Bunga Kopi, Inovasi Banyuwangi Kembangkan Ekonomi Kopi Rakyat - WisataHits
Jawa Timur

Bunga Kopi, Inovasi Banyuwangi Kembangkan Ekonomi Kopi Rakyat

TIME INDONESIA, BANYUWANGI – Dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk kopi, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur menghadirkan inovasi “Bunga Kopi”. Gagasan Divisi Perkebunan dan Hortikultura Pemkab Banyuwangi dari Pertanian dan Pangan berfokus pada pengembangan kopi celup.

Program Bimbingan Teknis (Bimtek) baru ini dilakukan di Lego Coffee Tour di Kecamatan Lerek, Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro pada Kamis (11/8/2022).

Kegiatan yang diikuti para petani kopi ini dipimpin oleh Djoko Soemarno peneliti Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka Indonesia) dan Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi Ilham Juanda. SP, M.Tr.IP

Dalam paparannya, Ilham Juanda menyampaikan bahwa Banyuwangi memiliki potensi kopi yang luar biasa. Bukan hanya produksi yang melimpah. Namun dunia internasional juga telah mengakui kualitas kopi Banyuwangi.

Kembange-Kopi-c.jpgSuasana Bimbingan Teknis Inovasi “Kembange Kopi” yang diselenggarakan oleh Dinas Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi. (Foto: Dokumentasi TIMES Indonesia)

Sayangnya, potensi besar ini belum berdampak signifikan terhadap kesejahteraan petani kopi di Bumi Blambangan. Jadi salah satu alasan mengapa petani kopi di Banyuwangi masih menjual hasil panennya dalam bentuk buah kopi adalah karena mereka tidak memiliki produk yang bernilai tambah.

Di sisi lain, konsumen di Indonesia lebih cenderung memilih produk kopi instan yang dikemas dalam sachet siap seduh. disebut juga kopi pabrik.

Fenomena inilah yang melatarbelakangi lahirnya inovasi “Kembange Kopi” yang merupakan singkatan dari “Kiat Membangun Ekonomi Kopi Rakyat”.

“Inovasi ini akan dilakukan dengan mengoptimalkan penanganan panen dan pasca panen, serta menyediakan unit pengolahan panen kopi agar petani dapat menghasilkan produk kopi instan lokal yang siap diseduh dalam karung,” ujar Ilham Juanda.

Sebagai tujuan inovasi, lanjutnya, ada 5 poin. Pertama, meningkatkan produktivitas perkebunan kopi yang dikelola petani. Meningkatkan kualitas hasil kopi melalui perlakuan pasca panen dan unit pengolahan kopi yang terstandar. Meningkatkan branding melalui sertifikasi IG (Geographical Indication) untuk kopi Banyuwangi. Menyebarkan unit pemrosesan panen kopi untuk memungkinkan petani menghasilkan produk kopi instan lokal yang siap diseduh dalam kantong.

Terakhir, diharapkan inovasi “Kembange Kopi” dapat meningkatkan konsumsi kopi lokal Banyuwangi.

Untuk memastikan terobosan tersebut, Dinas Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi akan melanjutkan dalam bentuk bimbingan teknis budidaya kopi untuk meningkatkan produktivitas kopi masyarakat. Termasuk peningkatan branding kopi dengan sertifikasi IG (Indikasi Geografis) dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

“Kami juga memberikan saran teknis dan unit pengolahan kopi, alat pengemasan untuk pemasaran,” katanya.

Agar produk kopi bag benar-benar berkualitas, kopi tersebut juga dibudidayakan sesuai dengan GAP (Good Agriculture Practices) dan SOP (Standard Operating Procedures) yang telah ditetapkan. Kerjasama dengan Puslitbang Indonesia dan pemangku kepentingan terkait.

Djoko Soemarno, SP, MP peneliti Puslitkoka Indonesia mengaku sangat mengapresiasi inovasi Coffee Flower. Menurutnya, program tersebut akan berdampak positif terutama dalam meningkatkan kesejahteraan petani kopi.

“Jelas akan menambah nilai kopi yang berasal dari tanah rakyat atau bukan dari perkebunan,” katanya.

Ia mengaku sangat optimis dengan keberhasilan program tersebut. Mengingat kualitas kopi Banyuwangi, sudah dikenal secara internasional. Selama ini kopi belum dikelola secara optimal oleh perkebunan petani. Untuk kopi dari perkebunan, pengelolaannya masih dilakukan sesuai standar.

“Dengan meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen kopi, yang kemudian dilakukan dengan pengemasan yang baik, produk kopi instan untuk usaha kecil dapat bersaing di pasar,” kata Djoko.

“Tentunya efek positifnya akan meningkatkan kesejahteraan petani kopi,” imbuhnya.

Tentu saja, ketika program itu mendapat dukungan penuh dari pemerintah, masih Djoko, dari sisi kesehatan juga membaik. Selain itu, program inovasi “Kembange Kopi” bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk kopi instan lokal. Yaitu produk kantong kopi yang diekstrak dari biji kopi asli dan tidak menggunakan esens atau perasa kopi apapun.

**)

Dapatkan update informasi pilihan harian dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Suka, klik tautan ini dan bergabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: www.timesindonesia.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button