Kelima negara G20 ini bekerja sama untuk membangun pusat pembuatan vaksin
BALI (ANTARA) – Lima negara yang tergabung dalam Forum Sektor Kesehatan G20 sepakat untuk bekerja sama membangun hub untuk pembuatan vaksin, perawatan dan diagnostik untuk menghadapi ancaman pandemi di masa depan.
“Dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi pandemi dan ancaman kesehatan global berikutnya, setiap negara, terlepas dari status ekonomi dan geografisnya, harus memiliki akses dan kapasitas untuk mengembangkan vaksin, terapi, dan diagnostik (VTD),” kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di agenda Konferensi Pers Kesehatan Kelompok Kerja (HWG) ke-3 di Nusa Dua, Bali, Senin.
Indonesia, Argentina, Brazil, India dan Afrika Selatan telah sepakat untuk bekerja sama sebagai semacam inisiatif untuk memperkuat pusat-pusat produksi dan mendirikan pusat-pusat penelitian global.
Baca juga: Menparekraf Pialang Wisata Sejarah di Pokja Pariwisata G20
Baca Juga: Kota Bogor Tunjukkan Keberhasilan Rencana Stimulus Hijau di G20
Ia mengatakan seluruh negara anggota G20 dan organisasi internasional terlibat dalam pelaksanaan program tersebut. Inisiatif ini berfokus pada pengembangan penelitian kesehatan dan kemampuan manufaktur di negara-negara berpenghasilan menengah.
Kerja sama tersebut dilatarbelakangi oleh kesenjangan kemampuan masing-masing negara G20 dalam menghadapi pandemi COVID-19, yang memperlambat kesiapsiagaan dan respons pandemi.
Menurut Budi, saat ini banyak platform teknologi yang dikembangkan untuk memproduksi vaksin, antara lain mRNA, vektor virus, adjuvanted protein subunit, dan vaksin inaktif, terutama yang berpotensi tinggi.
Baca Juga: Kota Bogor Raih Penghargaan Urban Farming di Forum U20
Namun, sebagian besar vaksin mRNA telah dikembangkan dan diproduksi oleh perusahaan farmasi di negara-negara berpenghasilan tinggi.
Menurutnya, transfer teknologi dan pengetahuan antar negara G20 diperlukan untuk meningkatkan akses global pengembangan pusat produksi farmasi.
Contoh yang berhasil adalah produksi molnupiravir sebagai antivirus oral untuk COVID-19 di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah, yang dimungkinkan oleh Fasilitas The Medicines Patent Pool (MPP).
“Model seperti itu penting untuk memungkinkan transfer teknologi untuk kesiapsiagaan pandemi,” katanya.
Source: megapolitan.antaranews.com