Kronologi Tragedi Paiton, Kecelakaan Maut Tewaskan Siswa - WisataHits
Yogyakarta

Kronologi Tragedi Paiton, Kecelakaan Maut Tewaskan Siswa

SuaraSoreang.id – Kecelakaan maut yang terjadi 19 tahun lalu pada tanggal 8 Oktober 2003 menjadi salah satu tragedi paling memilukan dalam sejarah transportasi di Indonesia.

Disebut tragedi Paiton karena kecelakaan ini terjadi di dekat PLTU Paiton, tepatnya di Jalan Raya Kecamatan Banyuglugur antara Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Probolinggo.

Bus wisata ini memuat 51 siswa dari Yapemda 1 Sleman, Yogyakarta beserta dua orang guru dan seorang pemandu wisata yang hendak pulang dari berwisata di Bali.

Berikut laporan kecelakaan maut yang kami rangkum dari Suara.com

Baca Juga: Lebih Seram dari Covid-19, Ini 5 Wabah Paling Mematikan di Dunia, 500 Juta Orang Meninggal

kronologi kecelakaan

Lokasi kecelakaan merupakan jalan yang cukup tinggi. Sedangkan sisi kiri dan kanan berupa perbukitan dan tumbuhan liar yang terbengkalai.

Kronologis kecelakaan: Bus wisata bersama mahasiswa ditabrak truk kontainer yang memotong jalur dari arah berlawanan dan menabrak bagian depan bus. Tak tanggung-tanggung, bagian belakang bus ditabrak truk Tronton.

Tangki bahan bakar truk Tronton pecah, menyebabkan percikan api yang akhirnya tumpah ke badan bus. Seluruh penumpang bus terbakar kecuali Kernet dan sopir bus yang berhasil melarikan diri.

kondisi di bus

Baca juga: 536 M, Tahun Paling Seram bagi Manusia untuk Hidup

Api yang menyebar begitu cepat di dalam bus tersebut, disebabkan oleh banyaknya bahan yang mudah terbakar di dalam bus, seperti tas dan karpet.

Banyak dari korban tewas ditemukan di bagian belakang bus. Saksi mata menduga para penumpang mencoba keluar melalui pintu belakang, yang tidak bisa dibuka.

Bus tersebut tidak dilengkapi dengan pemecah kaca, sehingga penumpang tidak bisa menyelamatkan diri saat bus terbakar. Berbeda dengan Kernet dan pengemudi yang berhasil kabur dengan melompat dari bus, kaca depan bus juga pecah.

proses evakuasi

Banyaknya korban jiwa membuat RS Situbondo terpaksa mengawetkan jenazah dengan balok es.

Jenazah juga ditempatkan di koridor rumah sakit karena kamar mayat tidak terlalu besar.

Kondisi mayat termasuk luka bakar parah dan bahkan bagian tubuh yang hilang, membuat identifikasi sulit dilakukan.

Itulah beberapa fakta terkait tragedi Paiton yang menjadi salah satu peristiwa kelam bagi transportasi Indonesia. Semoga para korban di sisinya beristirahat dalam damai.

Kontributor: Shafa Maura Zahwa

Source: www.suara.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button