Malioboro hanya pajangan, tapi kok bisa menampung jutaan orang? - WisataHits
Yogyakarta

Malioboro hanya pajangan, tapi kok bisa menampung jutaan orang?

Malioboro hanya pajangan, tapi kok bisa menampung jutaan orang?

KORANNTB.com – Setiap wisatawan yang ke Jogjakarta pasti tidak akan melewatkan jalan-jalan di Malioboro. Wisata yang selalu ramai di malam hari ini memiliki magnet yang mampu menarik banyak orang untuk berkunjung.

Melihatnya, Malioboro hanyalah sekumpulan pertokoan di kiri-kanan jalan yang terbentang dari Tugu Jogja hingga Titik Nol Kilometer. Tapi kalau soal keramaian, tidak ada yang bisa mengalahkan Malioboro yang selalu ramai setiap harinya.

Malioboro tumbuh subur dengan pedagang yang didominasi oleh pedagang pakaian. Kini para pedagang sudah tertata lebih rapi dan telah dibuatkan tempat di Teras II, tempat berdagang para pedagang. Sebelumnya juga ada Teras I yang letaknya tak jauh dari titik nol kilometer.

Mengapa Malioboro selalu Terlalu penuh?

Pada tahun 2022, kunjungan wisatawan ke Yogyakarta mencapai 7 juta orang. Sebagian besar wisatawan mengunjungi Malioboro.

Malioboro selalu dipadati pengunjung karena menjadi pusat berbagai aktivitas warga Jogja. Mulai dari UMKM, kuliner, budaya, kreatifitas anak muda hingga atraksi dan hiburan lainnya.

Untuk menikmati Gudeg khas Jogja Anda bisa membelinya di Malioboro. Kuliner lain seperti sate bakar juga bisa disantap di sana. Pedagang sate keliling akan menghubungi Anda untuk membeli dagangannya. Begitu juga dengan penjaja minuman yang berjalan menembus keramaian Malioboro.

Jika Anda sedang mencari kaos Jogja, datang saja ke Malioboro. Hanya dengan modal Rp 100.000 kamu bisa mendapatkan enam sampai tujuh kaos. Sangat murah bukan? Untuk kaos dengan bahan yang bagus berkisar antara Rp 70 – Rp 80.000.

Selain kaos, Malioboro juga lengkap dengan daster, tie-dye jogja, baju anak, blangkon, dan lain-lain yang harganya relatif murah. Anda bisa membelinya di Teras I, Teras II, pasar malam atau toko-toko yang semuanya berada di Malioboro.

Hiburan juga bisa ditemukan di sana, mulai dari angklung yang dipimpin oleh para wanita muda yang menari di jogja hingga musik jalanan.

Untuk naik becak motor harganya cukup murah, sekitar Rp10.000-25.000, Anda bisa diantar ke Pabrik Bakpia Pathok yang super enak dan fresh dibuatnya.

Hanya saja mengendarai dokar atau menunggang kuda agak tertib. Anda tidak bisa hanya memilih pertunjukan. Di sana tertata rapi, kalau mau pakai dokar harus sewa yang depan. Khusus untuk pertunjukan, mereka diatur satu demi satu dan pengunjung harus mengemudi atau menyewa pertunjukan pertama.

Ada beragam pilihan hiburan di Malioboro. Wahana Rumah Hantu yang seru juga tersedia di sana. Hanya dengan Rp 35.000 kamu bisa menguji nyali untuk memasuki rumah hantu yang banyak hantunya. Pada prinsipnya, hantu tidak boleh difilmkan atau disentuh. Hantu juga tidak diperbolehkan menyentuh pengunjung.

Jalur hiburan berfokus di Malioboro. Itu, tentu saja, membawa begitu banyak orang ke sana. Selain itu, di Malioboro ada car free day setiap pukul 18.00 WIB, sehingga tidak ada kendaraan yang bisa melewatinya. Hanya becak motor, becak, sepeda atau bus wisata yang bisa masuk.

Jika membawa uang tunai Rp 500.000, Anda sudah bisa puas mencicipi aneka kuliner, menikmati hiburan, dan membeli oleh-oleh di Malioboro. (merah)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button