Mengenal Gunung Semeru, gunung tertinggi di pulau Jawa, yang dikenal di Jawa sebagai "Paku Bumi". - WisataHits
Jawa Timur

Mengenal Gunung Semeru, gunung tertinggi di pulau Jawa, yang dikenal di Jawa sebagai “Paku Bumi”.

KOMPAS.com – Gunung Semeru merupakan gunung berapi tertinggi di pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 m di atas permukaan laut.

Selain itu, Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi keempat di Indonesia setelah Gunung Jayawijaya, Gunung Kerinci dan Gunung Rinjani.

Baca Juga: Temui Gunung Bromo, Gunung Suci dengan Pemandangan Matahari Terbit Yang Mempesona

Maka tak heran jika Gunung Semeru masuk dalam jajaran Tujuh Puncak Indonesia dan sering dikunjungi pendaki lokal maupun internasional.

Gunung Semeru memiliki puncak yang disebut Puncak Mahameru dengan kawah yang disebut Jonggring Saloko.

Baca Juga: 27 Gunung di Jawa Timur, Lengkap dengan Lokasi dan Ketinggiannya

Mitos asal usul Gunung Semeru tertuang dalam kitab Tantu Panggelaran yang menyebutkan bahwa Gunung Semeru merupakan bagian dari Gunung Meru di India.

Puncak Gunung Meru dijadikan oleh Dewa Brahma dan Dewa Wisnu untuk menjadi “paku bumi” bagi pulau Jawa yang saat itu masih terombang-ambing dan terombang-ambing seperti terombang-ambing di lautan luas.

Baca Juga: Beberapa Fakta Tentang Jembatan Kaca Seruni Point di KSPN Bromo-Tengger-Semeru

Situs Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten yaitu Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Secara astronomis, letak Gunung Semeru berada di antara 8°06′ Lintang Selatan dan 112°55′ Bujur Timur.

Gunung Semeru juga merupakan bagian dari suaka margasatwa yang dikelola oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Gunung Semeru menyemburkan lava pijar terlihat dari Desa Sumber Mujur, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (12/11/2021).  Hasil pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa pada 10 Desember pukul 12.00 hingga 18.00 WIB, terjadi 2 kali hembusan gempa dengan amplitudo 2 mm dan durasi 30-35. detik setiap 6 jam.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Gunung Semeru meletuskan lava pijar terlihat dari Desa Sumber Mujur, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (12/11/2021). Hasil pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa pada 10 Desember pukul 12.00-18.00 WIB terjadi 2 kali hembusan gempa dengan amplitudo 2mm setiap 6 jam, berlangsung 30-35 detik.

Ciri dan Sejarah Erupsi Gunung Semeru

Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Semeru merupakan stratovolcano dengan kubah lava.

Sebagai gunung berapi aktif, letusan Gunung Semeru umumnya berupa letusan abu vulkanik dan jenis strombolian.

Ketika terjadi letusan eksplosif biasanya diikuti oleh semburan awan panas yang mengalir ke lembah-lembah yang dikenal dengan Wedhus Gembel.

Menurut situs Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejarah letusan Gunung Semeru tahun 1818-1913 tidak banyak terdokumentasikan.

Kemudian tercatat aktivitas vulkanik panjang pada tahun 1941-1942, saat itu letusan mencapai lereng timur dengan ketinggian 1.400-1.775 meter, sementara material vulkanik menumpuk di Pos Irigasi Bantengan.

Kegiatan berturut-turut tercatat pada tahun 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955-1957, 1958, 1959 dan 1960.

Pada tanggal 1 Desember 1977, terjadi longsoran lahar yang menimbulkan awan panas longsor hingga jarak 10 km di Besuk Kembar dan Besuk Kobokan.

Volume endapan material vulkanik mencapai 6,4 juta m3, dimana persawahan, jembatan dan rumah warga di wilayah terdampak rusak.

Aktivitas vulkanik terus berlanjut dan tercatat selama periode 1978-1989.

PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada tahun 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007, dan 2008.

Pada tahun 2008, Gunung Semeru mencatat beberapa letusan, antara 15 Mei dan 22 Mei 2008.

Pada tanggal 22 Mei 2008, terjadi empat kali longsoran awan panas yang turun ke kawasan Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 meter.

Selain itu, pada 4 Desember 2021 terjadi letusan Gunung Semeru yang menyemburkan awan panas yang mengakibatkan Desa Curah Roboan, Kecamatan Pronojiwo dan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, mengakibatkan korban jiwa.

Selain itu, sejak Januari hingga Oktober 2022, Gunung Semeru telah mengalami sekitar 20 kali letusan.

Yang perlu diwaspadai selain letusan adalah hujan dan aliran lahar yang sering terjadi di lereng Gunung Semeru.

Aktivitas Gunung Semeru saat ini tergolong fluktuatif, sehingga statusnya masih pada Level III (siaga) pada Oktober 2022.

Aktivitas kawah Gunung Semeru di Lumajang masih meresahkan, Kamis (8/4/2022)KOMPAS.com/Miftahul Huda Aktivitas kawah Gunung Semeru di Lumajang masih fluktuatif, Kamis (8/4/2022)

Jalur pendakian Gunung Semeru dimulai dari Pos Desa Ranu Pani (2.100m dpl), dimana pendaki harus melakukan check-in.

Dari Ranu Pane, pendaki akan trekking sekitar 10km ke Ranu Kumbolo (2.390m) untuk berkemah dan mengisi kembali persediaan air.

Kemudian perjalanan dilanjutkan melalui Bangkit Cinta, melewati Oro-oro Ombo, Cemoro Kandang, Jambangan, hingga Kalimati (3.200m).

Setelah Kalimati pos selanjutnya adalah Arcopodo, jalur vegetasi.

Setelah melewati Arcopodo, pendaki bisa bersiap menuju puncak atau mendaki ke puncak Gunung Semeru.

Sebagai catatan, pendaki yang mencapai puncak Mahameru perlu mewaspadai awan panas dan hembusan gas beracun yang keluar dari Kawah Jonggring Saloka.

Sunrise di Ranu Kumbolo, Gunung Semeru.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Matahari terbit di Ranu Kumbolo di Gunung Semeru.

Pendaki yang ingin mengunjungi Gunung Semeru harus melakukan registrasi online melalui halaman 3 (tiga) hari sebelum hari pendakian (H-3).

Selain memastikan jadwal pendakian dan ketersediaan kuota, pendaki Gunung Semeru juga harus memenuhi persyaratan tambahan yang diperlukan selama masa pandemi.

Waktu check-in pendaki Gunung Semeru di kantor Ranupani Resort adalah dari pukul 08:00 hingga 14:00 WIB dan waktu keberangkatan maksimal adalah pukul 15:00 WIB.

Waktu selesai pendakian (check out) bagi pendaki Gunung Semeru adalah pukul 08:00 – 16:00 WIB di kantor Ranupani Resort.

Dikenakan tiket masuk untuk setiap pendaki di area TNBTS, yaitu:
1. Pendaki domestik dikenakan biaya Rp 19.000 di hari biasa dan Rp 24.000 di hari libur.
2. Pendaki asing akan dikenakan biaya Rp 210.000 pada hari biasa dan Rp 310.000 pada hari libur.

Tempat wisata di sekitar Gunung Semeru

Destinasi wisata di jalur Gunung Semeru sebelah Puncak Mahameru adalah Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, Padang Rumput Jambangan, Oro-Oro Ombo, Cemoro Kandang, Kalimati dan Arcopodo.

Untuk berkemah di kawasan TNBTS, pengunjung dapat menggunakan fasilitas di Bumi Perkemahan Cemoro Lawang, Nongkojajar, Ranu Pani, Ranu Kumbolo, dan Ranu Darungan.

Gunung Semeru tidak hanya menarik sebagai kawasan pendakian, tetapi juga menawarkan berbagai tempat wisata alam yang bisa dikunjungi.

Destinasi wisata non pendakian di Gunung Semeru antara lain Air Terjun Coban Pelangi, Air Terjun Sumber Pitu, Air Terjun Tumpak Sewu, Air Terjun Coban Srengenge, Hutan Pinus Semeru, Candi Jawar, Candi Samudro dan masih banyak lagi.

Sumber:
vsi.esdm.go.id
magma.esdm.go.id
bnpb.go.id
the7summitsindonesia.com
tribunnewswiki.com
kompas.com (Penerbit: David Oliver Purba, Rachmawati)

dapatkan pembaruan pesan yang dipilih dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Jom join grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu join. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button