Konservasi, transplantasi 50.000 terumbu karang - WisataHits
Jawa Tengah

Konservasi, transplantasi 50.000 terumbu karang

WONGSOREJO, Jawa Posradar Banyuwangi – Satu aktivitas, ribuan manfaat. Inilah yang dilakukan Kelompok Nelayan Samudra Bhakti dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bangsring di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Yakni dengan memulai program perlindungan terhadap 50.000 terumbu karang di kawasan bawah laut Bangsring (Bunder).

Metode yang digunakan adalah transplantasi terumbu karang. Kegiatan tersebut harus diselesaikan dalam waktu satu bulan. Tepatnya, hingga pertengahan November. Sebanyak 2.500 terumbu karang telah ditransplantasikan hingga Kamis (13 Oktober).

Jenis-jenis terumbu karang yang dibudidayakan adalah: Akropora. Ukuran terumbu karang yang digunakan dalam proses transplantasi berkisar antara 3 sentimeter (cm) hingga 5 cm.

Media transplantasi berbentuk kotak berukuran 30 cm kali 30 cm. Total media yang disiapkan mencapai 10.000 unit. Setiap media transplantasi memiliki lima buah tabung kecil yang berguna untuk mengikat terumbu karang.

Penempatan media pada area preservasi memiliki jarak antar media 50 cm. Semua media cangkok ditempatkan di zona inti yang memiliki luas 500 meter persegi.

FYI, zona inti merupakan zona yang berfungsi sebagai lokasi penelitian. Jadi, di area seluas 500 meter persegi, tidak ada aktivitas yang bisa merusak ekosistem di dalamnya.

Kepala Pokdarwis Bawah Laut Bangsring Wildan Sukirno menjelaskan, zona inti merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan penelitian saja dan dibiarkan alami. “Zona inti berguna untuk kegiatan penelitian karena ekosistem di sekitarnya tumbuh secara alami. Jika ada terumbu karang yang rusak dibiarkan saja dan dianalisa waktu yang dibutuhkan untuk berkembang kembali,” jelasnya.

Pria yang akrab disapa Sukir ini menambahkan, pengunjung bisa menikmati terumbu karang yang masih terjaga kelestariannya setelah dua tahun menanam. Namun, ia tidak memungkiri ada faktor lain yang bisa mempercepat proses pertumbuhan karang. “Kalau kondisi air bagus, pertumbuhan bisa terlihat dalam enam bulan,” tambahnya.

Sementara itu, salah satu anggota kelompok nelayan, Dimaswari, 34, mengaku menghadapi beberapa kendala selama proses konservasi. Antara lain waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan media cangkok cukup lama yaitu 1 minggu, tempat penjemuran tidak cukup luas, dan air pasang yang tinggi. “Kalau hujan dan air pasang, kami cukup bermasalah. Karena kegiatan hanya dilakukan pada hari kerja ketika akhir pekan digunakan untuk pariwisata,” pungkasnya. (cw4/sgt/c1)

Source: radarbanyuwangi.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button