Menari diiringi alat musik langka Belgia di Jatim Park 3 - WisataHits
Jawa Timur

Menari diiringi alat musik langka Belgia di Jatim Park 3

BATU, Tugumalang – Museum Musik Dunia di East Java Park 3, Kota Batu, Jawa Timur bisa menjadi pilihan wisata Anda. Tidak hanya bersenang-senang, berwisata ke sana akan menambah khazanah pengetahuan tentang seni musik untuk Anda dan keluarga.

Di Museum Musik Dunia, Anda dapat melihat secara langsung berbagai bentuk alat musik langka dari berbagai benua. Salah satunya adalah alat musik klasik dari Belgia, buatan tahun 1978. Namanya Decap Dance Organ 105 Keys.

alat musikOrgan Tari Decap 105 Kunci, salah satu alat musik langka dari koleksi Museum Musik Dunia Jatim Park. Hanya ada 5 di dunia. Foto/Azmy

Alat musik ini lebih mirip kotak musik (music box) atau pemutar kaset, tetapi ukurannya besar. Perbedaan ukuran karena alat musik ini menghadirkan berbagai alat musik seperti kendang, xylophone, akordeon, synthesizer hingga terompet.

Berbagai alat musik ini tampak bermain sendiri karena memanfaatkan tenaga angin, yang kemudian memutar kaset rekaman dari gulungan kertas. Jadi begitu kaset dimainkan, alat musik ini bergerak secara otomatis.

“Ini menggunakan tenaga angin. Di Belgia, alat musik ini justru dihadirkan sebagai pengiring di pesta dansa,” kata Manajer MMD Nia Hapsari, Minggu (9/4/2022) di tugumalang.id.

Salah satu pengunjung menikmati alunan musik Decap Dance Organ 105 Keys yang seolah bermain sendiri. Foto/Azmy

Alat musik ini cukup langka karena hanya ada 5 di dunia. Salah satunya di Indonesia, di MMD. Alat ini diproduksi sebelum tahun 1978 oleh PVBA Gebroeders Decap Antwerp, milik tiga bersaudara di kota Antwerp, Belgia.

Selain Decap Dance, kamu juga bisa mencoba sensasi memainkan sejumlah alat musik langka, seperti B. Alphorn, terompet tradisional Swiss dengan panjang sekitar 3 meter. Ada juga akordeon untuk Guzheng dari Cina. “Ghuzeng adalah sejenis alat musik petik seperti kecapi,” jelasnya.

Aneka koleksi fonograf dan gramofon antik di lantai 3 Jatim Park World Music Museum 3. Foto/Azmy

Selain itu, Anda juga akan melihat banyak koleksi fonograf dan gramofon di sana. Kedua alat musik ini merupakan penemuan terbaru Thomas Alva Edison di era 1877, kemudian dikembangkan menjadi gramofon oleh Alexander Graham Bell.

“Semuanya disertakan, mulai dari kotak musik hingga corong suara. Beberapa alat musik yang kami miliki masih bisa dimainkan,” kata Nia sambil memainkan salah satu gramofon.

Nuansa musim klasik di lantai 3 Jatim Park semakin lengkap dengan kehadiran Luciano Pavarotti dalam versi patung lilin. Luciano Pavarotti sendiri adalah penyanyi opera tenor terkenal Italia yang lahir pada 12 Oktober 1935.

Aneka koleksi fonograf dan gramofon antik di lantai 3 Jatim Park World Music Museum 3. Foto/Azmy

Patung lilin Luciano Pavarotti dihadirkan dalam pose sambil menunjukkan dirinya mengarahkan paduan suara. Sangat cocok untuk menjadi subjek selfie Anda dengan ribuan koleksi alat musik klasik.

Nia mengatakan World Music Museum sengaja dibuat agar masyarakat pecinta musik secara luas dapat belajar tentang musik dari waktu ke waktu. Dari prasejarah hingga pergantian milenium.

“Kami mencoba merepresentasikan semuanya, baik dari alat musiknya maupun dari cerita sejarahnya. Pengunjung juga dapat mencoba berbagai alat untuk dimainkan,” katanya.

Seorang pengunjung mencoba memainkan alphorn, alat musik tiup tradisional Swiss, di Jatim Park World Music Museum 3. Foto/Azmy

Sementara itu, salah satu pengunjung, Priya Kirana, 22, mengaku puas dengan semua materi edukasi musik yang dihadirkan di museum. “Menurut saya sangat penting, ya. menciptakan pendidikan. Ternyata sejarah musik itu panjang dan terus berkembang hingga saat ini. Musisi dulu memainkan peran yang sangat penting, ”katanya dengan antusias.

Dari patung lilin, memorabilia, dan ribuan alat musik yang dipajang di sana, ia menyadari bahwa musik berkembang begitu pesat. “Ini sangat mendidik dan memperkaya pengetahuan musik saya. Senang berada di sini sambil berjalan-jalan,” katanya.

Reporter: Ulul Azmy
Penerbit: jatmiko

Source: tugumalang.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button