Magister Agribini pada Magang Agriwisata Unud di La Fresa Kintamani
Mahasiswa Magister Agribinis pada Praktikum Agrowisata Unud di La Fresa Kintamani. Sumber foto: spesial
BALIPORTALNEWS.COM, BANGLI – Mahasiswa Magister (S2) Agribisnis Fakultas Pertanian Unud melakukan magang lapangan di La Fresa Strawberry Agrotourism di Desa Belancan, Kintamani-Bangli. Sebanyak 10 mahasiswa mata kuliah Agrowisata Berbasis Budaya (MK) mengunjungi La Fresa untuk mengumpulkan data studi kasus pada Jumat (14/10).
Menurut koordinator mahasiswa, Jefri Jitron Karmau menjelaskan sajian agrowisata berbasis budaya yang diajarkan oleh Prof.DR.Ir. I Gede Pitana, M.Sc (Koordinator Pendukung) Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ‘metode kasus’. Siswa ditugaskan untuk memeriksa data dan menganalisisnya berdasarkan teori dan konsep yang dibahas di kelas. Dijelaskan, fakultas lain yang terlibat dalam pengajaran MK, antara lain Dr. orang Irlandia IGA Oka Suryawardani, M.Mgt., Ph.D., Dr. I Ketut Surya Diarta, SP., MA dan Dr. Saya memiliki Sarjana, SP., M.Sc.
“Sebelum kunjungan lapangan, kami membuat panduan wawancara untuk dapat menggali data sesuai dengan rumusan masalah studi kasus yang telah kami sepakati bersama,” kata Jefri.
Panduan wawancara disepakati dengan sembilan temannya yaitu I Gusti Agung Ari Bawarta, Putu Zanes Costalina Ge’I, Chrisdayanthy Lumbansiantar, Dimas Mandala Putra, Ni Luh Ayu Rayka Nilamsari, Putu Putri Kusumawicitra, I Wayan Agung Hardita, Ni Nyoman Alit Purnami dan Mika Damayanti Pasaribu.
Rombongan mahasiswa Magister Agribisnis disambut oleh Manajer Agrowisata Strawberry Kris Indra Sanjaya yang menjelaskan sejarah dan perkembangan agriwisata secara gamblang dan lugas.
La Fresa mulai mengembangkan kebun stroberi seluas 5 hektar di desa Belancan pada tahun 2019. Tahap awal kebun strawberry hanya memasukkan 500 pohon sebagai uji coba atau studi kelayakan.
“Begitu teknik budidaya yang tepat ditemukan, maka ditanam dalam jumlah besar,” kata Alumni Agribisnis, sebuah universitas di Salatiga, Jawa Tengah ini.
Kris menambahkan, pihaknya tidak hanya menganalisis aspek agroekoteknologi, tetapi juga melakukan penetrasi pasar dengan meluncurkan produk di supermarket, hotel, dan kafe. Langkah ini sangat efektif, terbukti produk strawberry segar dan olahan (jus) sudah diadopsi oleh sejumlah perusahaan. Ada 12 perusahaan di Bali dan 16 perusahaan di Surabaya yang dipasok stroberi La Fresa.
Pemuda asal Lampung ini berbicara tentang pengembangan agrowisata sebagai diversifikasi produk La Fresa. Tujuannya adalah untuk bertukar pengalaman tentang budidaya kebun strawberry dan pengenalan tanaman strawberry kepada wisatawan.
“Ini Agroeduwisata, wisatawan bisa memilih dua paket wisata yang ditawarkan yaitu Paket A seharga Rp100.000 dan Paket B seharga Rp50.000. Saya berharap dengan dibukanya La Fresa Strawberry Garden sebagai agrowisata, wisatawan yang berkunjung ke Kintamani akan memiliki banyak peluang,” kata Kris.
Ia menambahkan, pihaknya telah menyiapkan 15 tenaga terampil yang memahami budidaya dan pengolahan pasca panen stroberi untuk melayani wisatawan.
Dr. I Made Sarjana, SP., M.Si yang mendampingi para mahasiswa menyampaikan salam dan bangga atas keberadaan La Fresa Agritourism. “
Pengembangan agrowisata ini telah membuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Model bisnis pertanian seperti ini perlu dikembangkan,” kata akademisi Origin Mengani Kintamani.
Ia menambahkan, pihaknya telah melakukan dialog dengan sejumlah pekerja La Fresa, umumnya dari Desa Belancan. Para pekerja mengaku sangat senang mendapatkan pekerjaan sejak awal.
Sementara itu, salah satu siswa, Putri Kusumawicitra, mengaku mendapat pengalaman berharga. Kelompoknya tidak hanya mendapatkan data tentang bisnis agrowisata, tetapi mereka juga dapat mencicipi produk stroberi di tengah kebun stroberi. Ia juga mengaku senang jalan-jalan di kebun strawberry dan membuat konten media sosial. (unud.ac.id/bpn)
Source: baliportalnews.com
