Lihat koleksi barang antik di Kampoeng Heritage Kajoetangan - WisataHits
Jawa Timur

Lihat koleksi barang antik di Kampoeng Heritage Kajoetangan

WAKTU INDONESIA, MALANG – Desa bertema adalah salah satu tujuan wisata di kota Malang. Salah satu desa wisata yang sedang hangat diperdebatkan adalah Kampoeng Pusaka Kajoetangan. Desa bertema ini mengusung konsep old school atau kembali ke jaman dahulu.

Ide Kampoeng Heritage Kajoetangan datang dari Kelompok Sadar Wisata (PokDarWis) Kota Malang. Desa bertema ini didirikan untuk merevitalisasi dan melestarikan warisan budaya di Desa Talun dan kawasan Kayutangan kota Malang. Suasana jadul semakin terlihat dengan hadirnya tempat pameran koleksi barang antik karya Achmad Ircham.

Pengelola Kampoeng Heritage Kajoetangan menjelaskan, koleksi barang antik ini sudah berlangsung sejak 1985. Sebagai seorang fotografer, Achmad Ircham awalnya mengumpulkan barang-barang antik ini untuk studio fotonya. Seiring waktu koleksinya terus bertambah, ia menggunakan apartemennya sebagai tempat foto dan menunjukkan koleksi barang-barang jadulnya.

Koleksi barang antik saat ini dibuka untuk umum. Dimulai dengan kamera analog jadul, vinil atau catatan, 74 sepeda motor Vespa, jam antik, 70 sepeda motor Honda, catatan antik, alat perekam, dan banyak interior dan eksterior rumah berasal dari tahun 70-an, bahkan tahun 60-an.

Kampoeng-Heritage-Kajoetangan-2.jpgFoto koleksi kamera analog Achmad Ircham (Foto: Ibrahim Asmorodina/TIMES Indonesia)

“Kebanyakan koleksi pribadi gan, jadi saya mulai mengoleksi analog sekitar tahun 90-an,” kata Achmad Ircham saat ditemui, Senin (12/9/2022).

Achmad Ircham mengatakan koleksinya tidak hanya dari Malang tetapi juga dari luar kota. Mulai dari barang antik dari kalimantan sampai sumatera ada. Meski koleksi barang antik di sini sangat banyak, hobi dan proses mengoleksi yang dilandasi passion ini memang tak bisa dipungkiri bila bisa menjadi sumber penghasilan.

Achmad Ircham mengungkapkan, alasannya menandai suatu barang antik atau tua adalah untuk mengidentifikasi track record barang tersebut, berapa jumlahnya di dunia, di mana membelinya, berapa banyak tangan yang harus dicari. Komunitas memainkan peran yang sangat besar dalam pengumpulan barang antik.

“Anak muda zaman sekarang bisa mengalahkan yang lebih tua dalam hal mencari barang emas ya karena kecanggihan teknologi ya barang antik, dan terkadang anak muda mendapatkan informasi dengan sangat cepat,” kata Achmad Ircham ketika ditanya tentang proses pengumpulan barang antik.

Setiap hari rumahnya menjadi spot foto tua-muda, mahasiswa dan juga model majalah. Bukan hal yang aneh jika acara berlangsung di gang AR. Hakim-hakim ini, seperti B. acara pertunjukan akustik, festival pedagang kaki lima dan peragaan busanadan acara Kakang Mbakyu Malang juga mengadakan acara yang berlangsung di depan rumah pria yang akrab disapa Pak I’Ing ini.

Dalam hal penataan ratusan koleksinya, dia mencari di mana melalui lensa fotografer sudut atau sudut gambar dan volume atau kombinasi warna pada foto yang akan diambil.

“Kalau dilihat sendiri makna dan susunannya mungkin tidak jelas, tapi kalau difoto jadi bagus banget,” kata Achmad Ircham.

Nawak Jadoel bisa mengunjungi rumah koleksi antik ini di Jalan AR. Hakim, Taloen Es, Kampoeng Heritage Kajoetangan yang hanya seharga Rp 10.000 rupiah untuk mengabadikan momen dan ada juga kopi Tulup yang bisa dihidangkan bersama menu pecel Madura, kue lekker dan masih banyak jajanan kuno lainnya yang bisa dinikmati tanpa mengeluarkan banyak biaya, hingga Rp20.000.

**)

Dapatkan update informasi harian terpilih dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Suka, klik tautan ini dan bergabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: www.timesindonesia.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button