Kerjasama Kesehatan dan Pariwisata, PERSI DIJ kembangkan wisata kesehatan • Radar Jogja - WisataHits
Jawa Tengah

Kerjasama Kesehatan dan Pariwisata, PERSI DIJ kembangkan wisata kesehatan • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) DIJ berupaya mengembangkan wisata kesehatan. Menanggapi meningkatnya masyarakat yang memilih berobat di luar negeri daripada di dalam negeri. Sektor pariwisata juga dikatakan bangkit kembali setelah dihantam pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.

Ketua PERSI DIJ Darwito menyatakan rumah sakit di Jogjakarta sudah memenuhi syarat. Keterampilan yang baik juga dikaitkan dengan tenaga kesehatan. Di sisi lain, sebagai kota pariwisata, Jogjakarta memiliki berbagai destinasi wisata.

Menurut dia, keduanya kemungkinan besar akan berkolaborasi dalam paket wisata. Tentunya dengan bekerja sama dengan berbagai pihak, antara lain wisatawan, rumah sakit, dokter, dan biro perjalanan.

“PERSI itu rumah sakit, ada dokternya. Agar kita bisa bekerja sama. Ibukota wisata alam Jogja adalah tempatnya, budaya adalah tempatnya. Kami hanya melakukan pemasaran. Semuanya harus disiapkan, salah satunya sudah memulai pilot project di RS Sardjito RS Ugm Panti Rapih. Orang-orang penting sekarang bisa sehat dan bahagia,” ujarnya saat ditemui di Pakuwon Mall Jogjakarta, Jumat (28/10).

Darwito menambahkan, salah satu bentuk kerjasama pariwisata dan kesehatan adalah pemanfaatan jamu di tingkat rumah sakit. Fungsinya untuk menemani penggunaan obat-obatan. Wujud memperkenalkan produk kesehatan dengan kandungan lokal berbasis budaya lokal.

Di satu sisi, Darwito menegaskan bahwa jamu tidak bisa menyembuhkan penyakit secara tuntas. Hal ini dikarenakan jamu masih efektif dalam meningkatkan kebugaran jasmani.

“Kami berharap pihak rumah sakit menggunakan obat herbal selain yang modern. Tetapi pengobatan modern juga tidak boleh diabaikan. Istilahnya obat tradisional. Kami terus mendorong kemajuan dalam teknologi medis. Jamu itu untuk kesehatan, kebugaran, bukan penyembuhan, dan potensi DIJ sangat besar,” katanya.

Direktur Dinas Pariwisata DIJ, Singgih Raharjo, menyambut baik kerja sama ini. Baginya, konsep wisata kesehatan di DIJ menawarkan kemungkinan yang sangat terbuka. Singgih mengatakan semua konsep pariwisata harus mengutamakan pelayanan dan keramahan.

Tak hanya itu, wisatawan juga harus mendapatkan kepastian harga. Hal ini membutuhkan peran dari Asosiasi Agen Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA). Persiapan dimulai dari tujuan fasilitas kesehatan, destinasi wisata dan harga.

“Kami di industri pariwisata bersedia berkolaborasi dalam menjahit kemasan yang menarik. Ekosistem perlu dibangun. ASITA perlu menghubungkan dokter, rumah sakit, hotel, turis dan kegiatan lain yang dapat mendukung penyembuhan,” katanya.

Singgih menambahkan, selama ini pihaknya telah bekerja sama dengan bidang kesehatan. Apalagi saat ada keadaan darurat di destinasi wisata. Ini juga termasuk pendidikan kesehatan bagi penduduk di lokasi wisata.

“Di bidang kesehatan, jika terjadi keadaan darurat, tim kesehatan terdekat akan segera merespon. Ini akan ditandatangani dengan kepala dinas kesehatan DIJ dan industri pariwisata gabungan, ”katanya. (isa/dwi)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button