara Sawahlunto, pembangunan jalur kereta api dilanjutkan dari halte Muara Kalaban berbelok ke utara melalui terowongan dan jembatan yang melintasi Sungai Lunto sepanjang 30 meter.

Pada 1 Januari 1894 jalur dibuka dengan diresmikannya Stasiun Sawahlunto.

Hasil penambangan batubara di Sawahlunto menunjukkan hasil yang memuaskan setelah selesainya jalan Pelabuhan Teluk Bayur-Sawahlunto.

Namun, menjelang akhir tahun 2000, produksi arang di Sawahlunto menurun. Otomatis, aktivitas dan keberadaan kereta api di Sumbar juga terpengaruh secara signifikan.

Dalam rangka melestarikan Stasiun Sawahlunto, KAI dan Pemerintah Kota Sawahlunto bekerja sama memanfaatkan Stasiun Sawahlunto sebagai museum.

Museum Sawahlunto diresmikan pada 17 Desember 2005 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Salah satu koleksi Museum Sawahlunto yang terkenal adalah lokomotif uap bergigi E1060 atau lebih dikenal dengan sebutan “Mak Itam”.

Kamu juga bisa mencoba sensasi traveling menggunakan kereta Mak Itam lho.

Selain itu, Museum Sawahlunto dapat disewa untuk pameran, ruang pertemuan, pemotretan, pemotretan, pernikahan, festival, bazaar, pertunjukan seni, lokakarya, dll.

Jika Anda mengunjungi museum ini, Anda dapat belajar lebih banyak tentang sejarah perkeretaapian di Sawahlunto dan menghargai warisan budaya dan teknologi yang terkait dengan industri batu bara. Sangat menarik ya!

3. Museum Kereta Api Bondowoso

Museum Kereta Api Bondowoso merupakan museum kereta api pertama di Jawa Timur. Awalnya museum ini merupakan stasiun kereta api yaitu Stasiun Bondowoso.

Stasiun ini dibangun pada tahun 1893 dan diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1897 oleh Staatssporwegen (SS) dengan dibukanya jalur kereta api Jember-Kalisat-Bondowoso-Panarukan.

Jalur ini merupakan kelanjutan dari pembangunan jalur kereta api yang sudah ada yaitu jalur Bangil-Pasuruan-Probolinggo yang beroperasi pada tahun 1884.

Jalur KA Panarukan-Bondowoso-Kalisat-Jember pada awalnya digunakan untuk mengangkut barang-barang penting seperti tembakau, kopi, beras dan hasil perkebunan lainnya seperti teh dari Jember, Banyuwangi, Bondowoso dan Situbondo menuju pelabuhan Panarukan.

Pada masa Perang Kemerdekaan, Stasiun Bondowoso menjadi saksi bisu peristiwa Pembawa Maut. Kisah pemindahan 100 tawanan pejuang Indonesia dari Bondowoso ke Surabaya dengan kereta api.

Sayangnya, 46 pejuang tewas selama pemindahan. Kejadian ini tersebar luas di beberapa belahan dunia, mencemarkan posisi Belanda di mata dunia.

Stasiun Bondowoso, stasiun terbesar di Bondowoso, biasanya melayani KA lokal tujuan Jember dan Panarukan.

Namun pada tahun 2004 stasiun Bondowoso dan jalur Panarukan-Bondowoso dinonaktifkan.

Dengan tujuan untuk melestarikan dan mengenang nilai-nilai kepahlawanan para pejuang yang gugur dalam peristiwa kepahlawanan “Gerbong Maut” dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Stasiun Bondowoso telah disulap menjadi museum. Peresmian dilakukan pada 17 Agustus 2016 bertepatan dengan hari ulang tahun Indonesia ke-71 oleh Bupati Bondowoso, drs. H.Amin Said Husni.

Anda dapat melihat koleksi lokomotif tua dan gerbong penumpang yang telah dipugar dengan baik dan belajar tentang perkeretaapian di Jawa Timur dari artefak dan informasi yang ditampilkan di museum ini.

4. LawangSewu

Nama Lawang Sewu pasti sudah tidak asing lagi di telinga Anda. Bangunan bersejarah ini sering muncul di acara TV.

Lawang Sewu merupakan bangunan bersejarah milik KAI yang pada awalnya digunakan sebagai kantor pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).

Gedung Lawang Sewu dibangun secara bertahap, dengan bangunan utama dimulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907.

Sedangkan bangunan tambahan dibangun sekitar tahun 1916 dan selesai pada tahun 1918.

Gedung ini dirancang oleh seorang arsitek terkenal dari Delft, Belanda, yaitu Prof. Jakob F. Klinkhamer dan BJ Ouendag, arsitek di Amsterdam.

Kedua arsitek merancang bangunan Lawang Sewu dan memimpin pembangunan dari Belanda dengan membuat semua gambar dan mengirimkan semua laporan.

Kantor pusat NISM adalah salah satu kantor modern pertama yang didirikan di Indonesia. Dengan menggunakan galeri eksterior, bangunan ini sangat cocok untuk iklim tropis. Arsitektur bangunan memiliki karakter yang sangat bijaksana dan berbeda.

Di bangunan utama terdapat jendela kaca patri yang dibuat oleh seniman JL. Schouten dari studio ‘t Prinsenhof di Delft.

Salah satu ornamen kaca patri berupa roda terbang yang melambangkan kejayaan kereta api pada masa itu

Nama Lawang Sewu merupakan julukan dalam bahasa Jawa yang berarti gapura seribu sebagai representasi karena memiliki jumlah gapura yang sangat banyak walaupun jumlahnya tidak mencapai seribu.

Saat ini gedung Lawang Sewu digunakan sebagai museum yang menampilkan berbagai koleksi sejarah perkeretaapian di Indonesia.

Koleksi yang dipamerkan antara lain koleksi Alkmaar, mesin Edmonson, mesin hitung, mesin tik, replika lokomotif uap, sekuritas dan lain-lain.

Lawang Sewu menyajikan proses pemugaran gedung Lawang Sewu yang terdiri dari foto, video dan bahan pemugaran. Di dekat pintu keluar terdapat perpustakaan yang berisi buku-buku di kereta api.

Selain sebagai tempat wisata sejarah, Gedung Lawang Sewu juga bisa disewa untuk pameran, ruang pertemuan, pemotretan, syuting film, pernikahan, festival, bazaar, pentas seni, workshop, dll

Ini setidaknya 4 museum yang dikelola oleh KAI. Menarik bukan?

Mengunjungi museum-museum ini adalah cara sempurna untuk mempelajari lebih lanjut tentang sejarah perkeretaapian Indonesia.

Vice President Humas KAI, Joni Martinus, mengatakan, Museum KAI memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk bernostalgia dan memahami pentingnya perkeretaapian dalam sejarah dan perkembangan ‘Indonesia.

Dengan koleksi unik dan pengetahuan yang dipamerkan, museum ini adalah tempat yang tepat untuk mengingat masa lalu, menghargai teknologinya, dan belajar tentang dampak kereta api di negara kita.

“Jika masyarakat tertarik dengan kereta api dan ingin mengetahui lebih jauh tentang sejarah perkeretaapian di Indonesia, kunjungi beberapa museum tersebut.

Pengunjung juga akan mengetahui bagaimana kereta api berperan penting dalam perjalanan sejarah dan mobilitas di Indonesia.”

tutup Joni.

Source: www.piknikdong.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button