Lawan kecanduan gadget dengan permainan tradisional - WisataHits
Jawa Timur

Lawan kecanduan gadget dengan permainan tradisional

Bisakah Praktek Tradisional Menghentikan Kecanduan Gadget Anak? Atau, jika pertanyaan itu dianggap mubazir, apakah permainan tradisional bisa mengurangi waktu anak bermain gadget? Ketika pertanyaan itu diajukan kepada Karina Aliya Afandi, 12, jawabannya adalah, “Mungkin, meski butuh perjuangan panjang.”

Namun putra pasangan tersebut, Leo Christian Afandi dan Sherly Setiono, optimis jika tradisi tersebut terus digalakkan, bisa menjadi ikon potensial untuk mengurangi kecanduan anak-anak terhadap gadget. Bahkan jika dapat diperluas menjadi gerakan nasional, permainan tradisional dapat menjadi alternatif yang lebih positif untuk kegiatan anak-anak.

Karina Aliya Afandi di sela-sela anak-anak bermain dolanan tradisional. Foto: Spesial

“Bayangkan kalau ada lomba permainan tradisional untuk anak SD dan SMP se-Indonesia, pasti seru. Misalnya, ada minggu dolanan tradisional di seluruh Indonesia pada waktu yang sama di setiap sekolah, diadakan secara teratur pada waktu-waktu tertentu, lama-lama anak-anak akan menyukainya. Kemudian, iseng-iseng, jadi kegiatan alternatif,” kata siswa kelas 7 dari Elyon School Surabaya ini.

Dari awal acara hingga pemilihan pemenang, lanjutnya, direkam, diunggah ke media sosial, kemudian disebut-sebut ke Mendiknas bahkan Presiden. “Jika Anda bisa, itu bagus. Konten media sosial kami positif, anak-anak kreatif dan dapat terhubung dengan teman-teman mereka dengan cara yang lebih alami, “katanya.

Inilah misi-misi yang akan membawa Karina ke babak grand final seleksi Puteri Anak Indonesia 2022. Karina ingin menghidupkan kembali permainan tradisional sebagai kegiatan alternatif bagi anak-anak di tengah kecanduan anak-anak terhadap gadget. Varietas tradisional seperti holahop, slebor-sleboran, egrang dan cublak-cublak-suweng ingin diperkenalkan kembali kepada anak-anak untuk melestarikannya.

Keinginannya yang kuat untuk mengajak anak-anak Indonesia kembali mencintai permainan tradisional didorong oleh misinya yang dalam semangat “Saya anak Indonesia, saya cinta Indonesia”. Dengan semangat tersebut, Karina juga mengajak anak-anak Indonesia untuk belajar dan mencintai pariwisata di tanah air.

Karina Aliya Afandi, Finalis Grand Final Pemilihan Puteri Anak Indonesia 2022. Foto: Courtesy

Menurutnya, banyak tempat wisata yang layak dikunjungi di Jawa Timur. Kepada rekan-rekannya, ia merekomendasikan objek wisata edukasi seperti Museum Tugu Pahlawan untuk lebih mengenal era perjuangan kemerdekaan yang lama. Selain itu, dia juga menyebutkan destinasi Bukit Jedih dan Pantai Tengket di Madura yang pemandangannya masih alami.

Selain itu, Karina juga memiliki minat khusus dalam aksi intimidasi yang terus menganiaya anak-anak Indonesia. Dia tidak ingin salah satu temannya menjadi objek Penindasan.

“Memang benar, saya ingin kita semua menghindari bullying, terutama rekan kerja saya, karena itu destruktif. Saya menyiapkan skrip melalui Anti intimidasi putra,” katanya.

Semua topik yang disajikan ini akan dibawakan oleh Karina dalam Grand Final Pemilihan Puteri Anak Indonesia 2022. Karina tidak mau memakai tangan kosong saat bertanding dengan peserta lain dari seluruh Indonesia.

“Saya punya misi yang jelas, untuk tanah air saya, untuk anak-anak Indonesia. Mungkin ini dipandang sebagai mimpi kosong bagi sebagian orang. Tapi saya dengan tulus ingin memberikannya kepada tanah air saya Indonesia,” katanya.

Ya, Karina akan mewakili Jawa Timur dalam pemilihan Puteri Anak Indonesia 2022. Grand final dijadwalkan berlangsung pada 3 November 2022 di Gedung Smeco Sme Tower, Jl Gatot Subroto Jakarta. Nantinya, Karina akan bersaing dengan sekitar 39 dari 16 provinsi di Indonesia.

Karina diutus mewakili Jatim di tingkat nasional setelah berhasil menyisihkan calon lain dalam pemilihan kepala daerah Puteri Anak di Jatim beberapa bulan lalu. Dengan kecerdasan dan kepercayaan diri yang kuat, Karina ingin berkontribusi untuk kemenangan Jawa Timur.

Tentu saja, semua keterampilan dan bakat yang dibutuhkan untuk memenangkan kejuaraan sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Dimulai dengan literasi untuk memperkaya wawasan, berlatih menyanyi, kelas modeling, menari dan lainnya.

Meski telah dikaruniai berbagai keterampilan dan bakat, Karina tetap mengharapkan dukungan dan doa dari masyarakat Jawa Timur. Tak lupa, Karina juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, sekolah, saudara dan semua pihak yang telah mendukung kami selama ini. Mereka antara lain Brigjen Slamet Hadi Supraptoyo, Wakapolda Jatim, Wiwiek Widayati, Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Surabaya, dan Letjen Letjen TNI Soeharto, Panglima Korps Marinir.

Atas segala doa dan dukungannya, Karina berjanji: “Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mengecewakan masyarakat Jawa Timur.” (cus/ipg)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button